χ
2 hitung
=
i i
i
E E
O
Keterangan: O
i
= frekuensi observasi atau hasil pengamatan
E
i
= frekuensi ekspektasi
b Membandingkan nilai χ
2 hitung
dengan χ
2 tabel
pada derajat kebebasan dk = n – 1
dan taraf signifikansi α = 0,05, dengan kriteria sebagai berikut: Jika harga χ
2 hitung
χ
2 tabel
, maka data berdistribusi normal Jika harga χ
2 hitung
χ
2 tabel
, maka data berdistribusi tidak normal.
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki hasil yang homogen. Uji homogenitas dilakukan pada pasangan skor
pretest dan posttest. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a Menentukan varians. b Menghitung nilai F homogenitas dengan rumus
:
20
F = k
s b
s
2 2
Keterangan : s
2
b = Variansi yang lebih besar s
2
k = Variansi yang lebih kecil c Menentukan nilai homogenitas, jika F
hitung
F
tabel
maka data berdistribusi homogen.
b. Uji Hipotesis
Setelah persyaratan analisis dipenuhi, maka hipotesis diuji dengan uji-t pada taraf signifikansi α = 0,05. Uji-t ini digunakan untuk membandingkan dua kelompok
20
Ibid., h. 161.
yang berbeda, biasanya digunakan untuk membandingkan akibat dua perlakuan yang
dilakukan pada suatu penelitian. Uji-t yang digunakan adalah sebagai berikut:
a Menentukan Uji Statistik
21
t =
2 1
2 1
1 1
n n
dsg X
X
dengan
2 1
1
2 1
2 2
1 1
n n
V n
V n
dsg
Keterangan: N
1
= Jumlah sampel kelompok 1 N
2
= Jumlah sampel kelompok 2 V
1
= Varians data kelompok eksperimen 1 sd
1 2
V
2
= Varians data kelompok kontrol 1 sd
2 2
dsg = nilai deviasi standar gabungan
1
X = rata-rata data kelompok 1
2
X = rata-rata data kelompok 2 b Rumusan Hipotesis dan Kriteria Pengujian
Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: H
o
, µ
A
≤ µ
B
Ha, µ
A
µ
B
Keterangan: µ
A
: Nilai rata-rata hasil belajar Fisika yang telah diajarkan dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL µ
A
: Nilai rata-rata hasil belajar Fisika yang diajarkan dengan
metode demonstrasi.
21
Ibid., h. 161-162.
Nilai t pada uji hipotesis kemudian dikonsultasikan pada tabel distribusi t pada taraf signifikansi tertentu. Tingkat signifikan yang diambil
dalam penelitian ini dengan derajat keyakinan 95 , α = 5 dan dk = n
1
+ n
2
– 2 dengan kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut: Jika t
hitung
≤ t
tabel
maka H
o
diterima dan H
a
ditolak. Jika t
hitung
t
tabel
maka H
o
ditolak dan H
a
diterima. Dengan demikian terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching
and Learning CTL terhadap hasil belajar Fisika.
2. Teknik Analisis Data Nontes
Data hasil observasi akan dianalisis dengan analisis deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang aktivitas siswa pada
kelompok yang diberi perlakuan dengan penerapan pendekatan kontekstual Untuk mengetahui data aktivitas siswa selama berlangsung, rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
22
Nilai =
100
diharapkan yang
total skor
atau ideal
Skor didapat
yang total
Skor
Data yang diperoleh kemudian dikonversi ke dalam bentuk kriteria nilai presentasi yang diklasifikasikan atas dasar tingkat sebagai berikut:
81 – 100 : baik Sekali
61 – 80 : baik
41 – 60 : cukup
21 – 40 : kurang
– 20 : sangat kurang
22
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet. 13, h. 133.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Penulis memberikan perlakuan yang berbeda
kepada kedua kelas. Kelas eksperimen belajar dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL, sedangkan kelas kontrol belajar menggunakan
metode demonstrasi. Konsep fisika yang diambil adalah Wujud zat dan perubahannya.
Sebelum memberikan perlakuan kepada kedua kelompok, peneliti memberikan pretest sehingga kesamaan kemampuan awal kedua kelompok dapat
diketahui. Soal pretes terdiri dari 21 butir pilihan ganda dengan 4 empat alternatif jawaban. Setelah kedua kelompok diberikan perlakuan pembelajaran
yang berbeda, penulis memberikan posttest dengan soal yang sama pada soal pretest. Soal pretest maupun posttest yang diberikan merupakan instrumen tes
yang sebelumnya telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya, sehingga instrumen tes tersebut layak digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa. Hasil belajar akhir siswa posttest akan dianalisis untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL terhadap hasil belajar fisika. Data hasil belajar fisika dilengkapi dengan
data pendukung yaitu berupa hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Berikut ini adalah perolehan hasil pretest dan posttest yang didapat
dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hasil pengujian prasyarat analisis data, hasil analisis data, dan hasil observasi aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung. Berikut adalah tabel sebaran nilai pretest dan posttest distribusi dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Distribusi Sebaran Nilai Siswa
N Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Pretest
Postest Pretest
Postest 1.
