Organisasi Masjid Kajian Teori Tentang Masjid a.

52 Pada perkembangannya, pembayaran maupun distribusi zakat yang dulunya lebih sering dikelola sendiri. Kini masyarakat banyak yeng mempercayakannya pada badan zakat atau masjid. Karena kedua institusi tersebut dianggap akan lebih memeratakan pemanfaatan zakat. 2 Infak atau Sedekah Berbeda dengan zakat yang wajib hukumnya, infak merupakan pemberian yang bersifat sukarela. Biasanya, infak ditetapkan oleh pengurus masjid guna pembangunanpengembangan masjid. Besarnya pun bervariasi, sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Jika masjid dapat mengelola infaksedekah dengan baik, maka tiap masjid akan memiliki baitul maal yang akan banyak sekali manfaatnya. 3 Wakaf Dalam sejarah Islam, wakaf memegang peranan penting, baik dalam pembangunan tempat-tempat ibadah maupun fasilitas umum sekolah, rumah sakit, dan lain lain. Tentang jumlah yang diwakafkan tidak ada batasnya, bisa beratus-ratus hektar atau hanya satu meter persegi. Kini dengan perkembangan manajemen yang modern barang wakaf merupakan investasi yang besar bagi umat Islam yang apabila bisa dikelola dengan baik maka wakaf 53 bisa menjadi potensi ekonomi yang memungkinkan seluruh umat Islam bisa hidup dengan berkecukupan. Disinilah peran masjid sebagai salah satu tempat yang bisa menerima harta wakaf, memegang peran kunci.

B. Kerangka Berfikir

Proses pemberdayaan Sumber Daya Manusia SDM harus selalu dilakukan demi menyelaraskan adanya ketersediaan Sumber Daya Alam SDA yang berlimpah di negeri kita ini. Pemberdayaan SDA dilakukan diantaranya melalui Pendidikan. Pendidikan diIndonesia dilaksanakan dalam tiga jalur yakni pendidikan formal, nonformal dan informal. Namun pada kenyataannya masyarakat masih menganggap pendidikan formal lebih penting dan mengecilkan fungsi pendidikan lainnya. Hal tersebut terjadi dikarenakan kebijakan pemerintah sebagai regulator pendidikan timpang. Pengembangan dalam sektor pendidikan formal lebih diprioritaskan ketimbang jalur pendidikan lainnya sehingga pendidikan formal mengalami kemajuan yang lebih pesat ketimbang pendidikan formal dan nonformal. Selain itu dalam tubuh pendidikan nonformal sendiri juga terjadi permasalahan. Diantaranya mengenai kualitas penyelenggaraan dan keluaran lulusannya. Keadaan yang sering terjadi, pendidikan nonformal dianggap sebagai ”program proyek”. Dengan kata lain, lembaga atau organisasi 54 penyengggara pendidikan nonformal hanya mengandalkan perintah dari pemerintah. Oleh karena itu seringkali terdapat program pendidikan yang mati suri berhenti jika dana sudah habis dan dapat berjalan kembali jika mendapat suntikan dana, bahkan ada yang kemudian mati sama sekali karena tidak ada dana untuk melanjutkan. Hal-hal tersebut membuat kredibilitas pendidikan nonformal dipertanyakan. Sesungguhnya pendidikan nonformal sendiri sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Pendidikan nonformal dapat melengkapi, menambah dan atau mengganti fungsi jalur pendidikan lainnya. Dengan adanya permasalahan tersebut dan kesadaran akan potensi yang dapat digali dalam pendidikan nonformal seluruh penggerak pendidikan nonformal tertantang untuk senantiasa mengembangkan diri dan bertindak lebih kreatif. Diantaranya adalah dengan mengadakan pendidikan nonformal yang lebih terintegrasi dengan kehidupan masyarakat. Salah satu yang kini sedang berkembang pesat adalah penyelenggaraan pendidikan nonformal berbasis keagamaan. Pertumbuhan masjid di Indonesia semakin meningkat, Namun peningkatan tersebut tidak sebanding dengan upaya pengembangannya. Padahal Masjid pada zaman nabi Muhammad SAW yang merupakan penyeru agama Islam tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah semata, namun