Prioritas Pengembangan Kewilayahan Jawa Tengah

IV -89 d. Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020, dengan kebijakan dan strategi yang ditetapkan yaitu : 1 Prioritas pemenuhan kebutuhan rumah pada MBR Masyarakat Berpenghasilan Rendah; 2 Pemanfaatan lahan perumahan secara efisien dan efektif melalui pembangunan rumah secara vertikal; 3 Pemberdayaan komunitas perumahan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengembangkan kearifan lokal dan memperhatikan kelembagaan yang telah ada; 4 Memfasilitasi perwujudan tertib administrasi pertanahan yang berkualitas dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mensertifikatkan tanah; 5 Dukungan sertifikasi lahan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mencegah penyalahgunaan serta alih fungsi lahan yang tidak sesuai peruntukkannya.

4.5 Prioritas Pengembangan Kewilayahan Jawa Tengah

Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah untuk mengatasi ketimpangan wilayah, yang diindikasikan dengan ketimpangan ekonomi, sosial dan infrastruktur. Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah tahun 2014 secara umum, dengan memperhatikan kebijakan kewilayahan pada RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2029 adalah : 1. Pemantapan fungsi-fungsi pusat kegiatan, baik Pusat Kegiatan Nasional PKN, Pusat Kegiatan Wilayah PKW, maupun Pusat Kegiatan Lokal PKL; 2. Pemerataan pembangunan infrastruktur terutama di wilayah tengah dan selatan Provinsi Jawa Tengah; 3. Pengentasan kemiskinan dan pembangunan kualitas hidup masyarakat terutama di kabupatenkota dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi serta IPM rendah; 4. Pengembangan ekonomi wilayah berbasis potensi unggulan daerah, terutama pada daerah-daerah yang memiliki sumberdaya alam tinggi tetapi nilai PDRB per kapita nya rendah; 5. Pengembangan kerjasama daerahwilayahregional berdasarkan permasalahan, kekuatan dan potensi indogen dalam rangka peningkatan dan pemerataan pembangunan wilayah. Pengembangan ekonomi wilayah di Jawa Tengah, dengan mendasarkan pada RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2029 dilakukan dengan membagi wilayah Provinsi Jawa Tengah menjadi delapan sistem perwilayahan regionalisasi, dengan mendasarkan pada perpaduan dari aspek homogenitas, aspek nodalitas dan aspek IV -90 administratif. Kedelapan perwilayahan tersebut adalah Kedungsepur, Wanarakuti, Subosukawonosraten, Bregasmalang, Petanglong, Barling- mascakeb, Purwomanggung, dan Banglor. Cakupan wilayah serta arah pengembangan pada setiap wilayah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kedungsepur