10 30
20 2.
29 10
60 25
3. 29
13 63
27 4.
32 13
67 32
5. 36
16 67
47 6.
39 19
68 50
7. 41
36 70
63 8.
41 38
72 65
9. 42
38 72
67 10.
42 38
74 69
11. 43
40 74
69 12.
49 41
79 69
13. 49
41 80
69 14.
49 43
80 71
15. 52
43 80
72 16.
52 47
83 72
17. 54
47 85
74 18.
58 49
89 74
19. 60
51 91
78 20.
61 52
98 83
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan pretest kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yang terdiri dari 20 siswa, diperoleh data dalam bentuk diagram
frekuensi sebagai berikut:
1
Gambar 4.1. Diagram Batang Hasil Pretest Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
1
Perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran C.1.1.
Dari data tabel dan diagram batang di atas, hasil pretest untuk kelompok eksperimen yaitu: sebanyak 1 siswa atau sebesar 5 mendapatkan skor terendah
pada interval 0 – 9. Skor terbanyak berada pada interval 41 - 50 yaitu 8 siswa atau
sebesar 40 , dan skor tertinggi berada pada interval 51 – 61 sebanyak 6 siswa
atau sebesar 30 . Untuk kelompok kontrol, sebanyak 2 siswa atau sebesar 10 mendapatkan skor terendah yaitu pada interval 0
– 10. Skor terbanyak berada pada interval 41
– 50 yaitu 8 siswa atau sebesar 40 , dan skor tertinggi berada pada interval 51
– 61 sebanyak 2 siswa atau sebesar 10 . Hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam bentuk
pemusatan data berupa rata-rata mean, nilai tengah median, skor terbanyak yang diperoleh siswa modus dan standar deviasi, dapat dilihat pada tabel dan
diagram di bawah ini.
2
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil
Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No. Interval
Frekuensi Kelompok
Eksperimen Persentase
Frekuensi Kelompok
Kontrol Persentase
1 0 - 10
1 5
2 10
2 11 - 20
4 20
3 21 - 30
2 10
4 31 - 40
3 15
4 20
5 41 - 50
8 40
8 40
6 51 - 61
6 30
2 10
Jumlah Σ 20
100 20
100
2
Perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran C.1.2.
Adapun distribusi frekuensi hasil pretest kelompok eksperimen dan kontrol terlihat pada diagram dibawah ini adalah:
Gambar 4.2. Diagram Batang Pemusatan Data Hasil Pretest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, pemusatan data hasil pretest untuk kelompok eksperimen yaitu: skor terbesar 61 dan skor terkecil 0, rata-rata
mean sebesar 44,35, median sebesar 39,5, modus sebesar 46 dan standar deviasi sebesar 12,96. Untuk kelompok kontrol diperoleh skor terbesar 52 dan skor
terkecil 10, rata-rata mean sebesar 31,65, median sebesar 17,5, modus sebesar 21,6 dan standar deviasi sebesar 10,94.
2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Dari hasil perhitungan posttest kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yang terdiri dari 38 siswa, diperoleh data dalam bentuk diagram batang
sebagai berikut:
3
3
Perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran C.1.3.
Gambar 4.3. Diagram Batang Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Berdasarkan diagram batang di atas, hasil posttest untuk kelompok eksperimen yaitu: sebanyak 1 siswa atau sebesar 5 mendapatkan skor terendah
pada interval 13 – 26. Skor terbanyak berada pada interval 69 – 82 yaitu 9 siswa
atau sebesar 45, dan skor tertinggi berada pada interval 83 – 98 sebanyak 5
siswa atau sebesar 25. Untuk kelompok kontrol, sebanyak 2 siswa atau sebesar 10 mendapatkan skor terendah yaitu pada interval 13
– 26. Skor terbanyak berada pada interval 69
– 82 yaitu 10 siswa atau sebesar 50, dan skor tertinggi berada pada interval 83
– 98 sebanyak 1 siswa atau sebesar 5. Hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam bentuk
pemusatan data berupa rata-rata mean, nilai tengah median, skor terbanyak yang diperoleh siswa modus dan standar deviasi, dapat dilihat pada table dan
diagram batang di bawah ini.
4
4
Perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran C.1.4.
