Pendidikan menurut Gravissimum Educationis

yang lebih bawah menjabarkan dan mengkhususkan tujuan taraf pada taraf yang lebih tinggi.

2. Pendidikan Kristiani

a. Pendidikan menurut Gravissimum Educationis

Konsili Vatikan II dalam Deklarasi Pendidikan Kristen Gravissimum Educationis mengungkapkan bahwa manusia sebagai pribadi yang bermartabat disadarkan oleh pendidikan akan tugas dan keinginan untuk berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat. Gereja lewat Konsili Vatikan II mengungkapkan bahwa pendidikan adalah hak semua orang, hal ini disadari bahwa semua orang mempunyai martabat pribadi. Semua manusia dari bangsa, lapisan dan usia mana pun, memiliki martabat pibadi. Sebab itu mempunyai hak yang tak tergugat atas pendidikan yang sesuai dengan tujuan dan bakat masing-masing, dengan perbedaan jenis kelamin dan kebudayaan serta tradisi leluhur, dan yang sekaligus terbuka bagi pergaulan dengan bangsa-bangsa lain sebagai saudara untuk memajukan kesatuan dan damai sejati di bumi. Pendidikan yang benar mengikhtiarkan pembinaan pribadi manusia untuk tujuan akhirnya dan serentak untuk kepentingan masyarakat. Manusia adalah anggota masyarakat dan setelah dewasa ia berperan serta dalam tugas-tugas masyarakat. Maka dengan memperhatikan ilmu jiwa, pendidikan, dan didaktik, anak-anak dan remaja harus dibantu untuk mengembangkan bakat fisik, moral, dan intelektualnya secara harmonis untuk memperoleh perlahan-lahan perasaan tanggung jawab yang lebih sempurna yang harus dikembangkan secara tepat dengan usaha yang berkesinambungan di dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hidupnya, dan harus dicapai atas cara yang benar-benar bebas dan tabah GE,art1. Thomas Groome dalam bukunya Christian Religious Education 2010:29 mengungkapkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sengaja, sistematis, dan terus-menerus untuk menyampaikan, menimbulkan, atau memperoleh pengetahuan, sikap-sikap, nilai- nilai, keahlian-keahlian, atau kepekaan-kepekaan, juga setiap akibat dari usaha itu. Thomas Groome mengajukan tiga sifat dasar tentang pendidikan yakni, kegiatan yang bersifat ontologis, yaitu pendidikan yang memperkembangkan nilai-nilai kemanusiaan secara serentak dan seimbang. Hal ini disadari bahwa pendidikan selalu berhadapan dengan naradidik sebagai manusia yang kita hormati, untuk itu sangatlah penting menjadikan pendidikan sebagai suatu usaha memperkembangkan nilai-nilai kemanusiaan secara utuh. Sifat yang ke dua adalah kegiatan yang bersifat transenden, yaitu pendidikan yang selalu berusaha mengatasi atau melampauhi keadaan sekarang. Pendidikan harus berpusat pada hidup peserta didik. Dengan berpusat pada hidup peserta didik secara terus menerus, naradidik dapat mengembangkan diri secara utuh. Sifat yang ketiga adalah kegiatan yang bersifat politis, yaitu bagaimana semua pihak yang terlibat di dalamnya dengan penuh kesadaran mampu mengambil bagian di dalam penataan hidup bersama sehingga kenyataan hidup baik personal maupun publik dapat saling mendukung. Pendidikan bukan soal hanya mau mengajak setiap orang untuk mengenal dan mau sekolah, lebih dari itu pendidikan mendorong bagaimana nara didik mampu untuk mengembangkan berbagai aspek yang ada dalam dirinya dan tentunya aspek itu sangat dimungkinkan berguna bagi diri anak, keluarga, orang lain maupun masyarakat. Dari pemaparan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sengaja yang dengan sadar dalam membantu generasi muda dalam mencapai suatu tujuan yakni menjadi pribadi-pribadi yang terdidik yang mampu mengembangkan berbagai macam talenta dan kemampuan dalam diri, yang dapat berguna bagi pribadi, bangsa dan negara. Pendidikan adalah ruang dan tempat untuk menyatakan yang bukan hanya ajakan atau dorongan semata, tapi juga soal perwujudnyataan suatu tindakan positif yang berkesinambungan, dari waktu ke waktu. Pendidikan bukan hanya untuk hari ini saja, pendidikan adalah proses, jalan yang tidak pernah putus, tindakan dan usaha secara terus menerus long life education. Pendidikan bukan hanya bagaimana mendidik orang dalam mengembangkan pengetahuan, mel ainkan juga mendidik setiap pribadi bagaimana seharusnya “hidup”. Pendidikan menjadi tempat untuk mengaktualisasikan aspek dan nilai-nilai yang dikandung dalam pendidikan. Pendidikan memberi jalan, petunjuk untuk dapat sampai pada nilai-nilai yang diharapkan. Untuk sampai pada nilai yang diharapkan, pendidikan perlu untuk melakukan berbagai macam hal, memperhatikan berbagai macam aspek, baik aspek intelektual maupun aspek- aspek lain yang tidak kalah penting dengan aspek intelektual. Dengan pendidikan, aspek-aspek yang ada dalam diri nara didik akan bertumbuh dan berkembang, baik kognitif maupun spiritual. Hal ini akan membantu nara didik untuk menjalani hidup lebih bermakna serta mampu untuk hidup yang lebih baik yang berguna bagi bangsa dan negara terlebih untuk Tuhan yang diimani. Pendidikan itu bertujuan untuk membantu nara didik bertumbuh menjadi pribadi yang utuh, dewasa secara kognitif, sosial maupun dari segi iman. Dengan pendidikan nara didik diharapkan untuk tidak lagi bertindak dan berperilaku seperti orang yang tidak berpendidikan melainkan hidup sebagai pribadi terdidik. Santo Paulus dalam suratnya kepada umat Efesus, “sebab itu kukatakan dan kutegaskan kepadamu: di dalam Tuhan jangan hidup lagi sama seperti orang- orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia, dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan k arena kedegilan hati mereka” Ef 4:17-18.

b. Tujuan Pendidikan menurut Gravissimum Educationis