51
H. Kriteria Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dari itu keberhasilan penelitian tindakan ini ditandai
dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik Suharsimi Arikunto, 2006:90.
Penelitian ini dapat berhasil jika memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Setiap proses pembelajaran selalu menghasilkan
prestasi belajar. Sehubungan dengan itu keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas tingkatan-tingkatan. Tingkatan keberhasilan tersebut menurut S.
Bahri Djamarah Aswan Zain 2010: 107 adalah sebagai berikut: 1.
Istimewamaksimal : Apabila seluruh 100 bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
2. Baik sekalioptimal : Apabila sebagian besar 76 s.d. 99 bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 3.
Baikminimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya
60 s.d. 75 saja dikuasai oleh siswa. 4.
Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang
dari 60 saja dikuasai oleh siswa Selanjutnya dijelaskan, apabila 75 dari jumlah siswa yang mengikuti
proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat
membahas pokok bahasan baru S. Bahri Djamarah Aswan Zain, 2010:
52
108. KKM SD Negeri 1 Sekarsuli untuk mata pelajaran IPS kelas V adalah 70.
Berdasarkan hasil di atas, maka penelitian ini ditentukan kriteria keberhasilan secara kuantitatif. Indikator keberhasilan secara kuantitatif,
mengarah pada aspek kognitif siswa dalam menguasai materi IPS yang telah dipelajari
pada proses
pembelajaran. Kriteria
keberhasilan untuk
meningkatkan prestasi belajar adalah 80 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai nilai ≥70.
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Situasi dan Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri 1 Sekarsuli, Di desa Mantup, kelurahan Baturetno, kecamatan Banguntapan,
Kabupaten Bantul. Sekolah ini berada di sisi jalan jogja-wonosari sehingga tidak sulit untuk menemukan SD N 1 Sekarsuli ini. Dilihat dari segi
fisiknya, secara keseluruhan kondisi bangunan sekolah cukup baik karena bangunan di SD ini termasuk baru setelah dilakukan perenovasian pada
tahun 2007. SD Negeri 1 Sekarsuli memiliki fasilitas ruang yang terdiri 6 ruang kelas untuk kelas I sampai kelas VI, 1 ruang kantor guru, 1 ruang
kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 tempat ibadah yaitu masjid, 1 gudang sebagai tempat penyimpanan alat- alat olahraga dan 6
kamar mandi. Guru dan karyawan SD Negeri 1 Sekarsuli secara keseluruhan
berjumlah 13 orang, yaitu Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 2 guru keagamaan, 1 guru olahraga, 1 guru kesenian, 1 karyawan TU, dan 1
penjaga sekolah yang merangkap sebagai tukang kebun. Dilihat dari jenjang pendidikannya ada 8 guru dari jenjang S1 dan 2 guru dari jenjang
D3. Siswa-siswi SD Negeri 1 Sekarsuli berjumlah 114 siswa. Dengan
rincian kelas I berjumlah 11 siswa, kelas II berjumlah 14 siswa, kelas III
54
berjumlah 18 siswa, kelas IV berjumlah 22 siswa, kelas V berjumlah 19 siswa, dan kelas VI berjumlah 30 siswa.
2. Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri 1 Sekarsuli, dalam proses pembelajarannya siswa cenderung kurang termotivasi, kurang aktif,
bahkan saat kegiatan belajar sedang berlangsung sering berbicara dengan teman sebangkunya. Apabila guru memberikan pertanyaan siswa tidak
mempunyai keberanian untuk menjawab secara individu sehingga siswa akan menjawab secara bersama-sama. Siswa hanya akan menjawab
pertanyaan apabila ditunjuk oleh guru. Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat
tentang materi yang telah disampaikan siswa cenderung berbisik-bisik dengan teman sebangkunya bahkan sebagian besar hanya diam saja. Selain
itu dalam proses pembelajaran media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi dikarenakan keterbatasan media pembelajaran yang
dimiliki oleh sekolah. Disamping media pembelajaran yang kurang bervariasi, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran cenderung
menggunakan metode ceramah karena dengan menggunakan metode ini dianggap siswa akan lebih mudah menerima materi yang akan
disampaikan. Prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sekarsuli masih banyak yang kurang dari KKM, yaitu dengan standar Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditentukan adalah 70.