IPS SMP Kelas IX
23
Jepang kemudian membentuk pe- merintahan pendudukan militer di
Indonesia. Pemerintahan militer di- pegang oleh Gunseikan dan membawahi
empat bu departemen. Jepang menge- luarkan Undang-Undang No. 27 Tahun
1942 yang membagi Jawa menjadi tujuh belas syu keresidenan. Syu dibagi
menjadi beberapa syi kota praja dan ken kabupaten. Ken meliputi beberapa gun
kewedanan. Gun dibagi ke dalam son kecamatan, dan son dibagi lagi dalam
ku desa.
3. Pengaruh Kebijakan Pemerintah Pendudukan Jepang
Jepang menduduki dan menjajah Indonesia sejak jatuhnya Tarakan tanggal 11 Januari 1942 hingga 15 Agustus 1945. Selama itu, Jepang
berhasil mengeksploitasi penduduk dan tanah Indonesia, lengkap dengan sumber daya alamnya.
a. Kehidupan Ekonomi Zaman Jepang
Indonesia disebut Jepang dengan To Hindo sudah lama diincar bala tentara Jepang. Alasannya adalah melimpahnya
sumber daya manusia dan sumber daya alam. Hal ini sangat penting untuk mendukung kepentingan perang Jepang. Pada masa
pendudukan Jepang, perekonomian Indonesia bercorak ekonomi perang. Cirinya adalah adanya pengaturan, pembatasan, dan
penguasaan faktor-faktor produksi oleh pemerintah militer. Pemerintah pendudukan segera mengambil alih seluruh kegiatan
ekonomi dan pembangunan.
Pemerintah pendudukan Jepang kemudian mengeluarkan Undang-
Undang No. 22 Tahun 1942. Isinya menyatakan bahwa pemerintah militer
Gunseikan langsung mengawasi perkebunan. Perkebunan yang tidak
mempunyai kaitan dengan perang ditutup. Sebaliknya, perkebunan karet,
gula, teh, jarak, dan kina terus diberdaya- kan untuk perang. Komoditas ini sangat
mendukung Jepang terutama dalam menyiapkan akomodasinya.
Sumber: swaramuslim.net
▲ ▲
▲ ▲
▲ Gambar 1.24
Kemenangan tentara Jepang dijadikan propaganda di Indonesia.
Sumber: farm3.static.flickr
▲ ▲
▲ ▲
▲
Gambar 1.25
Perkebunan teh di Malabar pada zaman Jepang.
Di unduh dari : Bukupaket.com
24
IPS SMP Kelas IX
Dalam bidang perbankan, Jepang melikuidasi bank-bank peninggalan
Belanda. Hal ini dilakukan setelah bank- bank tersebut membayar utang. Jepang
kemudian mendirikan bank seperti Yokohama Ginko, Mitsui Ginko, Taiwan
Ginko, dan Kana Ginko. Jepang me- ngeluarkan uang baru untuk menutup
defisit akibat pembangunan bidang militer. Perekonomian penduduk
lumpuh karena dikorbankan demi ”Kemakmuran Bersama Asia Timur
Raya”. Penduduk dimobilisasi untuk menyerahkan hasil bumi dan tenaganya.
Akibatnya, kekurangan gizi dan ke- sengsaraan merajalela di berbagai daerah.
b. Kehidupan Sosial Zaman Jepang
Pemerintah pendudukan militer Jepang menerapkan beberapa kebijakan dalam rangka kepentingan perang. Jepang melarang
seluruh kebudayaan Barat. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan bahasa
Belanda. Jepang juga menghapuskan sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial pada era penjajahan Belanda. Pendidikan
zaman Jepang antara lain: 1 Kokumin Gakko atau Sekolah Rakyat lama studi enam tahun.
2 Shoto Chu Gakko atau Sekolah Menengah Pertama lama studi
tiga tahun. 3 Koto Chu Gakko atau Sekolah Menengah Tinggi lama studi
tiga tahun. 4 Pendidikan kejuruan bersifat vokasional seperti pertukangan,
pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian. 5 Pendidikan tinggi.
Pendidikan zaman Jepang bercirikan militerisme. Siswa setiap pagi harus
menyanyikan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo, mengibarkan bendera Jepang
Hinomaru dan menghormat Kaisar Jepang Seikirei. Mereka juga harus
melakukan Dai Toa, yaitu sumpah setia pada cita-cita Asia Raya dan wajib
melakukan senam Jepang Taiso serta latihan fisik kemiliteran.
Sumber: Album Perang Kemerdekaan
▲ ▲
▲ ▲
▲
Gambar 1.26
Uang terbitan pemerintah Jepang.
Sumber: www.kitlv
▲ ▲
▲ ▲
▲
Gambar 1.27
Pelajar zaman Jepang.
Di unduh dari : Bukupaket.com
IPS SMP Kelas IX
25
Para guru dididik dengan Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan
semangat Jepang. Selain itu, juga mengikuti indoktrinasi ideologi Hakko
Ichiu. Mereka harus bisa memahami dan menerapkan bahasa, sejarah, dan adat
istiadat Jepang. Guru-guru zaman Jepang juga diajari ilmu bumi dan olahraga serta
nyanyian Jepang.
Para pemuda dan orang tua di- wajibkan mengikuti romusha untuk
mengerjakan proyek Jepang atau medan perang. Ribuan romusha dikerahkan
dari Pulau Jawa ke luar Jawa, bahkan ke luar wilayah Indonesia. Jepang meng-
gunakan cara paksa, setiap kepala daerah harus menginventarisasikan jumlah
penduduk usia kerja. Data inilah yang akan dijadikan romusha.
Ribuan romusha dari berbagai daerah di Indonesia dikirim ke berbagai medan
perang. Beberapa romusha yang masih hidup sempat melancarkan protes
kepada pemerintah Jepang. Atas ke- kejaman bala tentara Jepang selama
Perang Dunia II, PM Jepang Jurichiro Koizumi. Pada tahun 2005 sempat minta
maaf kepada negara-negara Asia.
Para pemuda potensial yang ada di desa, direkrut ke dalam lembaga semimiliter Jepang. Di bawah Sendenbu bagian
propaganda, mereka antara lain dimasukkan dalam lembaga sebagai berikut.
1 Seinendan yaitu tenaga cadangan
untuk pertahanan jika diserang tentara Sekutu.
2 Keibodan yaitu organisasi bersenjata bedil kayu dan bambu yang menjaga
keselamatan desa. 3 Pembela Tanah Air PETA yaitu
tentara sukarela dengan senjata senapan dengan pendidikan militer
dan politik.
Sumber: upload.wikipedia
▲ ▲
▲ ▲
▲ Gambar 1.30
Tentara PETA zaman Jepang.
Sumber: swaramuslim.net
▲ ▲
▲ ▲
▲
Gambar 1.29
Bung Karno sedang mengerahkan Romusha.
Sumber: www.kitlv.nl
▲ ▲
▲ ▲
▲ Gambar 1.28
Latihan baris-berbaris zaman Jepang.
Di unduh dari : Bukupaket.com
26
IPS SMP Kelas IX
4 Heiho yaitu prajurit pembantu bala tentara Jepang. 5 Fujinkai yaitu perkumpulan wanita untuk memobilisasi
pengumpulan bantuan logistik perang.
c. Pergerakan Kebangsaan Zaman Jepang