Risiko Likuiditas Bank Negara Indonesia Tbk 2014

BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Fungsional 3 Risiko nilai tukar 97 Risiko suku bunga Komposisi VaR per 31 Desember 2014 Eksposur risiko pasar Value at Risk senantiasa dipantau secara harian dan disampaikan kepada manajemen secara mingguan dan bulanan. Kebijakan valuasi harga yang digunakan saat ini untuk instrumen yang aktif diperdagangkan adalah mark-to-market sedangkan metode valuasi untuk instrumen yang kurang aktif diperdagangkan menggunakan harga wajar dari sumber yang independen. Eksposur risiko pasar Bank secara individu dan konsolidasi dengan menggunakan model internal value at risk dimuat dalam tabel 7.2.a. Sebagai pelengkap model VaR, BNI melakukan stress testing Risiko Pasar untuk menilai ketahanan bank dalam menghadapi perubahan nilai tukar dan suku bunga yang ekstrem, dengan skenario mengacu pada ketentuan regulator dan skenario internal Bank. Hasil stress testing tersebut dipergunakan untuk menyiapkan contingency plan jika kondisi ekstrem terjadi. Tingkat akurasi model pengukuran Value at Risk diuji dengan validasi model secara periodik. Perkembangan risiko suku bunga dan nilai tukar pada banking book secara keseluruhan dipantau ketat secara periodik sesuai metode pengukuran yang ditetapkan regulator dan disampaikan kepada manajemen melalui Forum Komite Risiko dan Kapital Bidang Asset Liability. Perangkat dan Metode Untuk mendukung proses bisnis dan sejalan dengan pengelolaan risiko pasar, BNI telah memiliki market risk management tools. Sedangkan untuk memperoleh data pasar diperoleh dari Reuters, Bloomberg dan sumber independen lainnya. Untuk mengelola potensi kerugian Risiko Pasar telah ditetapkan limit-limit sebagai berikut: a. Value at Risk Limit VaR Limit, yang merupakan maksimum potensi kerugian yang mungkin terjadi pada waktu tertentu di masa datang dengan tingkat kepercayaan tertentu. b. Budget Loss limit yang dipergunakan untuk membatasi realisasi kerugian aktivitas bisnis. c. Limit pembelian surat berharga yang digunakan untuk membatasi konsentrasi pembelian surat berharga korporat berdasarkan rating dan jenis mata uang surat berharga. d. Limit asset dan liability repricing gap untuk membatasi risiko suku bunga dalam banking book .

3. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas berhubungan dengan adanya kemungkinan bank tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendek terhadap deposan, investor dan kreditur, dan pemenuhan giro wajib minimum yang diantaranya disebabkan keterbatasan akses pendanaan atau ketidakmampuan untuk melikuidasi aset yang dimiliki dengan harga yang wajar. Pengelolaan risiko likuiditas ini bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan ketidakmampuan Bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas, dan membangun kekuatan likuiditas struktural neraca bank untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan. Tata Kelola dan Organisasi Manajemen Risiko Likuiditas dilakukan oleh Divisi Manajemen Risiko Bank ERM dan Divisi Tresuri TRS. Kebijakan dan Prosedur Risiko Likuiditas disusun oleh Divisi ERM, selanjutnya dilaksanakan oleh Divisi TRS yang diwujudkan ke dalam manajemen strategi likuiditas. Divisi ERM juga melakukan monitoring terhadap pelaksanaan manajemen likuiditas yang dilakukan oleh Divisi TRS tersebut. Kebijakan dan Prosedur Divisi ERM menyusun Kebijakan Risiko Likuiditas berupa Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas, yang lebih lanjut dijabarkan kedalam Prosedur Risiko Likuiditas yang berisi panduan pelaksanaan manajemen risiko likuiditas, antara lain berupa: Manajemen Risiko 159 BNI Laporan Tahunan 2014 a. Ketersediaan Alat Likuid: Giro Wajib Minimum GWM, Secondary Reserve, Indikator Peringatan Dini, dan lain-lain b. Pengukuran Risiko Likuiditas: Rasio Likuiditas, Proyeksi Arus Kas, Profil Maturitas, Stress Testing , dan lai-lain c. Pemantauan d. Pengendalian e. Penetapan Limit Likuiditas Proses Dalam mengelola likuiditas, selain primary reserve BNI menjaga dan mempertahankan secondary reserve untuk memastikan likuiditas berada pada level yang aman. Sebagai cadangan secondary reserve , BNI menjaga dan mempertahankan tertiary reserve. Penetapan dan pemantauan limit, yaitu limit Secondary Reserve Ideal SR Ideal dan limit on-shore loan dilakukan secara berkala oleh Divisi ERM. Sedangkan ketersediaan atas keseluruhan reserve dipantau secara harian, mingguan, dan bulanan oleh Divisi TRS dan Divisi ERM. Perangkat dan Metode Dalam mengelola risiko likuiditas, BNI menggunakan proyeksi arus kas harian dan profil maturitas bulanan, baik secara kontraktual maupun behavioral , agar dapat menetapkan strategi yang sesuai dan akurat untuk mengantisipasi kondisi likuiditas bank di masa mendatang. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah dan Valas Bank secara individu dan konsolidasi dimuat dalam tabel 9.1.a dan b, tabel 9.2.a dan b. Perhitungan profil maturitas tersebut sesuai dengan ketentuan regulator dan tidak termasuk profil maturitas perusahaan anak yang bergerak dalam bidang asuransi. Salah satu kekuatan dari proses pemantauan risiko BNI adalah ketersediaan informasi profil likuiditas bank. Informasi tersebut tersedia di aplikasi Executive Information System EIS, yang dapat menyajikan informasi perkembangan dana maupun pinjaman secara harian sehingga dapat pula dihasilkan profil arus kas harian dan profil maturitas bulanan yang dapat digunakan sebagai salah satu sistem pemantauan dan pengelolaan risiko likuiditas bank. Indikator Peringatan Dini Indikator peringatan dini dijabarkan dalam indikator-indikator Secondary Reserve pada kondisi normal, kondisi moderat atau kondisi tight ketat baik untuk Rupiah maupun valuta asing, antara lain tren tingkat suku bunga BI Rate, JIBOR, SIBOR, LIBOR, suku bunga rata-rata Deposito Bank Pesaing ataupun spread Credit Default Swap CDS yang naik signifikan sesuai batasan yang telah ditetapkan, tren cadangan devisa yang turun signifikan sesuai batasan yang telah ditetapkan, tren dana nasabah dominan yang cenderung menurun secara signifikan sesuai batasan yang telah ditetapkan, dan lain-lain. Penetapan SR Ideal dalam kondisi moderate atau tight dapat dipertimbangkan apabila salah satu kondisiindikator atau parameter terjadi. Penetapan dilakukan oleh Divisi ERM dengan berpedoman pada indikator-indikator di atas dan data-data yang diperoleh dari Divisi TRS selaku unit bisnis. Selanjutnya penetapan tersebut akan memberlakukan Liquidity Contingency Plan LCP SR Ideal yang moderate atau tight. Indikator-indikator di atas dapat di-review secara periodik sesuai perkembangan kondisi eksternal maupun internal sejalan dengan perkembangan ekonomi baik nasional, regional, maupun global.

4. Risiko Operasional