Macam Serat Serat 1. Pengertian

32 Penentuan AKG dipengaruhi oleh umur, gender, aktivitas fisik, dan kondisi fisik seseorang Almatsier S, 2004 : 296. Angka kecukupan gizi yang telah ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM tahun 2007, nilai acuan gizi untuk kelompok konsumen umum produk makanan adalah kebutuhan energi sebesar 2000 kal, lemak total 62 g, lemak jenuh 18 g, protein 60 g, karbohidrat 300 g, dan serat makanan sebesar 25 g. Ada beberapa kegunaan angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah berfungsi sebagai berikut. 1. Untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui konsumsi makanan bagi penduduk atau golongan masyarakat tertentu yang didapat dari hasil survey atau makanan. 2. Untuk merencanakan pemberian makanan tambahan balita maupun untuk perencanaan institusi. 3. Untuk merencanakan penyediaan pangan tingkat regional maupun nasional. 4. Untuk patokan label gizi makanan yang dikemas apabila perbandingan dengan angka kecukupan gizi diperlukan. 5. Untuk bahan pendidikan gizi. Perhitungan Angka Kecukupan Gizi AKG mengacu pada label gizi produk pangan keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK. 00. 05. 52. 6219. Cara perhitungan : 33 1. Menentukan satu sajian Satu sajian merupakan rata-rata orang mengkonsumsi produk tersebut untuk satu kali konsumsi satu kali makan minum. Satuan satu sajian : ml atau g Jika satuannya keping, maka harus diikuti dengan berat g 2. Menentukan berat atau isi tiap kemasan. 3. Menghitung energi total, yaitu total energi, protein, dan karbohidrat. Energi total = berat lemak x 9 + berat protein x 4 + berat karbohidrat x 4 1 g lemak = 9 Kal; 1 g protein atau karbohidrat = 4 Kal 4. Menghitung energi dari lemak. Energi lemak total = berat lemak x 9 5. Menghitung lemak total dan AKG lemak total. AKG lemak total = x 100 6. Menghitung protein dan AKG protein. AKG protein total = x 100 7. Menghitung karbohidrat total dan AKG karbohidrat total. AKG karb. Total = x 100 8. Menghitung kadar serat dan AKG kadar serat AKG serat = x 100 9. Labelling gizi informasi nilai gizi 34

H. Pengemasan

Menurut Hendrawan 2008 dalam workshop pengemasan dan pemasaran produk UMKM agroindustri menyebutkan pengemasan merupakan suatu sistem yang terorganisasi yang bertujuan untuk mempersiapkan barang atau produk untuk tujuan transportasi, distribusi, penyimpanan, penjualan eceran sampai pengguna akhir dan menjamin keselamatan delivery kepada konsumen akhir dengan kondisi baik dan biaya minimum. Kemasan berfungsi sebagai wadah yaitu mewadahi bahan pangan agar tidak tercecer, mempertahankan kualitas, meningkatkan daya tahan dalam penyimpanan, melindungi bahan pangan dari pengaruh eksternal yang dapat membahayakan produk di dalamnya seperti menghindari kotoran, melindungi dari benturan, dan memudahkan dalam penyimpanan. Selain itu, kemasan juga bisa menjadi sarana strategi pemasaran untuk memberikan daya tarik konsumen seperti pengenalan dan promosi terhadap suatu produk. Berdasarkan fungsi, kemasan meliputi kemasan utama primary package yaitu kemasan yang kontak langsung dengan produk yang diisikan, kemasan sekunder secondary package yaitu kemasan yang terdiri atas kemasan utama yang berfungsi membawa produk pada saat distribusi serta transportasi penjualan, dan kemasan tersier tertiary package yaitu kemasan yang terdiri atas kemasan sekunder yang berfungsi membawa produk pada saat distribusi. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kemasan terdiri dari logam besi dan aluminium, Tin Plate lembaran baja, kertas, gelas, kayu, dan plastik. Bahan dalam pembuatan kemasan harus mempunyai syarat-syarat