7 referensi demonstratif 24 buah, substitusi 5 buah, elipsis 1 buah dan
konjungsi 52 buah. 4.
Siti Hasanul Husna NIM : 070704010 Tahun 2011 dengan judul “Analisis Referensi dalam Wacana Arab”, penelitian itu menitik
beratkan pada analisis kohesi gramatikal khususnya referensi dan mengacu pada teori yang ditemukan oleh Halliday dan Hassan.
Penelitian itu fokus pada keberadaan referensi endoforis : pronomina persona, referensi endoforis pronomina demonstratif, refernsi
endoforis pronomina komparatif dalam wacana bahasa Arab yang berjudul
ﺔﻧﺎﻣﺍ ﺐﻄﻟﺍAṭ-ṭibbu Amānatu “kejujuran seorang dokter” Dalam Buku Qira’atu Al-‘Arabiyyatu Karya Saleh Ibnu Muhammad
Malik Dkk.
2.1. Pengertian Wacana
Dalam bahasa Arab, Al-Khuli 1982:76 mengistilahkan wacana dengan kata
ﺚﻳﺪﺣ
ḥadī
Ś
un “wacana”, yaitu :
ﻡﻼﻜﻟﺍ ﻖﻳﺮﻁ ﻦﻋ ﻊﻣﺎﺴﻟﺍ ﻰﻟﺍ ﻰﻨﻌﻤﻟﺍ ﻝﺎﺼﻳﺍ : ﺚﻳﺪﺣ
ḥadī
Ś
un īșālu al-ma’nā ilā as-sāmi’i ‘an ṭarīqi al-kalāmi “wacana adalah
menyampaikan pesan yang bermakna kepada pendengar pembaca melalui bahasa atau kata-kata”.
Gambar :1 Hakikat Wacana Tarigan, 2009:26
Universitas Sumatera Utara
8 Berdasarkan unsur-unsur yang tertera pada gambar 1 itu maka dapat
disimpulkan bahwa definisi wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi
tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis Tarigan, 1987: 26.
Deese dalam Tarigan 1987:25 menyatakan, wacana adalah seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu rasa kepaduan atau
rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca. Kohesi atau kepaduan itu sendiri harus muncul dari isi wacana, tetapi banyak sekali rasa kepaduan yang dirasakan oleh
penyimak atau pembaca harus muncul dari cara pengutaraan atau pengutaraan wacana itu. Sementara itu, Z. Harris dalam Schiffin 2007:29 ahli bahasa pertama
yang menyebut “analisis wacana” discourse analysis” menyatakan secara jelas bahwa wacana adalah tingkat selanjutnya dalam sebuah hirarki morfem, klausa,
dan kalimat. Menurut Halliday Hasan dalam Pangaribuan 2008:55 wacana
merupakan tuturan dalam bentuk lisan atau tulisan yang membentuk suatu kesatuan makna yang utuh.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan bagi
penyimak atau pembaca.
2.2. Pengertian Kohesi
Dalam bahasa Arab, Al-Khuli 1982:45 mendefinisikan kohesi adalah :
ﺓﺪﺣﺍﻭ ﺔﻠﻤﺟ ﻲﻓ ﻦﻴﻳﻮﻐﻟ ﻦﻳﺮﺼﻨﻋ ﻦﻴﺑ ﺏﺫﺎﺠﺘﻟﺍ ﺔﺟﺭﺩ : ﻚﺳﺎﻤﺗ
tam āsukun: darajatu al-tajā
Ż
ubi baina ‘un șuraini lugawiyaini fi jumlatin
w āḥidatin “Kohesi pertalian adalah tingkatan saling tarik menarik antara dua
unsur bahasa pada suatu kalimat”. Halliday dan Hasan 1992:65 dalam buku mereka Bahasa, Konteks, dan
Teks menyatakan, kohesi yaitu perangkat sumber-sumber kebahasaan yang dimiliki setiap bahasa sebagai bagian dari metafungsi tekstual untuk mengaitkan
satu bagian teks dengan bagian lainnya.
Universitas Sumatera Utara
9 Sementara itu, Kushartanti, dkk. 2005:96 menyatakan bahwa, kohesi
adalah keadaan unsur-unsur bahasa yang saling merujuk dan berkaitan secara semantis. Dengan kohesi, sebuah wacana menjadi padu: setiap bagian pembentuk
wacana mengikat antara bagian satu dengan bagian yang lainnya.
2.3. Jenis-jenis Kohesi