Wilayah pengembangan Kedungsepur meliputi Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Grobogan. Diarahkan berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN, Pusat Kegiatan Wilayah PKW dan Pusat Kegiatan Lokal PKL. Sebagai PKN, arah pengembangan wilayah adalah pada: 1 perwujudan kawasan metropolitan Semarang sebagai ibukota provinsi yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi utama Jawa Tengah; 2 pengembangan kawasan strategis ekonomi dalam konteks kawasan ekonomi khusus; 3 perwujudan dari sisi hubungan intraregional sebagai pusat distribusi bagi produk dari daerah pedalaman karena berada sekitar jalur Pantura; 4 dan perwujudan secara interregional sebagai wilayah transitpengumpul perdagangan dan jasa dari wilayah barat dan timur Jawa serta pulau-pulau lainnya terutama Kalimantan. a. Kabupaten Kendal sebagai bagian dari PKN, memiliki sektor unggulan yaitu sektor industri, pertanian, agroindustri, perikanan, perkebunan, perhubungan. Simpul utama penggerak pertumbuhan berada di kawasan strategis ekonomi khusus, kawasan perkotaan koridor Kaliwungu-Kendal-Weleri, kawasan perkotaan Boja dan Sukorejo. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal tergolong tinggi yang secara indikatif berpengaruh pada penurunan kemiskinan pro poor. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum mampu mengurangi pengangguran pro job dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia pro human development. Laju pengurangan penggangguran dan pertumbuhan IPM masuk kategori rendah. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka prioritas pengembangan kegiatan untuk tahun 2014 adalah peningkatan pertanian dan agroindustri yang didukung pemantapan infrastruktur perhubu- ngan yang ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan kerja pengurangan pengangguran dan peningkatan IPM. Wilayah yang perlu diprioritaskan penanganannya adalah kecamatan-kecamatan yang berada di bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten Batang dan kecamatan-kecamatan di bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Temanggung. b. Kota Semarang diarahkan sebagai kota inti dari PKN, memiliki sektor unggulan yaitu sektor unggulan industri, perdagangan dan jasa, agroindustri, pariwisata, perhubungan, teknologi tinggi, dan fasilitas pendidikan tinggi. Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang IV -91 tergolong tinggi sehingga secara indikatif berpengaruh positif terhadap pertumbuhan IPM dan pertumbuhan pengurangan pengangguran yang tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dari aspek pertumbuhan pengurangan kemiskinan pro poor masih tergolong rendah. Berdasarkan posisi kuadran dengan pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran serta pertumbuhan IPM yang tinggi maka prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan untuk pengurangan kemiskinan. Sektor yang mendukung upaya tersebut adalah melalui pariwisata, perdagangan dan jasa, serta didukung oleh peningkatan infrastruktur perhubungan, telekomunikasi dan energi. c. Kabupaten Demak sebagai bagian dari PKN, memiliki sektor unggulan yaitu sektor pertanian, industri, perikanan, agroindustri. Simpul utama penggerak pertumbuhan berada di kawasan perkotaan koridor Genuk-Demak dan sekitarnya serta Mranggen. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak tergolong kuadran rendah sehingga berkorelasi positif dengan ikut rendahnya laju pengurangan pengangguran pro job. Namun pertumbuhan ekonomi yang rendah tersebut, masih diimbangi oleh tingginya pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia pro human development dan tingginya laju pengurangan kemiskinan pro poor. Berdasarkan posisi kuadran dimaksud maka pengembangan wilayah pada tahun 2014 diarahkan pada penanggulangan kemiskinan pada semua kecamatan yang masuk kategori sedang dan kecamatan-kecamatan di kawasan pesisir yang berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan yang masuk kategori miskin tinggi. Prioritas pengurangan kemiskinan dan penggguran tersebut didukung melalui upaya peningkatan pertanian, industri dan perikanan. d. Kabupaten Semarang sebagai bagian dari PKN, memiliki sektor unggulan yaitu sektor industri, pertanian, pariwisata, teknologi tinggi. Simpul utama penggerak pertumbuhan berada di kawasan perkotaan koridor Ungaran-Bawen-Ambarawa dan kawasan sentra produksi Rawapening. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Semarang tergolong kuadran tinggi, yang berpengaruh positif bagi tingginya pertumbuhan IPM dan tingginya laju pengurangan kemiskinan pro poor. Namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut tidak diikuti oleh laju pengurangan pengangguran pro job yang masuk kategori kuadran rendah. Prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah peningkatan industri, agroindustri dan pariwisata yang didukung sektor pertanian dan infrastruktur perhubungan, teleko- munikasi dan energi. Melalui pengembangan sektor tersebut, maka pertumbuhan ekonomi bisa berlanjut sehingga mampu menciptakan IV -92 kesempatan kerja, meningkatkan IPM dan mengurangi kesenjangan pembangunan khususnya di wilayah kecamatan yang tergolong miskin terutama di perbatasan dengan Kabupaten Boyolali. e. Kota Salatiga diarahkan sebagai PKW, pendukung kota inti PKN, memiliki sektor unggulan yaitu sektor perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, agroindustri, dan fasilitas pendidikan tinggi. Pertum-buhan ekonomi Kota Salatiga tergolong kuadran tinggi yang berpengaruh positif pada tingginya pertumbuhan IPM, tingginya laju pengurangan pengangguran pro job dan kemiskinan pro poor. Untuk mempertahankan kondisi tersebut maka prioritas pengem- bangan kegiatan tahun 2014 adalah peningkatan perdagangan dan jasa, pariwisata yang didukung oleh agroindustri. Arahan spasial pengembangan adalah dengan memperkuat wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang sebagai simpul baru pengembangan area perkotaan di sekitarnya. f. Kabupaten Grobogan sebagai bagian dari PKN dengan tingkat pelayanan lokal diarahkan pengembangnya, memiliki sektor unggulan yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri, pariwisata, agroindustri. Simpul penggerak pertumbuhan berada di kawasan perkotaan Purwodadi, Gubug, Godong, Kradenan dan Wirosari. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Grobogan tergolong kuadran rendah yang berimplikasi pada rendahnya pertumbuhan IPM, dan rendahnya laju pengurangan pengangguran pro job. Namun pertumbuhan ekonomi yang rendah tersebut, dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan kemiskinan pro poor. Sebaran spasial wilayah kecamatan yang tergolong miskin tinggi berada di perbatasan dengan Kabupaten Sragen, sedangkan yang tergolong miskin sedang berada di kawasan timur perbatasan dengan Kabupaten Pati dan Kabupateb Blora. Berdasarkan kondisi tersebut maka prioritas kegiatan tahun 2014 ditujukan untuk meningkatkan IPM, mengurangi pengangguran dan kesenjangan pembangunan antarwilayah kecamatan di Kabupaten Grobogan melalui pengembangan sektor pertanian, industri, agroindustri dan pertambangan ditunjang infrastruktur perhubungan.

