Hasil Observasi tentang Faktor Pendukung Moralitas Siswa-siswi Hasil Studi Dokumen tentang Faktor Pendukung Moralitas Siswa-siswi

8 If6 Di dalam keseharian jika ada kesalahpahaman dengan teman maupun guru, berusaha untuk minta maaf, dengan membangun kesadaran bahwa mereka adalah saudara dan tidak baik kalau tidak memberi dan meminta maaf. If7 Pengalaman di sekolah, adanya rasa tanggung jawab dan niat baik agar teman-teman dapat mengikuti kegiatan dengan baik. If8 Mempunyai kepedulian, tapi kurang mampu untuk melaksanakan dalam tindakan nyata. 9 If6 Berusaha untuk mengikuti kegiatan ibadat, berdoa dengan bantuan orang tua lewat ajakan dan dorongan. If7 Berusaha untuk membangun kesadaran pribadi bahwa Tuhan itu sangatlah penting sebagai pribadi ciptaan-Nya. If8 Berusaha untuk mengikuti ibadat, tapi juga karena dingatkan oleh orang tua.

4. Faktor Pendukung Moralitas Siswa-siswi

a. Hasil Observasi tentang Faktor Pendukung Moralitas Siswa-siswi

Observasi dilaksanakan pada tanggal 13-21 Mei 2016. Hal-hal yang diobservasi adalah hal-hal penting yang dibuat sekolah yang dapat membantu siswa-siswi dalam membangun moralitasnya. Beberapa hal hasil observasi selama penelitian yang dapat menjadi faktor pendukung moralitas siswa-siswi yakni sebagai berikut: visi-misi sekolah, nilai-nilai kanisius, komitmen sekolah, tata tertib peserta didik, komitmen kelas, komitmen pribadi, kegiatan pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh sekolah sendiri.

b. Hasil Studi Dokumen tentang Faktor Pendukung Moralitas Siswa-siswi

Di dalam visi-misi sekolah SMP Kanisius Seman, diungkapkan soal menjadi pendidik anak Indonesia agar cerdas berkarakter, peduli terhadap sesama dan lingkungan. Dalam mencapai visi tersebut sekolah menyelenggarakan pendidikan menengah yang berkualitas berlandaskan paradigma pedagogi reflektif PPR dan mengoptimalkan sumber daya bersama mitra strategis sebagai misi sekolah. SMP Kanisius Sleman juga mempunyai kehkasan sebagai sekolah Kanisius yakni dengan menghidupi nilai-nilai tersendiri yaitu kasih dan solidaritas, kejujuran, cerdas, berani dan disiplin. Sekolah dalam menerapkan pendidikan juga mempunyai komitmen yaitu melaksanakan apel pagi setiap hari pada pukul 06.50, melaksanakan doa bersama sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran, semua guru melaksanakan pembelajaran berpola paradigm pedagogi reflektif PPR, setiap kelas membuat dan melaksanakan komitmen kelas, guru memberikan peneguhan terhadap catatan refleksi peserta didik. Tata tertib peserta didik tahun 2015 mengungkapkan tiga hal penting yakni yang pertama, kewajiban peserta didik yaitu, menjunjung tinggi filsafat negara Pancasila yang diwujudkan dalam sikap dan perbuatan, mentaati peraturan yang berlaku di sekolah, bersikap sopan terhadap guru, karyawan dan seluruh anggota sekolah, mengikuti pelajaran dengan tertib dan disiplin, mengembangkan kepribadian yang jujur. Kedua, keharusan peserta didik yaitu melingkupi hadir di sekolah paling lambat sepuluh menit sebelum jam pelajaran dimulai, berdoa bersama sebelum dan sesudah pelajaran, menyampaikan surat dari orang tuawali jika tidak mengikuti pelajaran, melampirkan surat keterangan sakit dari dokter jika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak masuk sekolah karena sakit, kehadiran di sekolah tidak kurang dari delapan puluh persen, dan setiap peserta didik diharuskan untuk membuang sampah pada tempatnya. Ketiga, larangan terhadap peserta didik yakni, keluar dari lingkungan sekolah selama jam pelajaran berlangsung, berpakaian tidak sopan, membawamemakai perhiasan yang berlebihan, membuat gaduh di kelas saat proses belajar mengajar, merusak dan mengotori lingkungan sekolah, berkelahi dan melanggar hukum lainnya, membawa, menjual dan mengedarkan obat-obat terlarang. Sekolah juga membuat komitmen pribadi yang berisikan tentang komitmen setiap peserta didik dalam membinan diri. Isi dari komitmen pribadi ini diberi kebebasan kepada setiap peserta didik sesuai dengan pribadi masing-masing.

c. Hasil Dokumentasi tentang Faktor Pendukung Moralitas Siswa-siswi