Pelaksanaan Learning Society Kajian Tentang Masyarakat Belajar Learning Society a. Konsep Learning Society
35 learning centre” as a seed for social and cultural
renewal…but this society would no longer be obbessed with, or limited by, the mechanistic trappings of control and
efficiency that for more than a century have made educational processes subservient to political and economic
agenda, Miller, 2000,
Pendapat Miller mengarahkan belajar karena masyarakat selalu diarahkan dan didominasi oleh control politik dan agenda
ekonomi. Tidak demikian pemahaman belajar di pusat-pusat belajar masyarakat. Politik dan agenda ekonomi diintegrasikan
sebagia sumber atau hal yang harus dipelajari untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Alasan lain, individu dan masyarakat ada
yang gemar belajar tentang hal itu bahkan yang lain. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan adanya pusat-
pusat belajar di masyarakat yaitu: a Anak-anak, pemuda dan orang dewasa yang belajar di
pusat-pusat belajar berkesempatan untuk berkembang. b Pusat-pusat belajar memperluas pemilihan ahli yang
sesuai dengan pembelajar. c Anak-anak, pemuda dan orang dewasa yang belajar di
pusat-pusat belajar berbagi tanggung jawab dengan yang lain.
d Pusat-pusat belajar belajar dapat menghasilkan uang lewat iuran anggota untuk operasional. Perbedaan
pendapat anggota kelompok semua anggota dipertimbangkan.
36 e Bagi orang tua yang bekerja diluar rumah atau pengasuh
tunggal yang mengikut sertakan anaknya belajar dipusat- pusat belajar dapat terlibat tanpa harus bertanggung
jawab penuh. f Anak-anak dapat mempelajari ketertarikannya terhadap
orang dewasa. g Pusat-pusat belajar diciptakan dengan akses yang mudah.
h Pusat-pusat belajar memberi kesempatan untuk belajar bersiosialisasi dan interaksi sosisal.
i Pusat-pusat belajar meningkatkan kesempatan antara orangtua dan anak untuk belajar bersosialisasi dan
interaksi sosial. j Pusat-pusat belajar menciptakan kesempatan menyatukan
aktivitas belajar, berbicara di depan umum, proyek- proyek, demonstrasi pertunjukan atua perayaan
sederhana. Jennings, 2000 menjelaskan 9 tindakan yang mengarahkan
setiap orang yang harus ada di dalam pusat-pusat belajar masyarakat yaitu :
1 Transformasi hasil transformasional Outcomes. Pengalaman menentukan belajar. Bahan pembelajaran
membantu pembelajar untuk hasil global yakni tanggung jawab sebagai warga negara, pekerja produktif, belajar
37 mandiri sepanjang hidup, pemeliharaan kesehatan
masyarakat dan mengatasi masalah masyarakat. Untuk itu pembelajaran berperspektif realis masyarakat . Di
lembaga persekolahan misalnya, pembelajaran dikelola agar bagaimana murid guru bukan hanya belajar diajar
bersama tetapi sampai mengalaminya sendiri, bukan hanya berkunjung dan mengobservasi, mengamati dan
bertanya tentang masyarakat. 2 Belajar pengalaman learning experiences. Materi
pembelajaran dihasilkan dan diarahkan untuk mengalami sendiri. Belajar dilakukan dengan benar-benar
melakukan langsung. Bukan sebatas teori, sebatas tembok, ruang sekolah, sebatas kelompok belajar tetapi
pengalaman luas. Misalnya pekerjaan-pekerjaan persekolahan diarahkan untuk belajar bersama dengan
masyarakat. 3 Mengobservasi work by observing. Belajar dengan cara
mengobservasi dengan penelitian tindakan atau penelitian keterlibatan langsung. Sehingga pembelajar
benar mengalami langsung. 4 Rencana belajar seseorang personal learning plan,
seorang pembelajar membuat sendiri atau kerjasama dengan yang lain. Ia perlu apa yang harus diperlajari,
38 bagaimana untuk apa, apa manfaatnya bagi setiap orang
atau bagi masyarakat. Apa yang sangat sesuai dengan kebutuhannya.
5 Fasilitator belajar, fasilitators of learning. Semua orang, tempat, lembaga, ruang, situasi, benda dan alam
semesta menjadi fasilitas belajar yang saling membangun.
