Tujuan Penelitian Manfaat penelitian

16 mencapai tujuan belajarnya”. Selanjutnya Harmojoyo 1973 dalam Mustofa Kamil 2009: 13-14 mengungkapkan bahwa pendidikan nonformal adalah ”usaha yang terorganisir secra sistematis dan kontinyu di luar sistem persekolahan, melalui hubungan sosial untuk membimbing individu, kelompok dan masyarakat agar memiliki sikap dan cita-cita sosial yang efektif guna meningkatkan taraf hidup dibidang materil, sosial dan mental dalam rangka usaha mewujudkan kesejahteraan sosial”. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan yang terorganisir dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan baik dilembagakan maupun tidak, melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan, yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan nonformal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Secara lebih luas pendidikan nonformal merupakan kegiatan yang sistemik yaitu kegiatan yang memiliki komponen, proses dan tujuan program. Berdasarkan sistem pendidikan nonformal terdiri atas masukan lingkungan enviromental input, masukan sarana instrumental input, masukan mentah raw input dan masukan lain other input. Proses yaitu interaksi edukasi antara masukan sarana terutama pendidikan untuk mencapai tujuan program, sedangkan tujuan program pendidikan nonformal intermediate goal antara 17 keluaran out put dan tujuan akhir final goal yaitu dampak outcome program pendidikan Sudjana, 2004: 163. Membicarakan pendidikan nonformal bukan berarti hanya membahas pendidikan nonformal sebagai sebuah pendidikan alternatif bagi masyarakat, akan tetapi berbicara pendidikan nonformal adalah berbicara tentang konsep, teori dan kaidah-kaidah pendidikan yang utuh sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kehidupan masyarakat. Karena pendidikan nonformal sebuah layanan pendidikan yang tidak dibatasi dengan waktu, usia, jenis kelamin, ras suku, keturunan, kondisi sosial budaya, ekonomi, agama, dan lain-lain. Meskipun pendidikan formal merupakan komponen yang penting dalam pendidikan sepanjang hayat. Akan tetapi, peran pendidikan nonformal dan pendidikan informal dalam rangka pendidikan sepanjang hayat bagi masyarakat sangat dibutuhkan saat ini dan kedepan Mustofa Kamil, 2009: 2-3. Pendidikan nonformal bertujuan untuk 1 melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya, 2 membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ketingkat atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 3 memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah, baik pendidikan yang berorientasi pada peningkatan keahlian dan kemahirannya sehingga mampu 18 meningkatkan penghasilan dan status hidupnya serta pendidikan yang berorientasi pada hobby atau kesenangan 4 memberikan layanan pendidikan pendukung dan pelengkap bagi warga belajar di bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan Depdiknas, 2006:4. Menurut UU tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pendidikan nonformal adalah satu jalur pendidikan yang meliputi: pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan latihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fugsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

b. Filsafat dan Teori Pendidikan Nonformal

Berbicara tentang philosophy dan teori pendidikan nonformal, tidak terlepas dari pemahaman konsep tentang kegiatan belajar yang terjadi ditengah-tengah masyarakat atau dikenal dengan istilah learning society. Terciptanya masyarakat gemar belajar learning society sebagai wujud nyata model pendidikan sepanjang hayat mendorong terbukanya kesempatan menuntut setiap orang, masyarakat, organisasi, institusi sosial untuk belajar lebih luas. Sehingga tumbuh semangat dan motivasi untuk belajar mandiri terutama dalam memenuhi kebutuhan belajar sepanjang hayat, dan memperkuat keberdayadidikan educability agar mampu mendidik diri dan lingkungannya.