Pengunduran Diri Pegawai yang Terkendali Asesmen Kompetensi Pegawai yang Menduduki Posisi Strategis Individual Development Plan dan Learning Need Analysis sebagai Basis Leadership Development Program untuk Middle Management

135 BNI Laporan Tahunan 2014 lebih memiliki pemahaman atas pengelolaan risiko, serta memiliki kesadaran terhadap pentingnya budaya inovasi. Pencapaian Produktivitas Pegawai yang Tinggi Strategi perencanaan dan pemenuhan sumber daya manusia yang terarah merupakan salah satu titik perhatian utama guna mendukung pencapaian sasaran bisnis BNI. Keberhasilan dalam melakukan perencanaan sumber daya manusia dapat direpresentasikan melalui kemampuan pegawai dalam menghasilkan laba. Perencanaan sumber daya manusia BNI workforce planning dilakukan dengan pengelolaan kapasitas dan peningkatan kapabilitas. Dari sisi perancangan kapasitas pegawai, target jumlah pegawai selalu dikorelasikan dengan pencapaian kinerja bisnis, melalui berbagai strategi yaitu:

1. Jumlah Pegawai yang Terencana

Jumlah pegawai tahun 2014 ditargetkan meningkat sebesar 3,0 dari tahun sebelumnya, menjadi sebanyak 26.923 orang. Peningkatan jumlah pegawai tersebut relatif lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, seiring dengan semakin efektifnya jumlah pegawai yang ada, proses bisnis yang semakin lancar, dan penggunakan teknologi informasi yang semakin intensifrobust. Realisasi jumlah pegawai pada akhir tahun 2014 sebanyak 26.536 pegawai, atau 98,5 dari target, yang menunjukkan bahwa BNI semakin presisi dalam melakukan perencanaan jumlah pegawai.

2. Target Produktivitas Pegawai yang Menantang

Implementasi target produktivitas pegawai ditetapkan berdasarkan rasio earning per employee EPE. BNI telah mencanangkan target produktivitas pegawai setiap tahunnya meningkat sebesar 17,0 per tahun. Pada tahun 2014, realisasi EPE BNI sebesar Rp406 juta per pegawai, tercapai 104 dari target tahun 2014 yang ditetapkan sebesar Rp 390 juta per pegawai, atau bertumbuh sebesar 17,6 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

3. Komposisi Pegawai yang Semakin Ideal Mendukung Bisnis

Komposisi terbesar jumlah pegawai adalah pada posisifungsi yang berhubungan langsung dengan ekspansi bisnis, pembukaan outlet, dan pengelolaan nasabahdebitur sales service, yaitu sebanyak 61,9 dari total jumlah pegawai, semakin mengarah ke komposisi ideal yang diharapkan +- 63,0 dari total jumlah pegawai.

4. Normalisasi Rekrutmen Pegawai

Jumlah pegawai yang direkrut BNI selama tahun 2014 sebanyak 1.654, menurun 9,3 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Target jumlah pegawai yang direkrut sudah kembali normal, sehingga BNI mempunyai kesempatan untuk merekrut pegawai yang semakin berkualitas, dengan sumber-sumber pemenuhan tenaga kerjasourcing channels yang semakin fokus targeted . Sebagian besar pegawai yang direkrut juga dialokasikan untuk pengisian outlet baru serta pengembangan bisnis. Pemilihan sourcing channels yang tepat tersebut terbukti berhasil menurunkan biaya rekrutmen yang tercermin dari rasio Cost per Hire yang turun sebesar 23,2.

5. Pengunduran Diri Pegawai yang Terkendali

Jumlah pegawai yang mengundurkan diri voluntary turnover menunjukkan tren peningkatan, dimana pada tahun 2014 mencapai 3,2. Namun demikian angka tersebut masih jauh dibawah rata-rata turnover industri perbankan yang pada tahun 2014 mencapai 12,1. Angka voluntary turnover tesebut mengindikasikan bahwa budaya kompetisi dan kinerja tinggi sudah terbangun di BNI. Sebagian besar pegawai yang mengajukan pengunduran tersebut diterima di perusahaan lain, yang menunjukkan bahwa BNI dipandang mampu untuk menghasilkan pegawai- pegawai yang berkualitas dan mempunyai nilai jual di pasar tenaga kerja. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Fungsional Sumber Daya Manusia Dari sisi pengembangan kapabilitas pegawai, strategi- strategi yang dilakukan adalah melalui:

1. Asesmen Kompetensi Pegawai yang Menduduki Posisi Strategis

Asesmen kompetensi dilakukan terhadap 179 pegawai yang menduduki posisi Pimpinan Divisi Kantor Pusat dan Pimpinan Kantor Wilayah serta 1.321 pegawai Pimpinan Cabang dan Kantor Layanan. Hasil asesmen tersebut merekomendasikan kompetensi Performance Management dan Business Industry Acumen sebagai fokus pengembangan tahun 2014.

2. Individual Development Plan dan Learning Need Analysis sebagai Basis

Pengembangan Kompetensi yang Terstruktur dan Tepat Sasaran Pengembangan kompetensi pegawai tidak lagi bersifat top-down dan masal, namun semakin mengarah kepada kebutuhan masing-masing pegawai, diawali dengan pembuatan Individual Development Plan IDP dan pemetaan kebutuhan pembelajaran melalui Learning Needs Analysis LNA. Atas dasar IDP, LNA, dan kebutuhan perusahaan, disusunlah kebutuhan pembelajaran dan pengembangan kompetensi pegawai yang tepat sasaran sesuai kebutuhan pegawai pada posisi saat ini maupun arah karir pegawai ke depan.

3. Leadership Development Program untuk Middle Management

Dalam mendisain pelatihan kepemimpinan, BNI memiliki sebuah tim pembelajaran inti Core Learning Team , yang memberikan masukan kepada Manajemen dalam memilih materi training terbaik, dan mengadaptasikannya sesuai kebutuhan BNI. Salah satu hasil kerja tim pembelajaran inti, adalah program pelatihan pengembangan kepemimpinan di BNI. Di awal tahun 2014, BNI menuntaskan pelatihan bagi 1000 orang middle management terpilih, pada level Assistant Manager dan Manager . Pelatihan yang dinamakan Leadership Development Program Top 1000 LDP1000 ini, juga telah menghasilkan sebanyak 200 buah prototype inovasi. Melalui pelatihan ini, seorang calon pemimpin dilatih untuk memimpin dengan mengantisipasi perubahan yang segera tiba atau disebut juga “leading from emerging future ”. Leadership Development Training mendapatkan porsi perhatian serius di BNI, karena kami yakin bahwa hal tersebut merupakan investasi jangka panjang, dalam mempersiapkan para pemimpin BNI di masa depan. Mulai pertengahan 2014 materi-materi pelatihan LDP1000, seperti business acumen dan performance management , ditawarkan sebagai materi pelatihan bagi seluruh Assistant Manager dan Manager. Dalam melakukan pelatihan Leadership Development , BNI bekerja sama dengan beberapa institusi terkemuka, seperti Accenture, Presencing Institute, yang berafiliasi dengan Massachusetts Institute of Technology, DDI dan lain-lain.

4. Fokus pada 16 Core Capabilities