135
BAB IV USULAN PROGRAM REKOLEKSI AKHIR SEMESTER SISWA-SISWI
SMP KANISIUS SLEMAN
Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan dan memaparkan mengenai usulan program yakni latar belakang program, alasan pemilihan program, tujuan
program, usulan program, matriks program dan pelaksanaan program. Usulan program ini sebagai tindak lanjut atau sebagai kelanjutan dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh penulis.
A. LATAR BELAKANG PROGRAM
Pendidikan Religiositas merupakan salah satu bentuk komunikasi iman, baik yang seagama dan sekepercayaan maupun yang berbeda agama dan kepercayaan
agar membantu siswa menjadi manusia yang religious, bermoral, terbuka dan mampu menjadi pelaku perubahan sosial demi terwujudnya masyarakat yang
sejahtera lahir batin, berdasarkan nilai-nilai universal seperti kasih, kerukunan, kedamaian, keadilan, kejujuran, pengorbanan, kepedulian dan persaudaraan
Komisi Kateketik KAS Majelis Pendidikan Katolik KAS, 2005:8. Bertitik tolak dari hasil penelitian bahwa Pendidikan Religiositas di SMP
Kanisius Sleman mengutamakan pengalaman siswa-siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman sangatlah penting untuk dijadikan sebagai sumber inspirasi
dalam belajar, baik dari segi kognitif maupun rohani. Pendidikan religiositas yang dilaksanakan di SMP Kanisius Sleman, sesuai
dengan apa yang dicanangkan oleh Komisi Kateketik KAS Majelis Pendidikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Katolik KAS, dapat dilihat dengan jelas, bahwa pengalaman siswa-siswa menjadi hal penting sehubungan dengan pembelajaran religiositas yang dilaksanakan di
sekolah-sekolah Katolik. Dengan metode pedagogi reflektif siswa-siswa diajak untuk selalu kembali pada pengalaman, merefleksikan pengalamannya sebagai
bagian penting dari dirinya. Dengan belajar dari pengalamannya sendiri, siswa- siswi diharapkan dapat memetik makna hidup yang memberi inspirasi untuk
bertumbuh dan berkembang ke arah yang baik. Yang akhirnya siswa-siswa dapat menjadi pelaku perubahan baik bagi dirinya maupun untuk orang lain dan
masyarakat. Jean Peaget, dalam Doni Koesoema A, Strategi Pendidikan Karakter
2015:23-26, mengungkapkan bahwa anak-anak belajar tentang nilai-nilai dan moral sebagai dampak dari proses interaksi dengan lingkungannya. Dalam
konteks ini, penulis melihat, juga dengan penelitian yang dilakukan, bahwa lingkungan, baik keluarga, tempat tinggal, sosial masyarakat, sekolah tempat
belajar, menjadi hal penting dalam pembentukan moral siswa-siswa itu sendiri. Dengan ini dapat dilihat dengan jelas bahwa refleksi atas pengalaman sangatlah
relevan untuk menumbuhkembangkan moralitas siswa-siswi.
B. ALASAN PEMILIHAN PROGRAM