90 belum menjadi kegiatan rutin. Karena kaderisasi di masjid
Jogokariyan sendiri secara tidak langsung sudah terintegrasi kedalam program-program lainnya seperti Hamas dan RMJ. Hal ini
sesuai dengan pernyataan saudara “Bs” selaku pengurus masjid Jogokariyan sebagai berikut:
“…Kegitan di Biro Pembinaan Kader Mubaligh ini belum berjalan rutin. Mungkin selain peminatnya tidak banyak,
urgensi programnya sendiri belum terasa. Kalau rencana kegiatannya sih maunya sebulan sekali ada pertemuan, tapi
belum bisa berjalan, jadi baru berjalan beberapa kali saja yaitu kegiatan ngumpul-ngumpul dihalaqoh kelompok
kecil diserambi masjid.”
7. Biro Pembinaan Kewirausahaan
Kewirausahaan kini menjadi ujung tombak perekonomian negara. Dengan berkembangnya sistem wirausaha, kemandirian
ekonomi masyarakat menjadi meningkat. Biro pembinaan kewirausahaan ini memiliki program-program yang berkaitan
dengan penumbuhan dan pengembangan minat kewirausahaan. Biro ini tidak hanya ditujukan untuk jamaah masjid Jogokariyan
namun juga berlaku untuk masyarakat umum. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak “Rhmn” selaku salah satu pengurus
masjid Jogokariyan sebagai berikut: “…sekarang kewirausahaan sedang dikembangkan di
Indonesia. Kewirausahaan nyata mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Maka dari itu masjid
Jogokariyan juga turut serta dalam memfasilitasi masyarakat khususnya jamaah masjid untuk bisa
mengembangkan kemampuan kewirausahaan. Programnya diantaranya pelatihan, pemberian modal dan
pendampingan. Bekerja sama dengan badan lain pemberi
91 modal. Kami pengurus masjid Jogokariyan cuma sebagai
fasilitator saja, yang ngasih modal usaha biasanya badan yang bekerjasama, kayak Bank apa organisasi masyarakat.”
Pernyataan tersebut dikuatkan dengan pendapat Bapak “Tj” sebagai berikut:
“Sekarang kewirausahaan jadi andalan untuk meningkatkan ekonomi. Disini masjid Jogokariyan juga dilaksanakan
pelatihan kewirausahaan, yang terbaru ini bekerjasama dengan bank Muamalat.…jamaah disuruh bikin proposal
kelompok, per kelompok sekitar 4 orang. Kelompok yang proposalnya lolos akan dapet modal Rp. 2 juta. Selanjutnya
kegiatan wirausahanya akan dipantau oleh pihak sana bank muamalat. Selain kerjasama dengan bank kadang ada juga
pelatihan dari badan wakaf dan infak masjid, tapi tidak mesti rutin kegiatannya.”
Dari penuturan Bapak “Rhmn” dan “Tj” diatas dapat disimpulkan juga bahwa kegiatan biro Pembinaan kewirausahaan
diantaranya berupa: a Pelatihan keterampilan kewirausahaan melalui seminar
maupun praktek, b Pemberian modal bekerja sama dengan beberapa badan
penyedia modal seperti bank maupun dana wakaf dan infak masjid dan
c Pendampingan usaha. Kegiatan kewirausahaan yang dilakukan di masjid
Jogokariyan sama seperti kegiatan umum lainnya. Yakni ada kegiatan pendidikan dan pelatihan agar jamaah memperoleh
kompetensi yang diperlukan untuk melakukan wirausaha kemudian diberi modal agar kompetensi yang diperoleh dapat secara nyata
dilaksanakan. Sejalan dengan kedua hal tersebut dilakukan
92 pendampingan agar evaluasi dapat segera dilaksanakan sehingga
apa yang telah dilakukan menjadi efektif dan tidak sia-sia.
8. Biro Pembinaan Perpustakaan
Masjid Jogokariyan menyediakan perpustakaan di dalam masjid. Dalam rangka membudayakan minat baca bagi masyarakat
khususnya bagi jamaah masjid. Biro ini bertugas mengurusi penambahan koleksi buku, alur keluar masuknya buku serta
program-program peningkatan minat baca masyarakat. Biro perpustakaan juga seringkali mengadakan lomba-lomba untuk
jamaah masjid Jogokariyan. Terutama anak-anak dan remaja. Lomba diadakan dalam rangka meningkatkan minat baca
masyarakat. Dengan adanya lomba yang diadakan di dalam ruang gedung perpustakaan yang berada lantai dua masjid Jogokariyan,
diharapkan masyarakat juga berminat menjelajahi koleksi perpustakaan masjid Jogokariyan yang cukup menarik dan menjadi
anggota tetap. Perpustakaan masjid Jogokariyan sebenarnya sudah ada
sejak lama. Namun pengelolaanya masih terkesan seadanya. Perpustakaan hanya buka satu minggu sekali yakni pada hari
minggu. Dan dijaga oleh pengurus yang pada saat itu memiliki waktu luang. Minat baca masyarakat saat ini masih minim
peminjam buku kebanyakan adalah anak-anak. Hal tersebut bisa jadi terjadi karena koleksi buku yang kurang menarik bagi tingkat