Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto PDRB

III - 1

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI

DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Krisis ekonomi global yang dampaknya diperkirakan makin meluas di wilayah Eropa dan Amerika, masih akan berpotensi terhadap melemahnya perekonomian dunia sampai dengan akhir tahun 2013, yang dimungkinkan berlanjut pada tahun berikutnya. Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada daya tahan perekonomian Indonesia. Selain itu, situasi dalam negeri terkait dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, juga akan mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia yang kesemuanya akan berimbas pula pada kondisi perekonomian di Jawa Tengah ke depan.

3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah

a. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan kecenderungan meningkat, kecuali pada Tahun 2009 mengalami penurunan 5,14. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,61, tahun 2010 mencapai 5,84, meningkat menjadi 6,01 pada tahun 2011 dan 6,34 pada tahun 2012. Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2011-2012, BPS Jawa Tengah Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2008-2012

b. Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Selama kurun waktu tahun 2011 – 2012, nilai PDRB Jawa Tengah mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada Tahun 2012 nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ADHB meningkat dari tahun 2011 yaitu senilai Rp.498.614 Milyar menjadi Rp.556.479 Milyar. Demikian pula, III - 2 nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK meningkat dari Rp.198.226 Milyar menjadi Rp.210.848 Milyar. Selanjutnya apabila dilihat dari laju pertumbuhan tiap sektor PDRB, maka laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada 3 tiga sektor yaitu sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan sebesar 9,36; perdagangan, hotel, dan restoran PHR sebesar 8,25; serta pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,90. Pertumbuhan cukup signifikan yang terjadi pada sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan merupakan gambaran dari perekonomian Jawa Tengah yang relatif stabil sehingga berpengaruh kepada kepercayaan masyarakat dan dunia usaha. Pertumbuhan sektor PHR dipengaruhi oleh tingginya aktivitas perdagangan, distribusi barang beredar dan relatif stabilnya suku bunga perbankan. Pertumbuhan sub sektor hotel dan restoran dipengaruhi oleh masih cukup tingginya aktivitas kegiatan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition MICE serta minat kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah. Pertumbuhan pada sektor jasa didorong oleh meningkatnya aktivitas berbagai event, kegiatan dan hiburan yang sejalan dengan semakin baiknya kesiapan industri jasa dalam mengelola berbagai sumberdaya yang tersedia. Secara lengkap, nilai dan laju PDRB Jawa Tengah tahun 2011-2012 dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 No Lapangan Usaha ADHB Milyar Rupiah ADHK Milyar Rupiah Laju Pertumbuhan 2011 2012 2011 2012 2011 2012 1 Pertanian 95.094 104.311 35.421 36.712 1,33 3,71 2 Pertambangan Penggalian 4.726 5.239 2.193 2.355 4,91 7,38 3 Industri Pengolahan 166.108 182.715 65.528 69.012 6,74 5,46 4 Listrik, Gas Air Bersih 4.984 5.648 1.684 1.820 4,30 6,38 5 Konstruksi 29.747 33.352 11.712 12.573 6,34 6,98 6 Perdagangan, Hotel dan Restauran 98.268 112.908 43.072 46.719 7,53 8,25 7 Angkutan dan Komunikasi 29.172 32.951 10.645 11.486 8,56 7,90 8 Keu, Real Estt Jasa Perh. 17.684 19.993 7.503 8.206 6,62 9,36 9 Jasa-jasa 52.828 59.359 20.464 21.961 7,54 7,32 PDRB 498.614 556.479 198.226 210.848 6,01 6,34 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2012 dan Berita Resmi Statistik BRS, 2013 Keterangan : Angka Sangat Sementara III - 3 Apabila dilihat dari proporsi kontribusi sektor pada PDRB Jawa Tengah tahun 2012, maka 3 tiga sektor memberikan kontribusi terbesar pada PDRB yaitu industri pengolahan 32,83; perdagangan, hotel dan restoran 20,29; serta pertanian 18,74. Selanjutnya apabila dilihat dari kondisi PDRB selama dua tahun terakhir 2011-2012, maka telah terjadi pergeseran kontribusi sektor PDRB dimana 2 dua sektor mengalami penurunan yaitu pertanian dari 19,07 menjadi 18,74; industri pengolahan dari 33,31 menjadi 32,83. Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan kontribusi adalah sektor perdagangan, hotel dan restauran dari 19,71 menjadi 20,29; sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan dari 3,55 menjadi 3,59; dan sektor jasa-jasa dari 10,60 menjadi 10,67. Sementara untuk 4 empat sektor lainnya yaitu pertambangan dan penggalian; listrik, gas dan air bersih; konstruksi; pengangkutan dan komunikasi kontribusinya tetap. Kontribusi sektor pada PDRB Jawa Tengah Tahun 2011 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2012 No Lapangan Usaha 2011 2012 1 Pertanian 19,07 18,74 2 Pertambangan Penggalian 0,95 0,94 3 Industri Pengolahan 33,31 32,83 4 Listrik, Gas Air Bersih 1,00 1,02 5 Konstruksi 5,97 5,99 6 Perdagangan, Hotel dan Restauran 19,71 20,29 7 Angkutan dan Komunikasi 5,85 5,92 8 Keuangan, Real Estat Jasa Perh. 3,55 3,59 9 Jasa-jasa 10,60 10,67 PDRB 100 100 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2012 dan Berita Resmi Statistik BRS, 2013 Keterangan : Angka Sangat Sementara Selanjutnya apabila dilihat dari distribusi PDRB menurut sisi penggunaan pada tahun 2012, maka komponen penggunaan untuk konsumsi rumah tangga masih memberikan sumbangan terbesar pada PDRB Jawa Tengah 64,0, walaupun proporsinya menurun dibanding tahun 2011 64,2. Hal ini menunjukkan bahwa pasar domestik tetap memiliki potensi yang cukup besar sebagai basis pemasaran produk barang dan jasa. Apabila dibandingkan dengan tahun 2011, maka komponen penggunaan yang mengalami peningkatan adalah pemben- tukan modal tetap bruto dari 18,5 menjadi 19,6 dan ekspor Jawa III - 4 Tengah memberikan kontribusi meningkat dari 1,6 menjadi 2,7. Meningkatnya ekspor tersebut menunjukkan bahwa produk ekspor Jawa Tengah masih mampu untuk bersaing di pasar global, sehingga diperlukan upaya untuk mengembangkan diversifikasi produk barang yang potensial sebagai komoditas ekspor. Secara lengkap distribusi PDRB menurut penggunaan dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Distribusi PDRB Jawa Tengah Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2011 – 2012 No Komponen Penggunaan 2011 2012 1 Konsumsi Rumah Tangga 64,2 64,0 2 Konsumsi Lembaga Non Profit 1,4 1,4 3 Konsumsi Pemerintah 11,3 11,1 4 PMTB 18,5 19,6 5 Ekspor 1,6 2,7 PDRB 100 100 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2012 dan Berita Resmi Statistik BRS, 2013 Keterangan : angka sangat sementara PDRB per kapita merupakan PDRB yang dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2012, PDRB per kapita Jawa Tengah ADHB mencapai Rp.16,7 juta, dan PDRB per kapita ADHK sebesar Rp.6,3 juta. Apabila dibandingkan dengan tahun 2011, maka PDRB per kapita tahun 2012 mengalami peningkatan cukup baik. Untuk PDRB per kapita ADHB tahun 2012 meningkat sebesar 8,8 persen dari tahun 2011, PDRB per kapita ADHK tahun 2012 meningkat 3.7 persen dari tahun 2011. Secara lengkap PDRB per kapita Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 PDRB per Kapita Jawa Tengah Tahun 2011 - 2012 No Uraian 2011 2012 1 PDRB per Kapita ADHB ribu rupiah 15.376,1 16.726,1 2 PDRB per Kapita ADHK ribu rupiah 6.112,8 6.337,5 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2012 dan Berita Resmi Statistik BRS, 2013 Keterangan : angka sangat sementara

c. Inflasi