keluarga akan menjadi batu loncatan ataupun pondasi moralitas anak dalam menjalani hidupnya ke arah kedewasaan diri sebagai pribadi.
b. Melayani dengan Gembira
Di dalam hidup berkeluarga kata melayani sangatlah erat dan tidak bisa dipungkiri lagi, melayani menjadi tindakan keseharian antar anggota keluarga.
Saat anggota keluarga membutuhkan sesuatu yang tidak dapat dilakukan pasti meminta tolong kepada anak, istri, maupun suami. Di dalam kehidupan
bermasyarakat hal ini juga dapat dilihat bahwa setiap orang membutuhkan pelayanan, membutuhkan uluran tangan orang lain. Ini suatu nilai yang dekat
dengan kehidupan setiap pribadi baik dalam keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Melayani juga erat kaitannya bahwa manusia adalah makhluk sosial,
artinya bahwa setiap manusia saling membutuhkan satu dengan yang lain. KomKat KAS Majelis Pendidikan Katolik KAS, Tuhan Mendekati
Manusia, 2006B:30 mengungkapkan bahwa agama dan kepercayaan mengajarkan bahwa tidak pernah Tuhan mementingkan diri sendiri, Dia selalu
mengutamakan kepentingan manusia demi kebaikan dan kebahagiaannya, sehingga Dia dijadikan sebagai inspirasi dalam pelayanan. Melayani bukan soal
hanya bantuan secara finansial melainkan soal hati, ketulusan, kerelaan dan keiklasan untuk memberi tanpa pamrih.
Siswa-siswi sebagai pribadi-pribadi yang tumbuh di tengah dunia modern yang sangat dengan budaya instant perlu untuk menghidupi nilai melayani dengan
gembira sebagai sumber inspirasi dalam mengembangkan moralitasnya sebagai pribadi yang mempunyai moral, agama dan kepercayaan yang diimani. Melayani
dengan gembira adalah suatu tatanan kehidupan yang selalu ada kapan dan di mana pun manusia berada, oleh sebab itu pendidikan religiositas mengajak siswa-
siswi untuk selalu kembali kepada pengalaman di mana siswa-siswi tersebut pernah mengalami pengalaman melayani tersebut untuk melihat nilai-nilai yang
hidup di dalamnya. Di dalam pendidikan religiositas tercakup hidup bermoral sebagai salah satu
fungsi dari pendidikan religiositas. Di sini topik tentang melayani dengan gembira adalah tindakan ataupun perbuatan dari setiap pribadi yang mempunyai moralitas,
pribadi yang mengutamakan kepentingan dan kebutuhan orang lain. Pribadi yang menghidupi keutamaan moral dalam hubungan dengan orang lain yang bersumber
dari ajaran agama dan kepercayaan setiap pribadi. William Chang dalam bukunya Moral Spesial 2015: 68 mengungkapkan bahwa cinta kasih lebih daripada
sekadar pemberian materi kepada seseorang, cinta kasih tidak hanya dibatasi oleh tindak pemberian barang, keperluan-keperluan pada tingkat lebih tinggi, seperti
keperluan rohani juga perlu dipenuhi. Di sini penulis melihat topik pendidikan religiositas tentang melayani dengan gembira adalah suatu perbuatan yang bukan
hanya sebatas melayani dalam bentuk fisik ataupun materi tetapi juga cinta kasih sebagai suatu keutamaan pribadi yang beragama dan berkepercayaan yang
berguna bagi setiap pribadi yang melakukan dan bagi orang lain.
2. Agama dan Kepercayaan Membawa Pembaharuan