Hasil Wawancara tentang Dampak Pendidikan Religiositas

d. Hasil Wawancara tentang Dampak Pendidikan Religiositas

Tabel 3: Dampak Pendidikan Religiositas N0 Informan Jawaban Informan 1 If1 Bagi siswa-siswi pendidikan sangat berarti dan bermakna, di mana dengan pendidikan religiositas, anak-anak dimampukan untuk mengetahui bukan hanya sebatas kognitif, tapi juga bagaimana pemahaman kognitif itu dekat dengan realitas hidup anak. Pendidikan religiositas juga sebagai pemberi semangat, motivasi bagi anak dalam membina diri dari saat ke saat, menanamkan budi pekerti dan karakter, moralnya juga ditanamkan. Pendidikan religiositas menjadikan anak mampu untuk membangun sikap dasar bagaimana ia bertindak, baik untuk diri sendiri, keluarga dan orang lain dan bagaimana ia mendekatkan diri dengan Tuhan yang ia percayai. 2 If1 Pendidikan religiositas dapat memampukan siswa-siswi dalam membangun moralitasnya, lewat pengajaran yang dilaksanakan guru diaplikasikan dalam realitas hidup siswa-siswi, pendekatan terhadap apa yang dialami anak, baik masalah maupun hal baik yang dialami anak. Hal yang paling mendasar adalah lewat pemahaman secara kognitif, dan bagaimana pemahaman itu direalisasikan dalam aksi konkrit, dan oleh tindakan aksi konkrit tersebut anak dapat merasakan sendiri. 3 If1 Rasa ingin tahu menjadi dasar bagi anak untuk menanggapi setiap maksud baik dari pendidikan religiositas. Tanggapan baik ini juga didasari oleh latar belakang siswa yang baik, pendidikan keluarga yang baik. Secara pribadi sebagian siswa karena pribadinya yang baik, cerdas, bisa berpikir luas, dan hal itu membantunya untuk menanggapi secara baik apa yang menjadi maksud baik dari pendidikan religiositas itu sendiri. 4 If1 Sebagaimana dalam proses pembelajaran religiositas bahwa setiap nilai-nilai dari ajaran agama diterapkan dalam kehidupan anak dengan memperhatikan kehidupan real yang dialami anak. Anak diperhadapkan dengan suatu realitas yang tidak bisa dilepaskan dari hidup anak sendiri, dengan memperhadapkan anak pada realitas dirinya, anak dimampukan belajar akrab dengan apa yang dialami. Mengajak dan mendorong anak agar mampu mewujudnyatakan dalam tindakan konkrit, anak mampu berbuat sesuatu yang baik untuk dirinya dan orang lain yang dimulai dari pengalaman-pengalaman konkrit. 5 If1 Dalam setiap kegiatan yang ada di sekolah, siswa-siswi mampu untuk saling menghargai, menghormati teman- temannya, berelasi dengan teman, bekerja sama, berkomunikasi dengan teman maupun guru serta karyawan sekolah. Mampu menghargai disiplin yang diterapkan di sekolah. Anak- anak mempunyai kesadaran diri untuk minta maaf saat berbuat salah dengan temannya maupun guru, tahu jika tidak mematuhi peraturan sekolah dengan melaksanakan sanksi yang dipilih sendiri oleh siswa. 6 If 1 Dari segi pembelajaran, anak-anak dibantu untuk memahami moralitas dengan suatu proses berkonfrontasi dengan apa yang dialami. Dengan kegiatan-kegiatan di sekolah, anak-anak mendapat kesempatan untuk membina diri dengan segala kemampuannya. Pendidikan religiositas dengan mengandalkan pendekatan pedagogi reflektif membantu anak untuk berefleksi dan diajak untuk berani PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berbuat secara konkrit. 7 If 1 Anak-anak dapat saling menghargai, menghormati, solidaritas, dan mampu menerima temannya apa adanya. Adanya kesadaran dalam diri anak untuk berbagi lewat sabtu kasih di mana setiap siswa diajak untuk memberi atau menyisihkan sebagian dari uang jajan untuk orang lain yang membutuhkan.

3. Moralitas Siswa-siswi SMP Kanisius Sleman