75
c. Menghitung Koefisien Kontingensi Nilai Koefisien Kontingensi C dimaksudkan untuk mengetahui
kuat tidaknya hubungan lingkungan sekolah dengan jiwa kewirausahaan siswa. Dengan rumus sebagai berikut:
C =
2 2
χ χ
+ n
=
11 ,
6 135
11 ,
6 +
= 0,208 dibulatkan menjadi 0,21 Kemudian nilai C yang diperoleh dibandingkan dengan C
maks
. C
maks
= m
m 1
−
m adalah harga minimum antara B dan K yaitu minimum banyak baris dan kolom. Daftar kontingensi terdiri atas empat baris dan dua kolom
sehingga dapat dicari nilai C
maks
yaitu: C
maks
= 2
1 2
− = 0,707
Agar harga koefisien C yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat asosiasi antara variabel, maka harga C perlu
dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum C
maks
. Perhitungan interpretasi rasio koefisien kontingensi C terhadap
koefisien kontingensi maksimum C
maks
adalah sebagai berikut: C
rasio
=
maks
C C
76
C
rasio
= 0,707
0,21 = 0,29
Untuk mencari derajat hubungan antar faktor terlebih dahulu mengetahui batasan-batasan koefisien kontingensinya sesuai dengan
yang diuraikan pada Bab III, sebagai berikut: 81 x 0,707 = 0,57
61 x 0,707 = 0,43 41 x 0,707 = 0,29
21 x 0,707 = 0,15
Tabel. 5.15 Daftar Interpretasi nilai C variabel Lingkungan Sekolah
Nilai C Interpretasi
= 57 Sangat Tinggi
0,43 – 0,56 Tinggi
0,29 – 0,42 Cukup
0,15 – 0,28 Rendah
= 14 Sangat Rendah
Dari perhitungan diketahui bahwa C
rasio
= 0,29, artinya derajat hubungan antara lingkungan sekolah dengan jiwa kewirausahaan
siswa termasuk dalam kategori cukup tinggi.
5. Hubungan Lingkungan Masyarakat Dengan Jiwa Kewirausahaan
Siswa
Pengujian atas hubungan antara lingkungan masyarakat dengan jiwa kewirausahaan dilakukan berdasarkan uji Chi Kuadrat. Hipotesis yang
akan diuji pada bagian ini adalah: Ho : Tidak ada hubungan antara lingkungan masyarakat dengan jiwa
kewirausahaan siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Ha : Ada hubungan antara lingkungan masyarakat dengan jiwa kewirausahaan siswa.
Langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel kontingensi
Tabel. 5.16 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa Berdasarkan
Lingkungan Masyarakat
Jiwa Kewirausahaan Lingkungan Belajar di
Masyarakat T
C Jumlah
Baik 20
19,08 8
9,45 28
Cukup Baik 42
40,21 17
18,79 59
Tidak Baik 30
32,72 18
15,28 48
Jumlah 92
43 135
b. Menghitung Chi Kuadrat
2
χ
2
χ =
2
∑
− fh
fh fo
=
2 2
2 2
79 ,
18 79
, 18
17 21
, 40
21 ,
40 42
45 ,
9 45
, 9
8 08
, 19
08 ,
19 20
− +
− +
− +
− +
15,28 15,28
18 32,72
32,72 30
2 2
− +
−
= 0,044 + 0,222 + 0,08 + 0,171 + 0,226 + 0,484 = 1,23
Pada taraf signifikansi α
= 0,05 dan df = 3-12-1 = 2, tampak bahwa dalam tabel
2
χ = 5,99. Nilai
2
χ hitung 1,23
2
χ tabel 5,99. Hal ini berarti Ho diterima. Artinya tidak ada hubungan
78
antara lingkungan masyarakat dengan jiwa kewirausahaan siswa. Mengingat Ho diterima, maka tidak dilakukan pengujian untuk
mencari harga koefisien kontingensi C serta harga C
maks
dalam menentukan besarnya derajat hubungan antara dua variabel.
D. Pembahasan
1. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Jiwa
Kewirausahaan
Hasil pengujian hipotesis pertama untuk tingkat pendidikan orang tua ayah menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 0,05 dan df = 4,
diketahui ?
2
tabel = 9,49 dan diperoleh ?
2
hitung = 2,68. Tampak bahwa nilai ?
2
hitung ?
2
tabel, artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan untuk tingkat pendidikan orang tua ibu menunjukkan bahwa pada taraf
signifikansi 0,05 dan df = 2, diketahui ?
2
tabel = 5,99 dan diperoleh ?
2
hitung = 0,035. Tampak bahwa nilai ?
2
hitung ?
2
tabel, artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berjiwa wirausaha sangat tinggi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua ayah
yang tamat SLTASMK = 8 siswa, siswa yang berjiwa wirausaha tinggi = 31 siswa, dan yang berjiwa wirausaha cukup = 22 siswa. Siswa yang
berjiwa wirausaha sangat tinggi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
ayah yang tamat SLTP = 9 siswa, siswa yang berjiwa wirausaha tinggi = 19 siswa, dan yang berjiwa wirausaha cukup = 9 siswa. Dan siswa yang
berjiwa wirausaha sangat tinggi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua ayah yang tamat SD = 6 siswa, siswa yang berjiwa wirausaha tinggi = 19
siswa, dan yang berjiwa wirausaha cukup = 12 siswa. Sehingga tampak bahwa sebagian besar tingkat pendidikan ayah adalah tamatan SLTASMK
sebesar 31 siswa dengan jiwa wirausaha tinggi. Sedangkan siswa yang berjiwa wirausaha tinggi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua ibu
yang tamat SLTASMK = 15 siswa, dan yang berjiwa wirausaha cukup = 7 siswa. Siswa yang berjiwa wirausaha tinggi berdasarkan tingkat
pendidikan orang tua ibu yang tamat SLTP = 29 siswa, dan yang berjiwa wirausaha cukup = 14 siswa. Dan siswa yang berjiwa wirausaha tinggi
berdasarkan tingkat pendidikan orang tua ibu yang tamat SD = 48 siswa, dan yang berjiwa wirausaha cukup = 22 siswa. Sehingga tampak bahwa
sebagian besar tingkat pendidikan ibu adalah tamatan SD sebesar 48 siswa dengan jiwa wirausaha tinggi.
Secara umum siswa kelas III SMK YPKK 2 Sleman mempunyai jiwa wirausaha yang tinggi. Hal tersebut tampak pada deskripsi data jiwa
kewirausahaan siswa dimana hasil perhitungan mean= 56,2; median= 55,46; dan modus= 54,77. Sementara tingkat pendidikan orang tua secara
umum berpendidikan tamat SD. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI