Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 antara lain: tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan lingkungan belajar. Tingkat pendidikan yang tinggi memotivasi seseorang untuk dapat mengembangkan diri, baik dalam hal ketrampilan, keahlian, kemandirian, dan lain- lain. Perkembangan kepribadian yang diperoleh orang tua kemudian ditanamkan kepada anak-anaknya. Tingkat pendidikan orang tua dapat berpengaruh terhadap minat anak dengan asumsi bahwa orang tua yang tingkat pendidikannya tinggi selalu berusaha untuk menambah ilmu pengetahuannya. Kegiatan orang tua yang selalu belajar inilah yang menjadikan motivasi bagi anaknya untuk lebih giat di dalam belajarnya, terutama di dalam belajar untuk meraih cita-citanya. Sehubungan dengan pembentukan jiwa kewirausahaan siswa SMK, faktor tingkat pendidikan orang tua yang telah dicapai membawa pengaruh yang luas bagi kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya berpengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan, penghasilan, dan status sosial dala m masyarakat. Pendidikan orang tua yang lebih tinggi memberi pengaruh besar bagi siswa karena pengetahuan orang tua yang luas membuat siswa meneladani orang tuanya. Sebaliknya pendidikan orang tua yang rendah dapat membatasi pengalaman belajar siswa, sehingga pengaruh yang diberikan kepada siswa menjadi terbatas. Tingkat pendidikan seseorang sangat mendukung pilihan dalam pekerjaannya. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung memperoleh pekerjaan yang lebih baik sesuai dengan pendidikan yang dicapainya. Pekerjaan orang tua berkaitan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 dengan kemampuan orang tua dalam membiayai sekolah dan kemampuan orang tua menyediakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan siswa dalam kegiatan belajarnya. Faktor pekerjaan orang tua akan mempengaruhi pembentukan jiwa kewirausahaan siswa. Orang tua yang bekerja sebagai seorang wirausaha akan mendorong anaknya dan menanamkan sikap berwirausaha kepada anaknya. Anak diharapkan dapat meneruskan usaha orang tuanya di masa mendatang. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar. Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain: lingkungan keluarga, hal yang mempengaruhi kegiatan siswa seperti cara mendidik orang tua, perhatian orang tua, keadaan sosial ekonomi, dan latar belakang kebudayaan keluarga; lingkungan sekolah yang meliputi interaksi guru dan siswa, kurikulum, media pendidikan, dan pelaksanaan disiplin juga mempengaruhi jiwa berwirausaha siswa serta lingkungan masyarakat, dan cara hidup lingkungan sekitarnya. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi orang-orang yang tinggal disekitarnya. Lingkungan belajar yang baik, nyaman dan menyenangkan akan mendorong siswa untuk belajar kreatif dan mandiri, belajar bertanggung jawab dan menentukan kebutuhan hidupnya sendiri, belajar berkarya dengan kemampuannya sendiri. Dalam keadaan inilah, jiwa kewirausahaan seseorang akan tumbuh. Lingkungan belajar yang kondusif merupakan penggerak atau motivasi seorang siswa untuk berwirausaha. 6 Pengetahuan kewirausahaan dapat diperoleh melalui proses belajar, pengamatan dan berdasarkan pengalaman. Dalam hal ini siswa SMK memperoleh cukup pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan kewirausahaan dalam pelajaran di sekolah dan di industri. Di samping melalui sekolah, pengetahuan kewirausahaan dapat diperoleh di luar sekolah melalui media massa seperti televisi, radio, majalah, dan surat kabar, pameran, kunjungan ke perusahaan, kursus, pengamatan langsung terhadap kegiatan kewirausahaan dan pendidikan wirausaha dalam keluarga. Dengan diperolehnya pengetahuan kewirausahaan dari sekolah maka akan menambah pengetahuan siswa tentang bagaimana mengembangkan kepribadiannya. Sedang pengetahuan yang diperoleh dalam lingkungan masyarakat dan keluarga, dapat meningkatkan pengetahuan, dan sedikitnya dapat diarahkan pada kebiasaan-kebiasaan dan sikap baru. Dengan demikian diduga kuat jiwa kewirausahaan akan tinggi dengan adanya pengetahuan kewirausahaan. Berdasarkan hasil observasi empirik, sebagian besar lulusan SMK lulus dengan hasil prestasi yang baik. Sesuai dengan kurikulum SMK edisi 2004, pelaksanaan pembelajaran pendidikan di SMK dilakukan di sekolah dan di industri dunia kerja. Dalam pembelajaran di sekolah, pengalaman berwirausaha diberikan melalui mata pelajaran yang ada hubungannya dengan dunia usaha yaitu mata pelajaran kewirausahaan dan siswa melaksanakan praktik berwirausaha dengan memasarkan hasil produksi suatu perusahaan ke pasarkonsumen. Siswa diwajibkan pula membuat laporan fiktif suatu perusahaan dan hasil usahanya, kemudian dipresentasikan dan diujikan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 pihak perusahaan yang bertugas untuk menguji. Sedangkan dalam pembelajaran di industri, diberikan pelatihan kegiatan bekerja secara langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya untuk menguasai kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Bagi siswa SMK, sebagian besar lulusan memilih untuk bekerja karena mereka ingin hidup mandiri, ingin mencari pengalaman dalam bekerja dan dapat membantu orang tua dalam bidang ekonomi. Namun adapula yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi guna memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi dan memperoleh gelar sarjana. Dan dalam memilih pekerjaan, para lulusan ingin mencari dan memasuki suatu instansi yang dapat menempatkan mereka sesuai dengan bidang keahlian yang mereka pelajari di sekolah seperti menjadi seorang akuntan di suatu instansi, tetapi adapula yang memilih pekerjaan sesuai dengan hobby mereka seperti translator bahasa asing atau terjun dalam bidang perhotelan dan pariwisata. Jiwa kewirausahaan siswa SMK dikatakan tinggi apabila keinginan untuk bekerja diwujudkan setelah lulus sekolah. Sedangkan dikatakan rendah jika keinginan untuk bekerja hanya dalam keadaan terpaksa, mencari apabila terdapat lowongan yang ada. Karena siswa lulusan SMK sebagian besar memilih untuk bekerja, maka jiwa kewirausahaannya tinggi. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan lingkungan belajar dalam pembentukan jiwa berwirausaha pada siswa SMK, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG 8 TUA, PEKERJAAN ORANG TUA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas 3 SMK YPKK 2 Sleman, Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Dengan latar belakang masalah yang demikian maka penulis akan membatasi bidang yang diteliti dan dibahas. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan lingkungan belajar dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa? 2. Apakah ada hubungan antara pekerjaan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa? 3. Apakah ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan jiwa kewirausahaan siswa? 4. Apakah ada hubungan antara lingkungan sekolah dengan jiwa kewirausahaan siswa? 5. Apakah ada hubungan antara lingkungan masyarakat dengan jiwa kewirausahaan siswa? 9

