Pelayanan Deskripsi Masjid Jogokariyan 1.

124 “…semua kegiatan ini ya sebenernya tujuannya untuk memebentuk jamaah menjadi masyarakat madani …Masyarakat madani itu maksudnya masyarakat seperti masyarakat Madinah pada jaman Rosulullah Nabi Muhammad. Pada zaman itu masyarakatnya sangat taat peraturan, senang belajar, suka menolong sesama dan akhirnya mereka bisa hidup sejahtera…”

2. Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Nonformal

Menuju Masyarakat Belajar Learning Society di masjid Jogokariyan Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh kesimpulan bahwa dampak pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal di masjid Jogokariyan menunjukan adanya perubahan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti aspek keagamaan, pendidikan, politik, sosial, ekonomi, kesehatan dan kebudayaan. Masjid Jogokariyan, sebelum dikelola dengan manajemen yang lebih baik seperti sekarang ini bernasib sama dengan masjid-masjid kebanyakan di Indonesia, sepi dan kurang terurus. Namun semenjak dikeloala dengan lebih baik masjid menjadi lebih hidup, jamaah sholat lima waktu selalu penuh, dan kegiatan-kegiatan lain dapat berjalan lancar dengan animo masyarakat yang tinggi. Hal itu menunjukan adanya peningkatan kesadaran beragama umat Islam yang dalam ini selaku jamaah masjid Jogokariyan. Hal tersebut sesuai dengan penuturan Ibu “Sr” selaku jamaah masjid Jogokariyan sekaligus pengurus sebagai berikut: “Dulunya jamaah masjid tidak sebanyak ini…apalagi kalau sholat subuh, kalau dulu paling yang jamaah hanya beberapa orang saja. Sekarang meskipun sholat subuh masjid selalu penuh, apalagi kalau sholat maghrib dan isya. Disisni agak sepinya malah kalau sholat dzuhur. Karena jamaah kan banyak yang kerja dan punya kegiatan diluar”. 125 Pernyataan tersebut dikuatkan dengan penuturan Bapak “Tj” sebagai berikut: “…disini shalat jamaah selalu ramai, apalagi yang bagian putra, pasti penuh, keculai dzuhur, paling dua sampai tiga baris saja, karena kalo siang kan jamaah pada punya kegiatan diluar, entah kerja atau sekolah dan kuliah”. Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dimasjid Jogokariyan merupakan kegiatan pendidikan nonformal, diantaranya berupa kegiatan pengajian, pelatihan, dan diskusi. Seperti tujuan kegiatan lainnya, kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di masjid Jogokariyan apada intinya dalah kegiatan yang dirancang untuk membentuk sifat religius pada jamaahnya. Hal tersebut sesuai dengan penuturan Bapak “Tj” sebagai berikut; “Apapun bentuk kegiatannya,semua sebenarnya ditujukan untuk mendidik masyarakat maubentuknya adalah pelatihan, kursus, diskusi, talkshow, dan pengajian, atau mungkin jalan, jalan, pentas seni dan sebagainya, itu tujuannya cuma satu untuk membentuk religiuitas masyarakat”. Contoh adanya dampak kemandirian politik dalam jamaah masjid Jogokariyan sebagai hasil dari upaya pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal menuju masyarakat belajar di masjid Jogokariyan adalah adanya pemilihan takmir secara langsung oleh masyarakat Jogokariyan setiap 5 tahun sekali sesuai masa periode jabatan takmir yang ada. Dalam pemilihan tersebut setiap warga kampung Jogokariyan baik yang berstatus jamaah tetap maupun tidak tetap masjid dapat mengikuti pemilihan ketua takmir masjid Jogokariyan yang dilakukan secara terbuka