16
Keadaan sosial-ekonomis menunjukkan pada taraf kemampuan finans ial keluarga yang dapat bertaraf baik, cukup atau kurang. Keadaan
ini tergantung sampai seberapa jauh keluarga dapat membekali siswa dengan pendidikan yang akan ditempuh. Keadaan sosial-kultur menunjuk
pada taraf kebudayaan yang dimiliki keluarga yang dapat tinggi, sedang, atau rendah. Dari keadaan ini tergantung kemampuan siswa dalam
pergaulan antara orang tua dan anak serta pandangan keluarga mengenai pendidikan. Sebenarnya yang penting di sini bukanlah keadaan itu sendiri
melainkan kondisi intern pada siswa yang timbul sebagai akibat dari keadaan itu. Namun akibat itu tidak harus timbul secara otomatis dan
dengan sendirinya. Sikap siswa sendiri terhadap keadaan itu, kerap menentukan apakah kondisi intern akan membantu membentuk diri siswa
atau menghambatnya. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga dan
bagaimana sikap anak menanggapi lingkungannya dapat menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang ditempuh. Agar anak dapat
berhasil dalam pendidikan dan dapat meneruskan harapannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan
belajarnya.
2. Lingkungan Sekolah.
Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan
dan berkebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berkembang mulai dari saat lahir sampai mencapai usia tua. Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak
didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi anak dalam belajarnya dan menyalurkan pengalaman-pengalaman belajar
sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah W. S. Winkel, 2004: 2
Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya pendidikan tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan
adanya sarana dan prasarana lain yang dapat menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah
materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak dalam belajar.
Menurut Roestiyah 1982:159-161 faktor-faktor yang mempenga ruhi kegiatan belajar siswa yang datang dari sekolah, yaitu:
a. Interaksi guru dan murid. Guru yang kurang berinteraksi dengan para murid menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar.
b. Hubungan antar murid. Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang
bersaing secara tidak sehat. c. Media pendidikan. Sekolah memerlukan alat-alat yang dapat
membantu lancarnya kegiatan belajar siswa, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media lainnya.
d. Kurikulum. Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu mendalami
siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail agar dapat melayani siswa belajar secara individual.
18
e. Waktu sekolah. Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah
siswa yang bersekolah. Akibatnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal ini kurang dapat dipertanggungjawabkan.
f. Pelaksanaan disiplin. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplinnya rendah, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar.
Pelaksanaan disiplin dalam belajar penting bagi siswa untuk mengembangkan motivasi yang kuat.
g. Metode belajar. Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu bimbingan dari seorang guru. Dengan belajar
secara teratur dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
3. Lingkungan Masyarakat.
Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa adalah bagian dari masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota
masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang yang lebih tua ma upun dengan yang lebih muda. Menurut
Roestiyah 1982: 162, anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya, tetapi perlu dijaga jangan sampai
mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain, maka perlu dikontrol dengan
siapa mereka bergaul. Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang pelajar.
Keberadaan mass media dan televisi serta banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah, dan koran kurang dapat
dipertanggungjawabkan secara pendidikan karena siswa akan lupa dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI