Ruang lingkup Pendidikan Religiositas Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Religiositas

b. Tujuan Pendidikan Religiositas

Tujuan pendidikan religiositas berdasarkan Komisi Kateketik KAS dalam buku Pendidikan Religiositas 2009:29 adalah sebagai berikut:  Menumbuhkan sikap batin siswa agar mampu melihat kebaikan Tuhan dalam diri sendiri, sesama, dan lingkungan hidupnya sehingga memiliki kepedulian dalam hidup bermasyarakat.  Membantu siswa menemukan dan mewujudkan nilai-nilai universal yang diperjuangkan semua agama dan kepercayaan.  Menumbuhkan kerja sama lintas agama dan kepercayaan semangat persaudaraan sejati.

6. Ruang lingkup Pendidikan Religiositas

Pendidikan Religiositas dilaksanakan pada jenjang Pendidikan SD, SMP, dan SMA. Bahan-bahan yang dibahas dalam Pendidikan Religiositas ialah keseluruhan hidup beriman yang berkisar pada beberapa pokok yang merupakan satu kesatuan dan berpusat pada nilai-nilai Religiositas. Masing-masing jenjang akan membicarakan materi pokok yang berkisar pada dimensi kebaikan Tuhan dalam diri sendiri, sesama, dan lingkungan hidup. Untuk SMP ruang lingkup Pendidikan Religiositas meliputi agama dan kepercayaan membawa pembaruan, Tuhan mendekati manusia, dan mewujudkan sikap beriman dalam masyarakat dan lingkungan hidup, Komisi Kateketik KAS, 2005:9. Bertitik tolak dari latar belakang kontekstual pendidikan religiositas seperti diungkapkan dalam Komisi Kateketik KAS, 2009: 18 bahwa rakyat Indonesia hidup dan berkembang dalam kemajemukan suku, bahasa, etnis, agama, dan kepercayaan. Di mana kemajemukan sungguh indah dan membahagiakan jika semua pihak mau hidup bersama serta mampu mengakui dan menghargai satu sama lain. Dengan latar belakang kontekstual ini penulis dapat melihat bahwa ruang lingkup yang dikaji dalam pendidikan religiositas sangatlah baik. Dengan menyadari juga bahwa semua pengalaman setiap pribadi baik pengalaman di dalam keluarga, kelompok maupun lingkup agama sangatlah berbeda dan mempunyai kekhasannya sendiri. Kebaikan Tuhan dalam diri, sesama dan lingkungan yang dialami setiap pribadi sesuati dengan agama dan kepercayaannya masing-masing dapat menjadi bahan yang selalu menarik untuk dijadikan ruang dalam membangun kebersamaan sebagai makhluk sosial yang saling menghargai dan menghortmati hidup sebagai karunia Tuhan.

7. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Religiositas

Pendekatan yang digunakan dalam Pendidikan Religiositas adalah komunikasi iman yang bertitik tolak pada pengalaman hidup dan iman siswa bukan indoktrinasi. Komunikasi iman tersebut meliputi pribadi siswa dengan siswa dengan guru, siswa dengan teks, siswa dengan susasana dan siswa dengan Tuhan Komisi Kateketik KAS, 2005: 12. Komunikasi iman mengajak dan mendorong siswa untuk mampu membagikan pengalaman iman dalam hidup sehari-hari, mampu untuk mengungkapkan pergumulan, suka duka. Dengan komunikasi iman ini, siswa semakin dimampukan belajar untuk berbagi pengalaman hidup apa adanya, belajar untuk saling menghargai, menghormati, baik diri sendiri maupun orang lain. Dalam Proses pembelajaran religiositas sangat dimungkinkan bahwa komunikasi iman dapat terjadi, terarah dan berkesinambungan, olehnya siswa dapat merefleksikan, menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran iman dari agama dan kepercayaan yang diyakini dalam hidup nyata sehingga semakin bertumbuh dan bekembang menjadi pribadi-pribadi yang beriman. Dengan pengalaman, siswa dapat melihat dengan jelas apa yang dialami dan pengalaman itu dapat menjadi sumber inspirasi untuk mengkomunikasikan apa yang diimani dan apa yang dihayati terkait dengan iman yang dihayati. Dengan pengalaman siswa juga dimampukan untuk merefleksikan dan mengambil makna, nilai dan kesadaran serta semangat sikap baru sesuai dengan ajaran dan kepercayaan masing-masing pribadi. Refleksi pengalaman diharapkan membantu dan mendorong siswa untuk dapat mengaktualisasikan dalam kehidupan konkrit nilai-nilai baik dan benar yang ditimba dari pengalaman.

B. MORALITAS

Pendidikan bertujuan untuk membantu generasi muda menjadi manusia haruslah menyangkut semua unsur seperti rasionalitas, kesadaran, akal budi, spiritualitas, moralitas, sosialitas, serta keselarasan dengan alam Suparno, 2002:13. Di sini penulis melihat moralitas sebagai cermin bagaimana pendidikan itu sungguh mampu membawa siswa-siswi pada suatu jalan menuju kedewasaan sebagai pribadi. Bagaimana dengan pendidikan siswa-siswi mampu untuk melihat