Filsafat dan Teori Pendidikan Nonformal

21 makna pemberdayaan ini Gunawan Sumadiningrat mengatakan bahwa Pemberdayaan yang kita maksud adalah memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”. Empowerment dalam khasanah barat lebih bernuansa “pemberian kekuasaan dan kekuatan” dari pada ‘pemberdayaan” itu sendiri. Barangkali istilah yang paling tepat adalah “energize” atau katakan “memberi energi”. Pemberdayaan adalah memberi energi agar yang bersangkutan mampu untuk bergerak secara mandiri. Sumadiningrat, 2000: 58. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam upaya pemberdayaan masyarakat seperti: pertama, meningkatkan kesadaran krisis atas posisi masyarakat dalam struktur sosial politik, hal ini berangkat dari asumsi bahwa sumber kemiskinan berasal dari konstruksi sosial yang ada pada masyarakat itu sendiri. Kedua, kesadaran krisis yang muncul diharapkan membuat masyarakat mampu membuat argumentasi terhadap berbagai macam eksploitasi serta sekaligus membuat pemutusan terhadap hal tersebut. Ketiga, peningkatan kapasitas masyarakat. Dalam konteks ini bahwa kemiskinan bukan sekedar persoalan kesejahteraan sosial akan tetapi berkaitan dengan faktor politik, ekonomi, sosial, budaya bahkan keamanan. Keempat, pemberdayaan perlu mengkaitkan dengan pembangunan sosial dan budaya masyarakat Suprajan 22 Hempri Suyatno, 2003:44. Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memulihkan atau meningkatkan keberdayaan suatu komunitas agar mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak–hak dan tanggung jawab mereka sebagai komunitas manusia dan warga negara. Tujuan akhir pemberdayaan masyarakat adalah pulihnya nilai – nilai manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai pribadi yang unik, merdeka dan mandiri. 1 unik dalam konteks kemajemukan manusia; 2merdeka dari segala belenggu internal maupun eksternal termasuk belenggu keduniawian dan kemiskinan; 3 mandiri untuk mampu menjadi programer bagi dirinya dan bertangung jawab terhadap diri sendiri dan sesama. Manusia yang berdaya adalah manusia yang mampu menjalankan harkat martabatnya sebagai manusia, merdeka dalam bertindak sebagai manusia dengan didasari akal sehat serta hati nurani. Artinya manusia tidak harus terbelenggu oleh lingkungan, akan tetapi semata–mata menjadikan nilai– nilai luhur kemanusiaan sebagai kontrol terhadap sikap perilakunya. Manusia dikaruniai hati nurani, sehingga mempunyai sifat–sifat baik dalam dirinya sesuai dengan fitrahnya Modul Pemberdayaan Masyarakat PNPM: 2011. 23

b. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tesebut. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut. Dengan demikian untuk menjadi mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumber daya manusia yang utuh dengan kondisi kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif, dan sumber daya lainnya yang bersifat fisik-material Ambar Teguh Sulistiyani, 2004:80. Pemberdayaan masyarakat mengarah pada pembentukan kognitif masyarakat yang lebih baik. Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seorang atau masyarakat dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi afektif adalah merupakan sense yang dimiliki oleh masyarakat yang