b. Menjadi Pelaku Perubahan dalam Masyarakat
Heracletos dalam Komkat KAS Majelis Pendidikan Katolik KAS 2006C:59-
60 mengatakan “tidak ada yang tetap selain perubahan itu sendiri”, artinya bahwa dalam diri dan hidup orang selalu akan mengalami perubahan dan
itu terjadi setiap saat. Perubahan menjadi tujuan dalam mewujudkan kebaruan dalam pribadi dan hidup baik di dalam lingkup keluarga, adat, kelompok,
organisasi, lingkungan masyarakat maupun dalam berbangsa dan bernegara. Pelaku perubahan menunjuk terhadap pribadi, kelompok yang berani
memperjuangkan perubahan, baik perubahan dalam keluarga, adat, kelompok masyarakat, organisasi, serta lingkup sosial masyarakat luas. Sebagai contoh yang
menjadi bagian dari perjalanan sejarah perubahan itu sendiri dapat dilihat dari perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan Indonesia menjadi sebuah
Negara. Dengan kegigihan, kecintaan, keberanian dalam memperjuangkan sebuah bangsa dari situasi yang ditindas dalam berbagai hal ekonomi, sosial. Dalam
kehidupan bermasyarakat sikap hidup Rm. Van Lith dalam Banawiratma 1991:30 memperjuangkan dan memihak golongan pribumi, beliau mengatakan
“sebagai suatu kekuatan yang berdiri di luar nasionalisme Belanda, tak ada kepentingan pribadi bangsa Belanda, secara sembunyi-sembunyi yang mengikat
orang Katolik dengan kelompok penjajah dan pencari uang”. Sikap tegas dalam membela kepentingan orang-orang yang tidak mampu
dalam pelbagai hal ekonomi, sosial adalah suatu tindakan nyata yang menunjukkan keprihatinan dan keberpihakan kepada mereka yang membutuhkan
bantuan dan pertolongan baik secara fisik maupun secara sosial. Buah-buah dari tindakan sebagai pelaku perubahan akan dapat dirasakan baik secara persona,
kelompok maupun sosial masyarakat. Manusia sebagai orang beriman dengan segala kekayaan akan nilai-nilai kerajaan Allah yang dianut dan diimani akan
menjadi pondasi sekaligus menjadi jalan untuk mewujudkan tindakan perubahan sebagaimana diungkapkan di atas. Di sini dapat di lihat bagaimana setiap pribadi
yang hidup oleh agama dan kepercayaan yang diimani akan tampak dalam tindakan konkrit, baik dalam keluarga, kelompok, organisasi, maupun lingkungan
sosial masyarakat yang majemuk. Siswa-siswi sebagai pribadi yang mempunyai agama dan kepercayaan
mempunyai nilai-nilai keutamaan moral mempunyai peluang besar untuk menjadi pelaku perubahan dalam kehidupannya, baik di rumah, relasi dengan
teman, guru, maupun dengan sesamanya manusia.
c. Suara Hati