2. Wanarakuti

Wilayah pengembangan Wanarakuti Juwana-Jepara-Kudus- Pati meliputi Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati, diarahkan sebagai PKW dan PKL. Simpul utama berada di kawasan perkotaan Kudus, didukung oleh perkotaan Jepara, Pecangaan, Tayu, Pati dan Juwana. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan adalah pertanian, industri, pertambangan dan perikanan. IV -93 a. Kabupaten Jepara memiliki sektor unggulan perikanan dan kelautan, industri pengolahan kerajinan dan hasil ukiran, pariwisata, perhubungan, pertambangan dan energikelistrikan. Simpul kegiatan berada di pusat pelayanan lokal kawasan perkotaan Jepara-Pecangaan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jepara tergolong kuadran tinggi yang diikuti oleh tingginya pertumbuhan IPM pro human development. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut belum diikuti oleh laju pengurangan pengangguran pro job dan pengurangan kemiskinan pro poor, karena keduanya tergolong rendah. Implikasi dari rendahnya pengurangan kemiskinan dan pengangguran tersebut menyebabkan masih adanya kantong-kantong kemiskinan di beberapa wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Demak dan kecamatan yang berada di bagian tengah, mulai dari lereng Gunung Muria sampai dengan pesisir Laut Jawa. Prioritas pengembangan tahun 2014 diarahkan pada upaya pengurangan pengangguran dan kemiskinan melalui pengembangan sektor industri, pariwisata dan kelautan ditunjang oleh infrastruktur perhubungan dan energi. b. Kabupaten Kudus memiliki sektor unggulan industri, agroindustri, pariwisata dan perdagangan dan jasa. Pusat pelayanan sebagai simpul penggerak pertumbuhan berada di PKW kawasan perkotaan Kudus yang meliputi kota Kudus-Jati-Jekulo. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kudus tergolong kuadran rendah yang berkorelasi positif dengan rendahnya laju pengurangan pengangguran pro job dan kemiskinan pro poor. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya pertumbuhan IPM pro human development. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut diperlukan upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah sebagai ikon nasional di sektor agroindustri rokok. Prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah pengembangan industri, agroindustri, perdagangan dan jasa ditunjang oleh pariwisata. c. Kabupaten Pati memiliki sektor unggulan pada pertanian, perikanan dan kelautan, pertambangan, perhubungan dan agroindustri. Simpul penggerak pertumbuhan wilayah berada di koridor kawasan perkotaan Pati-Juwana sebagai PKL. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati tergolong kuadran tinggi yang diikuti oleh tingginya pertumbuhan IPM pro human development. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti oleh laju pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job. Implikasi dari rendahnya laju pengurangan pengangguran dan kemiskinan adalah masih terdapatnya kantong-kantong kemiskinan terutama di wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora dan Kabupaten Rembang serta kecamatan di IV -94 sekitar Gunung Muria memanjang sampai pesisir laut Jawa. Dengan demikian upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan pada tahun 2014 adalah mempri- oritaskan pengembangan wilayah pada sektor agroindustri, perikanan ditunjang oleh pertambangan dan infrastruktur perhubungan.