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No. Interval
Frekuensi Kelompok
Eksperimen Persentase
Frekuensi Kelompok
Kontrol Persentase
1 13 - 26
1 5
2 10
2 27 - 40
2 10
3 41 - 54
2 10
4 55 - 68
5 25
3 15
5 69 - 82
9 45
10 50
6 83 - 98
5 25
1 5
Jumlah Σ 20
100 20
100 Adapun distribusi frekuensi hasil pretest kelompok eksperimen dan
kontrol terlihat pada diagram dibawah ini adalah:
Gambar 4.4. Diagram Batang Pemusatan Data Hasil Posttest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Dari tabel dan diagram batang di atas, pemusatan data hasil posttest untuk kelompok eksperimen yaitu: skor terbesar 98 dan skor terkecil 35, rata-rata
mean sebesar 75,1, median sebesar 76,5, modus sebesar 85,95 dan standar deviasi sebesar 13,16. Untuk kelompok kontrol diperoleh skor terbesar 83 dan
skor terkecil 20, rata-rata mean sebesar 59,4, median sebesar 69,08, modus sebesar 70,11 dan standar deviasi sebesar 12,07.
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi pemusatan data hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pretest
– Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Pretest
Posttest Pretest
Posttest
Nilai Tertinggi 61
98 52
83 Nilai Terendah
61 20
20 Mean
44,35 75,1
31,65 59,4
Median 39,5
76,5 17,5
69,08 Modus
46 85,95
21,6 70,11
Standar Deviasi 13,80
12,68 11,14
9,88
3. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Tes
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Chi-Kuadrat pada taraf signifikansi 0,05, kriterianya adalah : X
2 hitung
≤ X
2 tabel
: H
o
diterima X
2 hitung
X
2 tabel
: H
o
ditolak Dengan diterimanya H
o
berarti data penelitian berdistribusi normal, sedangkan jika H
o
ditolak berarti data penelitian tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
5
5
Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada lampiran C.2.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data
Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Statistik Eksperimen
Kontrol Pretest
Posttest Pretest
Posttest
N 20
20 20
20
X
44,35 75,1
31,65 59,4
S 12,96
13,16 10,94
12,07 χ
2 hitung
9,12 5,33
9,18 4,052
χ
2 tabel
9,488 9,488
9,488 9,488
Kesimpulan Normal
Normal Normal
Normal Dari tabel Hasil uji normalitas di atas dapat disimpulkan bahwa data hasil
pretest maupun posttest kedua kelompok berdistribusi normal karena memenuhi
kriteria yaitu
χ
2 hitung
χ
2 tabel
.
b. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel kelompok dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas. Pengujian homogenitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan berdasarkan uji kesamaan
varians kedua kelas, menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengujian yaitu: jika F
hitung
F
tabel
maka data dari kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen. Hasil uji homogenitas pretest dan
posttest kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah in:
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest
– Posttest Statistik
Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol
Eksperimen Kontrol
S
2
167,96 119,68
173,18 145,68
F
hitung
1,403 1,188
F
table
1,79 1,79
Kesimpulan Homogen
Homogen Dari tabel di atas, untuk data pretest didapat F
hitung
= 1,79 dan data posttest didapat F
hitung
= 1,188, sedangkan F
tabel
= 1,79. Dari kedua data tersebut
dadapatkan F
hitung
F
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa data dari kedua sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.
6
4. Hasil Pengujian Analisis Data Tes
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa data kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, sehingga
pengujian data pretest dan posttest kedua kelas dapat diteruskan pada analisis data berikutnya, yaitu uji hipotesis menggunakan uji “t” dengan kriteria pengujian
sebagai berikut: Jika t
hitung
t
tabel
: H
o
diterima, H
a
ditolak Jika t
hitung
t
tabel
: H
o
ditolak, H
a
diterima Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh t
hitung
untuk nilai pretest sebesar 1,15 dan t
hitung
nilai posttest sebesar 1,78. Pada taraf signifikansi 0,05 dan dk = 38, diperoleh nilai t
tabel
= 1,6681. Berikut adalah tabel pengujian hipotesis hasil pretest dan posttest.
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest
7
Statistik Pretest
Posttest Eksperimen
Kontrol Eksperimen
Kontrol N
20 20
20 20
X
44,35
31,65
75,1 59,4
S
2
167,96 119,68
173,18 145,68
t
hitung
1,15 1,78
t
tabel
1,6681 1,6681
Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan
Terdapat perbadaan
Dari tabel di atas, pada nilai pretest tampak bahwa nilai t
hitung
t
tabel
yaitu 1,15 1,6681 sehingga hipotesis nol H
o
diterima dan hipotesis alternatif H
a
ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas VII.D sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII.T
sebagai kelompok kontrol. Dengan demikian, kedua kelas memiliki kemampuan yang homogen dan kedua kelas ini layak dijadikan sebagai sampel penelitian.
Berbeda dengan hasil perolehan pretest, nilai posttest kedua kelompok setelah diberikan perlakuan yang berbeda tampak bahwa nilai t
hitung
t
tabel
, yaitu
6
Perhitungan lengkap uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran C.3.
7
Perhitungan lengkap uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran C.4.