ESDM Untuk Kesejahteraan Rakyat
Road Map Reformasi Birokrasi KESDM 128
akuntabilitas  dalam  pengadaan  barangjasa  di  lingkup KESDM.  Organisasi  LPSE  KESDM  terdiri  atas  Sekretariat,
Bidang  Administrasi  Sistem  Elektronik,  Bidang  Registrasi dan  Verifikasi,  dan  Bidang  Layanan  dan  Dukungan.  LPSE
KESDM  mempunyai  tugas  memfasilitasi  ULPPejabat Pengadaan  dalam  melaksanakan  kegiatan  pengadaan
barangjasa secara elektronik di lingkungan KESDM.
b.  Rencana
Program dan kegiatan penataan dan penguatan organisasi di lingkungan  KESDM  kedepan  dilaksanakan  dengan  melakukan
evaluasi dan penataan tugas dan fungsi agar tepat fungsi dan tepat ukuran  right  sizing.  KESDM  merupakan  kementerian  yang
memiliki  lingkup  tugas  yang  luas  dan  sangat  strategis  mengingat sektor ini terkait dengan kebutuhan dasar masyarakat, yaitu bidang
minyak dan gas bumi, bidang ketenagalistrikan, bidang mineral dan batubara,  bidang  energi  baru,  terbarukan,  dan  konservasi  energi,
serta bidang geologi. Mengingat  posisi  strategis  tersebut,  serta  perubahan
lingkungan  strategis  sektor  energi  dan  sumber  daya  mineral  yang sangat  dinamis,  maka  perlu  dilakukan  evaluasi  dan  penataan
organisasi  dan  tata  kerja  KESDM,  agar  diperoleh  organisasi  yang tepat  fungsi  dan  tepat  ukuran  right  sizing  serta  mampu
menyesuaikan  dengan  perubahan  yang  terjadi.  Selain  itu,  KESDM juga  akan  melakukan  penguatan  organisasi  terhadap  unit  kerja
yang  menangani  organisasi,  tatalaksana,  kepegawaian,  pelayanan publik, dan kediklatan.
Selain  itu,  akan  dilakukan  evaluasi  terhadap  UPT  yang sudah  ada  serta  melakukan  identifikasi  terhadap  kegiatan  teknis
ESDM Untuk Kesejahteraan Rakyat
Road Map Reformasi Birokrasi KESDM 129
lainnya  yang  membutuhkan  wadah  organisasi  tersendiri  dalam bentuk UPT.
KESDM  juga  akan  melakukan  evaluasi  dan  penataan organisasi dan tata kerja lembaga maupun satuan organisasi yang
memerlukan  persetujuan  danatau  penetapan  oleh  Menteri  ESDM, baik BPMIGAS, BPH Migas, dan PTK Akamigas.
Rencana kegiatan penataan dan penguatan organisasi yang akan dilaksanakan adalah:
1  Evaluasi  dan  penataan  organisasi  dan  tata  kerja  KESDM. Kegiatan  yang  akan  dilakukan  adalah  melakukan  identifikasi
dan  inventarisasi  permasalahan  terhadap  penerapan  Peraturan Menteri  ESDM  Nomor  18  Tahun  2010.  Hasil  dari  inventarisasi
masalah  akan  menjadi  masukan  pada  penataan  organisasi selanjutnya.