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara lingkungan keluarga dengan jiwa kewirausahaan siswa. 4. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara lingkungan sekolah dengan jiwa kewirausahaan siswa. 5. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara lingkungan masyarakat dengan jiwa kewirausahaan siswa.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi sekolah. Penulis berharap agar hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam menumbuhkan jiwa berwirausaha di kalangan siswa SMK dengan mengaitkan pendidikan kewirausahaan. 10 2. Bagi Universitas Sanata Dharma. Sebagai tambahan bahan bacaan dan pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya bagi mahasiswa FKIP dan sebagai acuan bagi penelitian lebih lanjut. 3. Bagi Penulis. Sebagai sarana penerapan teori yang telah didapat di bangku kuliah di dalam praktik yang sesungguhnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tingkat Pendidikan Orang Tua

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan menurut Poerbakawatja dan Harahap Muhibbin Syah, 1997:11 adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Sejalan pendapat itu Noeng Muhadjir 1975: 11 berpendapat bahwa pendidikan adalah membimbing anak menuju kedewasaan oleh seorang yang bertanggung jawab. Sedangkan menurut Langeveld Soewargana, 1986: 49, pendidikan adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi manusia dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja, Pendidikan hanya terdapat dalam suatu pergaulan yang disengaja antara orang dewasa dengan anak manusia muda. Lebih jauh dikatakan, bahwa pendidikan akan mempersiapkan generasi mendatang matang dan siap dibekali ilmu pengetahuan serta ketrampilan dan kemampuan jiwa untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan motivasi belajar kewirausahaan dan tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan pada siswa-siswi kelas XI SMK Negeri di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

0 0 173

Hubungan gender, latar belakang pekerjaan orang tua, dan pendidikan kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan siswa SMK.

0 0 2

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua pekerjaan orang tua, dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa : studi kasus pada SMK YPKK 3 Sleman.

0 11 151

Hubungan partisipasi siswa di koperasi sekolah dan tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa siswi kelas XI SMK Negeri di Kabupaten Sleman

0 2 201

Hubungan motivasi belajar kewirausahaan dan tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan pada siswa siswi kelas XI SMK Negeri di Kabupaten Sleman Yogyakarta

0 2 170

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua pekerjaan orang tua, dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa : studi kasus pada SMK YPKK 3 Sleman - USD Repository

0 0 149

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PEKERJAAN ORANG TUA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA

0 0 163

Hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK : studi kasus di kelas II jurusan penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1

0 0 177

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA BERWIRAUSAHA SISWA

0 0 112

PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, PRAKTIK INDUSTRI DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK

0 0 134