IPS SMP Kelas IX
167 2. Pemberontakan PKI dan Konflik Dalam Negeri
Doktrin komunis adalah merebut kekuasaan negara yang sah dengan cara apa pun. Setiap peluang dan kesempatan yang ada akan
digunakan oleh orang-orang komunis untuk mengembangkan ideologinya. Mereka akan menjalankan aksinya bagaimanapun kondisi
yang dihadapi bangsa. Ini harus kita pahami dan waspadai bersama. Coba buka kembali sejarah pergerakan bangsa. Saat pergerakan
nasional tengah berkembang, PKI mengadakan pemberontakan pada tahun 19261927. Organisasi pergerakan lainnya pun terkena
dampaknya. Saat itu, pemerintah Belanda sangat menekan kaum pergerakan.
a. Pemberontakan PKI Madiun
PKI berkembang pesat sekitar tahun 1948. Bangsa Indonesia baru merapatkan barisan untuk menghadapi agresi Belanda. PKI
membentuk Front Demokrasi Rakyat FDR yang terdiri atas PKI, Partai Sosialis, PBI, Pesindo, dan SOBSI. Front ini di bawah Amir
Sjarifuddin. Mereka merongrong keutuhan bangsa. PKI me- mobilisasi kaum buruh dan rakyat untuk mengadakan pemogokan
di berbagai daerah di Indonesia. 1 Musso dan Perubahan Gerakan PKI
Gerakan PKI semakin radikal setelah Musso kembali dari Moskow
Uni SovietRusia pada bulan Agustus 1948. Musso bermukim di
Moskow sejak tahun 1926. Dia mengadakan perombakan di tubuh
PKI dengan membentuk Politbiro PKI. Musso berpendapat bahwa
hanya orang-orang PKI yang bisa menyelesaikan revolusi. Musso
menempatkan orang-orang baru seperti D.N. Aidit, M.H. Lukman,
Njoto, dan Sudisman.
Setahap demi setahap, Musso menyerang beragam kebijakan pemerintahan Kabinet Hatta. Musso kemudian
menyampaikan gagasan-gagasannya melalui rapat-rapat raksasa. Pada tanggal 20 Agustus 1948 berlangsung rapat
raksasa yang dihadiri 50.000 orang di Yogyakarta. Musso mengemukakan pentingnya mengganti Kabinet Presidensial
menjadi Kabinet Front Nasional. Kata Musso, demi kepenting- an revolusi nasional maka Indonesia harus menggalang kerja
sama dengan dunia internasional Soviet.
Sumber: www.kitlv.nl
▲ ▲
▲ ▲
▲ Gambar 6.14
Musso bersama kader PKI.
Di unduh dari : Bukupaket.com
168
IPS SMP Kelas IX
Hatta tetap menjalankan kebijakan rasionalisasi Angkatan Perang, meskipun mendapat serangan PKI. Rasionalisasi itu
bertujuan menyingkirkan unsur-unsur revolusioner dan progresif dalam kalangan militer serta mempersiapkan militer
dalam menghadapi perundingan mengenai militer dengan Belanda. Kabinet Hatta mendapat dukungan dari Masyumi
dan PNI serta beberapa badan perjuangan. Musso sangat keberatan dengan kebijakan Hatta karena banyak kadernya
yang bersenjata akan terkena dampaknya.
2 Proklamasi Republik Soviet Indonesia
Konflik ideologis antara PKI dan TNI yang didukung beragam elemen perjuangan meningkat tajam pada
tahun 1948. Berbagai insiden terjadi antara TNI dan PKIFDR. PKI dihadang TNI Divisi Siliwangi di bawah Kolonel
A.H. Nasution di Surakarta. PKI kemudian mundur ke Madiun dan mengadakan pemberontakan tanggal
18 September 1948. Pemberontakan ditandai dengan proklamasi berdirinya Republik Soviet Indonesia. Kolonel
Djokosuyono diangkat sebagai Gubernur Militer Madiun. Letnan Kolonel Dahlan sebagai komandan komando per-
tempuran. PKI menguasai Madiun dan menduduki radio Gelora Pemuda.
Propaganda dan provokasi pun dilakukan PKI. Mereka mengatakan tentara TNI sebagai kepanjangan tangan
kolonial. Kabinet Hatta mereka sebut akan menjual tanah air dan bangsa kepada Belanda. Demikianlah, PKI senantiasa
memprovokasi rakyat agar menentang pemerintahan yang sah.
3 Penumpasan PKI Madiun
Pada tanggal 19 September 1949 sekitar dua ratus kader PKI ditangkap
di Yogyakarta. Bung Karno kemudian berpidato untuk mengecam pem-
berontakan Musso. Beliau meminta kepada rakyat agar bergabung dengan-
nya dan Bung Hatta. Penumpasan kemudian dilakukan pemerintah
dengan Gerakan Operasi Militer I. Penumpasan dilakukan oleh TNI
dari Divisi Siliwangi.
Sumber: www.kitlv.nl
▲ ▲
▲ ▲
▲ Gambar 6.15
Musso setelah tertembak.
Di unduh dari : Bukupaket.com
IPS SMP Kelas IX
169
Dalam waktu dua minggu, Kota Madiun berhasil direbut kembali dari tangan PKI. Aidit dan Lukman melarikan diri
ke Vietnam dan Cina. Musso akhirnya tewas tertembak tanggal 31 Oktober 1948. Amir Sjarifuddin dan sekitar tiga ratus
pendukungnya ditangkap oleh Divisi Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948. Penangkapan kader-kader PKI pun dilakukan
pemerintah.
Pemberontakan PKI Madiun di bawah Musso pun gagal. Keinginan untuk mendirikan negara Republik Soviet
Indonesia bisa dipadamkan oleh persatuan TNI dan rakyat. Namun, ideologi komunisme yang dibawa PKI masih laten
di Indonesia.
b. Pemberontakan APRA