Luas Lahan Kritis Kontribusi Sub Sektor Kehutanan

II - 56 Tabel 2.74 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 Tahun ADHB Tan.Pangan Tan Perkbnan Peternakan Nilai Juta Rp Kontri- busi Nilai Juta Rp Kontri- busi Nilai Juta Rp Kontri- busi 2008 51.138.586,79 13,93 5.976.560,00 1,63 10.271.126,14 2,80 2009 55.406.934,00 13,92 6.705.610,00 1,69 11.514.690,28 2,89 2010 60.929.993,94 13,70 6.703.813,07 1,51 12.887.604,22 2,90 2011 66.378.099,67 13,31 7.698.824,32 1,54 14.190.532,33 2,85 2012 73.352.597,98 13,18 8.200.808,93 1,47 15.461.345,10 2,78 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : Angka Sementara Tabel 2.75 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 Tahun ADHK Tan.Pangan Tan Perkbnan Peternakan Nilai Juta Rp Kontri- busi Nilai Juta Rp Kontri- busi Nilai Juta Rp Kontri- busi 2008 23.150.206,55 13,78 3.061.080,00 1,82 4.155.830,07 2,47 2009 23.912.094,91 13,53 3.251.610,00 1,84 4.408.535,28 2,50 2010 24.587.023,76 13,15 3.147.265,36 1,68 4.665.006,67 2,49 2011 24.560.035,51 12,39 3.296.872,23 1,66 4.905.554,99 2,47 2012 25.427.512,90 12,07 3.411.458,95 1,62 5.107.200,13 2,42 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : Angka Sementara

2 Kehutanan

a. Luas Lahan Kritis

Kurun waktu tahun 2008 sampai dengan 2011 perkembangan luas lahan kritis di Jawa Tengah cenderung meningkat. Luas lahan sangat kritis dari tahun 2008 sampai 2010 mengalami penurunan, namun untuk periode 2010-2011 justru mengalami kenaikan. Lahan Kritis dan Agak Kritis, mengalami penurunan luasnya pada periode tahun 2008-2009, namun pada periode selanjutnya dari tahun 2009 sampai dengan 2011 justru terus meningkat. Hal ini dikarenakan tingginya laju kerusakan hutan dan lahan terutama di lahan milik masyarakat sehingga berpengaruh pada kegiatan rehabilitasi. Selain itu masyarakat masih banyak yang melakukan tebang butuh sehingga mengurangi tutupan vegetasi. Tabel 2.77 berikut menunjukkan rincian perkembangannya. II - 57 Tabel 2.77 Luas Lahan Kritis di Luar Kawasan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 Tahun Sangat Kritis ha Kritis ha Agak Kritis ha Jumlah ha 2008 18.462,19 140.103,91 418.982,97 577.549,07 2009 6.419,05 75.130,74 252.403,19 333.952,98 2010 5.694,92 98.245,63 380.802,07 484.742,62 2011 7.328,80 122.091,67 461.554,79 590.975,26 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

b. Kontribusi Sub Sektor Kehutanan

Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB di Jawa Tengah pada kurun waktu tahun 2008 sampai dengan 2012 perkembanganya relatif tetap. Kontribusi sub sektor kehutanan berdasar harga berlaku cenderung fluktuatif. Sedangkan berdasar- kan harga konstan, kontribusi tidak mengalami perubahan. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB dapat dilihat pada tabel 2.78. Tabel 2.78 Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Tahun ADHB ADHK Nilai Juta Rp Kontribusi Nilai Juta Rp Kontribusi 2008 1.903.219,50 0,52 555.656,45 0,33 2009 2.032.962,45 0,51 579.230,53 0,33 2010 2.354.617,63 0,53 630.780,66 0,34 2011 2.643.961,51 0,53 652.913,15 0,33 2012 2.754.602,04 0,50 645.799,07 0,31 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : Angka Sementara 3 Energi dan Sumberdaya Mineral Kontribusi sektor pertambangan dan galian di Jawa Tengah pada kurun waktu tahun 2008 sampai dengan 2012 relatif tetap. Hal tersebut disebabkan masih terbatasnya pengembangan potensi pertambangan di Jawa Tengah. Kontribusi Sektor Pertambangan dan Galian Terhadap PDRB dapat di lihat pada Tabel 2.79. Tabel 2.79 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Galian Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 -2012 Tahun ADHB ADHK Nilai Juta Rp Kontribusi Nilai Juta Rp Kontribusi 2008 3.514.457,82 0,96 1.851.189,43 1,10 2009 3.852.796,77 0,97 1.952.866,70 1,11 2010 4.302.563,07 0,97 2.091.257,42 1,12 II - 58 Tahun ADHB ADHK Nilai Juta Rp Kontribusi Nilai Juta Rp Kontribusi 2011 4.726.486,17 0,95 2.193.964,23 1,11 2012 5.239.594,32 0,94 2.355.848,88 1,11 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : Angka Sementara

4 Pariwisata

a. Jumlah Obyek Wisata dan Pengunjung