6 Tidak terpusat desentralized. Keputusan, kebijakan, penganggaran dan semua berpusat dari pembelajaran
bukan pengaruh atau dominasi luar. 7
Merelokasi dan mengembangkan sumber belajar realocate or redeploy resources. Belajar bukan sebatas
aktifitas atau pemanfaatan tetapi belajar adalah kegemaran yang menyenangkan dan semua sumber
belajar terus dikembangkan bukan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajar. Tetapi sama-sama
berkembang saling melengkapi. 8
Pemberdayaan teknologi, pembelajar dan staff effectiveuse of technology empowers learners and staff.
Teknologi apapun harus diberdayakan untuk sumber dan sahabat belajar. Pembelajar harus terus memberdayakan
diri untuk disesuaian dengan kemajuan teknologi dan teknologi dimajukan untuk kemajuan pembelajar.
39 Bahkan hasil belajar untuk memajukan teknologi dan
pembelajar. Staff yang terlibat saling belajar dari teknologi dan pembelajar lainnya.
9 Persahabatan partnerships. Persahabatan antar pemerintah, umum lembaga, swasta, pribadi. Bukan
sebatas kerjasama dan kolaborasi. Tetapi upaya untuk membangun kegemaran belajar bersama dengan
masyarakat.Elia Tambunan, 2008 : 65-71 3 Masyarakat belajar saling belajar bersama masyarakat
Sudah saatnya setiap orang harus belajar dengan masyarakat bukan lagi hanya pendidikan atau belajar berbasis masyarakat yang
sering dianggap : “Pendidikan bertumpu pada prinsip “dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat….masyarakat ditempatkan sebagai subjekpelaku pendidikan, bukan objek
pendidikan…masyarakat dituntut peran dan partisipasi efektifnya dalam setiap program pendidikan…masyarakat
diikutsertakan, dalam semua program yang dirancang untuk menjawab kebutuhan mereka, Zubaedi, 2006: 131 dalam
Elia tambunan :71
Belajar bersama masyarakat maksudnya setiap orang belajar dan membelajarkan bersama dengan msyarakat sekolah, rumah dan
masyarakat saling belajar dan membelajarkan bersama. Semua adalah pemilik dan pemakai. Belajar bersama dengan masyarakat
mengubah persepsi dan implikasi pendekatan proses belajar mengajar secara tradisional menganggap bahwa awal pendidikan
seorang anak dianggap sebagai awal ketika dia masuk sekolah dasar
40 atau playgroup, taman kanak-kanak adalah tanggung jawab guru dan
administrasi pendidikan. Pendidikan seorang anak sebagai awal dari tanggung jawabnya yang diarahkan dan asuhan oleh orang tua atau
pendampingan orang dewasa lainnya. Sehingga, setiap orang telah diseret masuk ke sekolah. Hal ini menyebabkan sekolah menguasai,
tak tertandingi dan mahakuasa. Rumah dan masyarakat dianggap tidak membelajarkan. Suzuki 2000, Elia Tambunan, 2009.
Masyarakat belajar saling belajar bersama tidak lagi dilihat sebagai pesiapan untuk hidup, tetapi belajar selagi masih hidup dan
hidup berada ditengah belajar. Belajar dan kehidupan sejajar saling mendukung. Saling menginformasikan dalam seluruh konteks
kehidupan. Belajar dalam hidup dan hidup dalam belajar dalam seluruh kehidupan manusia.
4 Masyarakat belajar menjadi teladan pembelajar Dalam Learning Society konsep utamanya adalah teladan
belajar dengan belajar mandiri. Belajar mandiri dilakukan oleh individu. Individu mempengaruhi situasi sosial. Namun demikian
individu terbentuk oleh interaksi sosial masyarakat. Masyarakat dipengaruhi oleh budaya etos dan nilai. Oleh karena itu dalam hal ini
belajar juga berorientasi tentang perilaku sosial masyarakat. Oleh karena itu keteladanan pembelajaran ini terbentuk dari situasi sosial
kehidupaan. Dalam Learning Society individu diartikan selalu berhubungan dengan manusia lainnya yaitu masyarakat. Tidak
41 seorangpun yang dapat menyangkal kenyataan bahwa manusia
adalah makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat. Ia selalu berhubungan dengan manusia-manusia lain.