Biro Layanan Perawatan Jenazah : Biro Pemberdayaan Perempuan :
80 menyediakan layanan pendidikan bagi anak-anak yang dikelola
dibawah naungan Biro Pembinaan Himpunan Anak Masjid HAMAS. Hal tersebut sesuai dengan penuturan Bapak “Tj”
selaku sekretaris takmir masjid Jogokariyan berikut: “Di lingkungan masjid Jogokariyan ini banyak anak-anak,
kita berusaha memberi pelayanan terbaik bagi mereka sebagai usaha regenerasi umat. Lagipula masa anak-anak ini
kan sangat penting. Perkembangan mereka nanti kalau sudah dewasa bergantung bagaimana mereka dididik waktu
kecil. …makanya kami mendirikan Biro HAMAS agar anak-anak bisa mendapat landasan pendidikan agama yang
kuat.”
Pendapat tersebut dikuatkan oleh pendapat Saudara “Tr” selaku pengurus biro HAMAS sebagai berikut:
“Kami menyadari pentingnya menanamkan nilai-nilai positif dan keagamaan sejak kecil … Makanya kami
membuat kegiatan untuk anak-anak. ..kegiatan HAMAS ada TPA setiap malam ba’da maghrib, kadang diaadakan juga
pelatihan tajwid, dan pesantren sabtu-Ahad.” Berdasarkan pernyataan tersebut diperoleh pula gambaran
mengenai kegiatan yang dilaksanakan Biro HAMAS masjid Jogokariyan yakni;
a Taman Pengajian Al-qur’an TPA, b Pelatihan Tajwid, dan
c Pesantren Sabtu-Ahad. Kegiatan TPA masjid Jogokariyan dilaksanakan setiap hari
senin hingga sabtu pada malam hari setelah ibadah shalat maghrib di masjid Jogokariyan. Sedangkan kegiatan pelatihan tajwid dan
Pesantren Sabtu-Ahad dilaksanakan secara insidental sesuai
81 kebutuhan anak-anak. Jika dirasa anak-anak mulai jenuh dengan
kegiatan TPA yang monoton maka akan diadakan kegiatan pelatihan tajwid dan atau pesantren sabtu-ahad yang lebih bersifat
entertaining namun masih edukatif. TPA masjid Jogokariyan belum dikelola secara formal yang
menjamin adanya ijazah kelulusan dan sebagainya. Namun pada pelaksanaanya kegiatan TPA masjid Jogokariyan mengacu pada
kurikulum TPA pada umumnya. Selain itu anak-anak di kelompokkan berdasarkan umur kemudian dibagi menjadi beberapa
kelas agar materi yang didapat sesuai dengan perkembangannya. Informasi tersebut diperoleh berdasarkan informasi yang
disampaikan saudara “Tr” sebagai berikut: “Kalau ijazah kelulusan tidak ada Mbak. Kami bukan TPA
formal, kami kegiatannya bebas saja. Tapi seluruh isi kegiatannya sih tetap mengacu ke TPA pada umumnya,
kurikulum, silabus dan sebagainya kami mencontoh TPA- TPA yang sudah ada…untuk kegiatan kesehariannya anak-
anak dikelompokin sesuai umurnya terus nanti setiap kelompok ada gurunya masing-masing.”
Informasi tersebut dikuatkan dengan pendapat Bapak “Tj” sebagai berikut:
“Kami kan organisasi masyarakat Mbak, jadi memang kegiatannya disini kebanyakan tidak resmi maksudnya tidak
ada izin pemerintah segala dan sebagainya, kami berjalan nonformal saja disesuaikan kebutuhan masyarakat… untuk
TPA dan kegiatan lain juga tidak ada yang namannya ijazah atau sertifikat. Kalo sertifikat paling adanya kalu kegiatan
seperti seminar atau pelatihan, itu juga tergantung panitianya menyediakan atau tidak.”