Pemberontakan G 30 S PKI

IPS SMP Kelas IX 177 Biro Khusus menyarankan kepada pimpinan PKI D.N. Aidit untuk mengadakan perebutan kekuasaan pemberontakan. Hal ini diputuskan dalam rapat pimpinan biro tersebut pada bulan Agustus 1965. Keputusan itu ditindaklanjuti dengan rapat rahasia secara maraton. No. Kegiatan Rapat HasilKeputusan 1. 6 September 1965 Dihadiri para perwira dan membahas situasi umum serta antisipasi sakitnya Bung Karno. Sjam melontarkan isu Dewan Jenderal yang akan kudeta. Sjam menyarankan Aidit untuk men- dahului melakukan kudeta. 2. 9 September 1965 Membahas kesepakatan untuk melakukan kudeta, strategi yang akan digunakan, dan pembagian tugas pasukan. 3. 13 September 1965 Konsolidasi di rumah Kolonel A. Latief. 4. 15 September 1965 Konsolidasi di rumah Kolonel A. Latief. 5. 17 September 1965 Konsolidasi di rumah Kolonel A. Latief. 6. 19 September 1965 Di rumah Sjam saat Mayor Sigit tidak menemukan bukti adanya Dewan Jenderal. Ia kemudian tersingkir dari PKI. 7. 22 September 1965 Dilaksanakan di rumah Sjam dan diputuskan sasaran gerakan kudeta dengan membentuk Pasukan Pasopati menculik para jenderal, Pasukan Bimasakti Gedung RRI dan Tele- komunikasi, dan Pasukan Gatotkaca meng- amankan Lubang Buaya. 8. 24 September 1965 Di rumah Sjam. 9. 26 September 1965 Di rumah Sjam. 10. 29 September 1965 Di rumah Sjam dan memutuskan memberi nama gerakannya sebagai Gerakan 30 September. Sumber: Sejarah Nasional Indonesia Setelah melalui serangkaian rapat, PKI kemudian mengambil keputusan akhir. Keputusannya adalah komandan gerakan dijabat Letkol Untung Komandan Batalion I Resimen Cakrabirawa. Resimen ini sehari-hari bertugas mengawal presiden.

a. Pemberontakan G 30 S PKI

PKI kemudian benar-benar melakukan pemberontakan dan pengkhianatan kepada bangsa Indonesia. Operasi pemberontakan dipimpin oleh Letkol Untung dengan melibatkan satu batalion Divisi Diponegoro dan Divisi Brawijaya. Mereka dibantu oleh Pemuda Rakyat PKI. Pusat gerakan di Lubang Buaya, dekat Halim Perdanakusuma. Di unduh dari : Bukupaket.com 178 IPS SMP Kelas IX PKI kemudian berhasil menculik dan membunuh para perwira TNI AD. Mereka adalah Letjen Ahmad Yani, Mayjen R. Soeprapto, Mayjen Harjono M.T., Mayjen S. Parman, Brigjen D.I. Pandjaitan, dan Brigjen Soetojo Siswomihardjo. Jenderal A.H. Nasution berhasil meloloskan diri. Namun, putri- nya Irma Suryani Nasution dan ajudan- nya Lettu Pierre Andries Tendean tewas tertembak. Korban PKI lainnya adalah Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun yang mengawal rumah Wakil Perdana Menteri II dr. J. Leimena. Selain melakukan pembunuhan, PKI juga merebut RRI Pusat dan gedung Telekomunikasi di Jalan Medan Merdeka. Keduanya digunakan Letkol Untung untuk menyiarkan pengumuman G 30 S. Pukul 07.20 WIB Letkol Untung mengumumkan bahwa gerakan mereka ditujukan kepada Dewan Jenderal yang katanya mau melakukan perebutan kekuasaan. Namun, kedok mereka terbongkar pada siang harinya pukul 13.00 WIB. Pemberontakan PKI juga berlangsung di Jawa Tengah dipimpin oleh Kolonel Sahirman Asisten I Kodam VII Diponegoro. Setelah menguasai Markas Kodam VIIDiponegoro, mereka merebut RRI, telekomunikasi, dan Korem-Korem di Jawa Tengah. Korem 071Purwokerto dikuasai Letkol Soemitro, Korem 072Yogyakarta dikuasai Mayor Mulyono, Korem 073 Salatiga dikuasai Letkol Idris, dan Brigif 6 dikuasai oleh Kapten Mintarso. Akibat pemberontakan ini, Danrem 072 Kolonel Katamso dan Kasrem 072 Letkol Sugiyono diculik dan dibunuh secara keji. PKI juga membunuh para perwira TNI AD di lingkungan Brigade Infanteri 6Surakarta dan merebut RRI, telekomunikasi, bank negara, dan mendukung G 30 SPKI. Rakyat Surakarta benar-benar ketakutan dengan teror PKI. Sumber: www.panyingkul ▲ ▲ ▲ ▲ ▲ Gambar 6.28 Tujuh pahlawan revolusi pada monumen Lubang Buaya. Foto: Puguh S. ▲ ▲ ▲ ▲ ▲ Gambar 6.29 Patung Kolonel Katamso dan Letkol Sugiyono di monumen Kentungan. Di unduh dari : Bukupaket.com IPS SMP Kelas IX 179

b. Penumpasan G 30 SPKI