2  Evaluasi  dan  penataan  fungsi,  tugas,  dan  susunan  organisasi BPMIGAS. Seiring dengan dinamika perkembangan yang terjadi
pada kegiatan di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi, perlu dilakukan  evaluasi  dan  penataan  terhadap  fungsi,  tugas,  dan
susunan organisasi BPMIGAS. 3  Evaluasi  dan  penataan  Organisasi  dan  Tata  Kerja  Sekretariat
dan Direktorat pada BPH Migas. Sesuai  dengan  Peraturan  Pemerintah  49  Tahun  2012  tentang
Perubahan  Atas  Peraturan  Pemerintah  Nomor  67  Tahun  2002 tentang  Badan  Pengatur  Penyediaan  dan  Pendistribusian
Bahan  Bakar  Minyak  dan  Kegiatan  Usaha  Pengangkutan  Gas Bumi  Melalui  Pipa  dan  Peraturan  Presiden  Nomor  45  Tahun
2012  tentang  Perubahan  Atas  Keputusan  Presiden  Nomor  86 Tahun 2002 tentang Pembentukan Badan Pengatur Penyediaan
dan  Pendistribusian  Bahan  Bakar  Minyak  dan  Kegiatan  Usaha Pengangkutan  Gas  Bumi  Melalui  Pipa,  maka  perlu  disusun
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat pada BPH
ESDM Untuk Kesejahteraan Rakyat
Road Map Reformasi Birokrasi KESDM 130
Migas  dengan  membentuk  struktur  organisasi  di  bawah Direktorat  yang  semula  bersifat  fungsional  menjadi  organisasi
struktural. Pembentukan
struktur di
bawah Direktorat
dimaksudkan  untuk  meningkatkan  pengawasan,  pengaturan dan  penegakan  hukum.  Mengingat  kegiatan  usaha  hilir  migas
saat  ini  sangat  besar  dan  luas  sehingga  diperlukan  organisasi strukutural untuk efektifitas pelaksanaan tugas dan peningkatan
pencapaian kinerja BPH Migas. 4  Evaluasi dan usulan peningkatan status PTK Akamigas menjadi
Sekolah Tinggi. Sesuai  Peraturan  Menteri  ESDM  Nomor  0003  Tahun  2005
tentang  Organisasi  dan  Tata  Kerja  Akamigas,  organisasi  PTK Akamigas  saat  ini  adalah  Perguruan  Tinggi  Kedinasan  di
Lingkungan  KESDM.  PTK  Akamigas  mengusulkan  perubahan status  dari  tingkat  Akademi  menjadi  Sekolah  Tinggi  yang
memungkinkan  penyelenggaraan  program  Diploma  IV  tetap dapat berjalan. Maka perlunya evaluasi dan peningkatan status
PTK Akamigas menjadi Sekolah tinggi. 5  Evaluasi dan pembentukan UPT KESDM.
Di  lingkungan  KESDM  terdapat  beberapa  kegiatan  teknis  yang belum  terwadahi  dalam  struktur  organisasi,  antara  lain  adalah
Museum  Gunungapi,  Museum  Kars,  Museum  Tsunami, Museum  Listrik  dan  Energi  Baru,  Museum  Migas  dan  lain-lain.
Pengelolaan  Museum  Gunungapi,  Museum  Kars,  Museum Tsunami selama ini dilakukan bekerja sama dengan Pemerintah
Daerah,  sedangkan  Museum  Listrik  dan  Energi  Baru  dan Museum  Migas  dikelola  oleh  TMII.  Mengingat  pengelolaannya
selama  ini  kurang  optimal,  maka  diperlukan  wadah  organisasi tersendiri.
6  Kajian  Pembentukan  Pusat  Komunikasi  Publik.  Kegiatan kehumasan KESDM selama ini di tangani oleh Biro Hukum dan
Humas, yang secara operasional ditangani oleh Bagian Humas.
ESDM Untuk Kesejahteraan Rakyat
Road Map Reformasi Birokrasi KESDM 131
Mengingat  fungsi  dan  beban  kerja  terkait  hukum  sangat  besar, sementara  fungsi  kehumasan  juga  memerlukan  penanganan
secara  tersendiri,  maka  diperlukan  Pembentukan  Pusat Komunikasi  Publik  yang  akan  bertugas  melaksanakan
penyebarluasan informasi dan publikasi, pengelolaan hubungan lembaga  dan  media,  dokumentasi  dan  analisis  berita  bidang
energi dan sumber daya mineral. 7  Kajian  pembentukan  Atase  Energi  pada  Kantor  Perwakilan
Indonesia di luar negeri. Mengingat  komoditi  energi  banyak  berhubungan  dengan  para
investor  luar  negeri  maupun  para  pengguna  energi  dari Indonesia,  maka  diperlukan  Atase  yang  dapat  menjembatani
kepentingan Indonesia di luar negeri.
c.  Kriteria Keberhasilan