Masa Bayi Masa Anak-anak

nilai moral dari apa yang diimani, baik dalam keluarga, kelompok, organisasi, dan lingkungan masyarakat luas.

C. MORALITAS REMAJA

1. Perkembangan Moral Anak

b. Masa Bayi

Masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya di mana pada masa ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk Hurlock, 1980:76. Hal ini menjadi menarik karena pada ini juga menjadi sebuah kehidupan yang nyata sebagai bentuk dari kehidupan semenjak anak dalam rahim ibunya. Masa bayi ini menjadi wujud nyata yang sungguh-sungguh dapat menjadi jawaban atas misteri kehidupan. Pada saat lahir, tidak ada anak yang memiliki hati nurani atau skala nilai. Akibatnya tiap bayi yang baru lahir dapat dianggap amoral atau non moral. Tidak seorang pun anak dapat diharapkan mengembangkan kode moral sendiri, sebaliknya tiap anak harus diajarkan standar kelompok tentang yang benar dan yang salah. Hurlock mengungkapkan bahwa anak-anak tidak dapat diharapkan untuk mengetahui seluruh kebiasaan kelompok ataupun untuk berperilaku menurut cara yang benar-benar moral. Moralitas sesungguhnya jarang ditemukan pada anak, tetapi ia harus muncul pada masa remaja Hurlock, 1989:75. Pada masa bayi ini, peranan disiplin menjadi tujuan utama. Hal penting dari tujuan ini adalah mengajarkan kepada anak, apa yang menurut dia dianggap kelompok sosial sebagai benar dan salah, dan mengusahakan agar ia bertindak sesuai dengan pengetahuan ini. Perbuatan atau tingkah laku benar atau salah haruslah dianggap sebagai suatu tindakan atau perbuatan lebih khusus tindakan yang salah, tujuannya adalah agar bayi tidak mengalami kebingungan dalam mengetahui apa yang diharapkan dari bayi. Hurlock mengatakan bahwa peranan disiplin sangat penting dalam perkembangan moral terutama dalam bentuk hukuman untuk perilaku yang salah dan bentuk pujian untuk perilaku yang diterima secara sosial. Peranan ini membantu anak untuk mengerti perilaku atau tindakan benar dan salah.

c. Masa Anak-anak

Menurut Peaget dalam Hurlock 1980:163 antara usia lima tahun sampai dua belas tahun konsep anak mengenai keadilan sudah berubah. Pengertian yang kaku dan keras tentang benar dan salah yang dipelajari dari orang tua, menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan-keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral. Hal ini dapat dilihat dalam tingkah laku anak dalam melakukan sesuatu yang dianggap salah namun disisi lain tidak selalu salah. Pada masa ini perkembangan moralitas anak semakin tampak, anak mulai mengerti bahwa mengikuti atau melakukan peraturan merupakan cara untuk mendapatkan perhatian atau mengambil hati orang lain. Hal ini dimengerti anak dalam kaitannya soal mempertahankan hubungan baik dengan orang lain. Kohlberg menamakan perkembangan moral pada masa anak sebagai moralitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan dan penyesuain konvensional. Tampak pada masa ini anak-anak mulai menunjukkan kemampuannya dalam menyesuaikan perilaku dan perbuatan dengan standar-standar atau aturan-aturan yang ditetapkan orang dewasa. Kemampuan anak dalam menyesuaikan perilaku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan standar yang ditentatukan orang dewasa juga dipengaruhi tingkat kecerdasan anak. Di dalam masa anak-anak ini juga nampak adanya perkembangan suara hati. Suara hati adalah suatu reaksi khwatir yang terkondisi terhadap situasi dan tindakan tertentu yang telah dilakukan dengan jalan menghubungkan perbuatan tertentu dengan hukuman Hurlock, 1980:163. Suara hati pada masa anak-anak ini dapat dilihat dalam dua hal, yakni rasa bersalah dan rasa malu. Rasa bersalah terjadi saat di mana anak berhadapan dengan perilakunya sendiri yang tidak sesuai dengan atau bertentangan dengan nilai moral yang berlaku dan menjadi suatu kewajiban. Rasa malu terjadi ketika anak mendapat penilaian negatif dari orang lain baik prasangka maupun benar yang mengakibatkan timbulnya reaksi emosional yang tidak menyenangkan dari anak.

2. Perkembangan Moral Remaja