Sistem Pengendalian Intern Bank Negara Indonesia Tbk 2014

BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Fungsional Untuk mendukung pelaksanaan proses manajemen risiko secara tepat waktu dan akurat, BNI telah membangun beberapa aplikasi manajemen risiko, antara lain Internal Rating System, Scoring System, Periskop, Market Risk Management Tools , dan lain-lain. Sistem database dan risk engine sebagai bagian dari proses manajemen risiko juga dalam proses development.

4. Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern di BNI diimplementasikan dengan menggunakan model Three Lines of Defense yang terdiri atas: Risk Owner , bertanggung jawab terhadap risiko yang diambil, eksekusi dan hasilnya. Day to day risk management control. Risk Control , bertanggung jawab dalam penyusunan framework, kebijakan, prinsip, dan metodologi pengelolaan risiko Bank Risk Assurance , bertanggung jawab dalam menilai secara independen efektivitas implementasi manajemen risiko dan pengendalian intern • Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan pengendalian risiko yang melekat pada aktivitas keseharian day- to- day bisnis atau fungsinya. • Identifikasi, mengukur, mitigate, monitor dan melaporkan risiko yang melekat pada aktivitas bisnis fungsi sesuai dengan strategi kebijakanparameter risiko yang telah ditetapkan. • Menyiapkan usulan strategi dan kebijakan manajemen risiko, termasuk risk appetite limits • Menyusun framework, kebijakan, prinsip, tools, metodologi dan standard pengelolaan risiko. • Sebagai risk oversight unit, melakukan agregasi dan pelaporan risiko secara keseluruhan. • Advice atau rekomendasi ke 1 st line defense dalam mengimplementasikan kebijakan risiko sesuai kewenangan. • Eskalasi permasalahankeputusan penting ke Senior Management DireksiRisk Management Committee. • Melakukan audit intern secara independen dan periodik terhadap implementasi manajemen risiko dan pengendalian intern. • Menyusun rekomendasi corrective action dan me-monitor pelaksanaannya. • Melaporkan hasil audit ke Komite Audit dan key stakeholder sesuai kewenangan. Risk Taking Unit or 1 st Line of Defense Risk Control Unit or 2 nd Line of Defense Risk Assurance Unit or 3 rd Line of Defense First line of defense dilakukan oleh risk taking unit sebagai risk owner yang melakukan pengelolaan risiko terhadap risiko yang melekat di bisnis dan fungsinya day-to-day risk management control. Second line of defense atau risk control unit dilakukan oleh Divisi Manajemen Risiko Bank dan Divisi Tata Kelola Kebijakan yang bertanggung jawab kepada Direktur Risiko Perusahaan serta Divisi Kepatuhan yang bertugas mendorong seluruh jajaran orgasnisasi melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan internal. Divisi Kepatuhan bertanggung jawab kepada Direktur Hukum Kepatuhan. Sebagai third line of defense atau risk assurance unit, BNI memiliki Satuan Pengawas Internal yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Risk Assurance menilai secara independen terhadap kesesuaian proses penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan serta dengan regulasi dari regulator. Risk Culture Selain empat pilar penerapan manajemen risiko tersebut di atas, faktor penting untuk mendukung efektivitas implementasi manajemen risiko adalah behaviorculture. Budaya risiko yang kuat strong risk culture merupakan soft variable dan landasan penting bagi efektivitas implementasi manajemen risiko. Pendekatan untuk meningkatkan budaya risiko di BNI dilakukan melalui top down approach dan bottom up approach contextual approach . Efektivitas implementasi manajemen risiko tidak hanya dilihat pada masing-masing aspek secara terpisah namun harus secara komprehensif. Risk governancestructuremanagement approach merupakan risk driver atau faktor kontekstual yang mempengaruhi terbentuknya risk behavior, dan risk behavior mempengaruhi terbentuknya tata nilai value atau budaya risiko. Manajemen Risiko 149 BNI Laporan Tahunan 2014 Hubungan antara budaya risiko yang kuat, risk behavior, risk driverfaktor kontekstual dan dimensi pembentuk budaya risiko yang kuat di BNI dapat digambarkan dengan bagan berikut ini: Strong Risk Culture Strategi risiko risk strategy risk appetite Tata kelola dan proses risiko risk governance process Kebijakan dan metodologi policy methodology Kompetensi risiko risk competency: ketersediaan dan kualitas Pengukuran kinerja performance measurement Teknologi informasi information technology 1. Keselarasan tujuan, nilai dan etik commonly purposes, value ethic 2. Setiap insan BNI bertanggungjawab dalam mengelola risiko responsibility 3. Manajemen risiko diterapkan secara universal universal adoption application 4. Pembelajaran organisasi secara terus menerus learning organization 5. Komunikasi, koordinasi secara transparan dan sinergis communication, coordination transparency Corporate Culture Value: Prinsip 46 Nilai dan etika value ethics Kepemimpinan leadership: komitmen dan keteladanan Pemahaman understanding: bisnis, risiko dan kebijakan Kepemilikan dan akuntablitas ownership accountability Komunikasi dan transparansi communication transparency: keterbukaan, eskalasi, sharing informasi Hubungan relationship: koordinasi di dalam dan antar unit Keputusan berbasis risiko risk decision Risk Behavior Risk Driver Risk Value Corporate Value risiko utama dimaksud, dengan mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia dan berkiblat pada Ketentuan Basel II. Penetapan kecukupan modal untuk meng-cover risiko kredit menggunakan pendekatan Standar Standardized Approach dalam perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR risiko kredit, serta menggunakan metode Internal Rating System dalam proses pemberian kredit. Penetapan ATMR risiko pasar BNI menggunakan pendekatan Standar, sedangkan untuk pengelolaan risiko internal Bank dalam day-to-day activities serta penetapan limit risiko pasar digunakan pendekatan Internal Internal Model. Untuk perhitungan ATMR risiko operasional, BNI menggunakan metode Pendekatan Indikator Dasar Basic Indicator Approach . Namun demikian, pengembangan metode yang lebih advance terus dilakukan. Permodalan Kebijakan dan strategi terkait permodalan BNI mencakup struktur dan komposisi permodalan sesuai dengan rencana strategis Bank dan Kecukupan Penyediaan Modal Minimum KPMM Bank.

1. BNI Secara Individual