3. Subosukawonosraten

Pengembangan wilayah Subosukawonosraten yang meliputi Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Klaten adalah sebagai PKN, PKW dan PKL. Sebagai pusat pertumbuhan nasional, wilayah ini meliputi metropolitan Solo Raya yang terdiri dari kawasan perkotaan Kota Surakarta dan sekitarnya yang meliputi Kartasura, Sukoharjo, Ngemplak, Mojosongo, Colomadu, Karanganyar, Jaten, dan Sragen. Sebagai pusat pelayanan wilayah terdiri dari Boyolali, dan Klaten.Sebagai pusat pelayanan lokal meliputi Wonogiri, Ampel. Arah pengembangan wilayah juga diarahkan pada pengembangan kerjasama kawasan perbatasan dengan Provinsi Jawa Timur di wilayah bagian timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta di wilayah bagian selatan-barat, dikenal dengan nama Karismawirogo Karanganyar-Sragen-Magetan-Ngawi-Ponorogo, Pawonsari Pacitan- Wonogiri-WonosariGunung Kidul dan Kesukosari Klaten-Sukoharjo- WonosariGunung Kidul. Sektor unggulan wilayah Subosuka- wonosraten adalah pariwisata, industri dan pertanian. a. Kota Surakarta diarahkan sebagai simpul utama PKN, dengan pengembangan sektor unggulan pada sektor perdagangan dan jasa, pariwisata, perhubungan, industri kreatif, dan pendidikan tinggi. Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta tergolong kuadran tinggi yang berpengaruh positif pada tingginya pertumbuhan IPM, tingginya laju pengurangan pengangguran pro job dan kemiskinan pro poor. Untuk mempertahankan kondisi tersebut maka prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah peningkatan pariwisata, industri kreatif, perdagangan dan jasa yang ditunjang oleh infrastruktur perhubungan dan telekomunikasi. Arahan spasial pengembangan adalah dengan memperkuat wilayah kecamatan yang berbatasan sebagai simpul baru pengembangan area perkotaan di sekitarnya. b. Kabupaten Boyolali diarahkan pengembangannya sebagai PKW, dengan didukung oleh sektor unggulan yaitu sektor industri, perhubungan, pertanian, agroindustri, peternakan, dan pariwisata. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Boyolali, Ngemplak, Banyudono, Mojosongo, Ampel, dan Karanggede. Pertumbuhan IV -95 ekonomi Kabupaten Boyolali tergolong kuadran tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan IPM pro human development, pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job, yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan IPM, laju pengurangan kemiskinan dan pengangguran adalah masih terdapatnya kantong- kantong kemiskinan terutama di wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Magelang, sebagian di kawasan bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah meningkatkan pertumbuhan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan IPM melalui sektor industri, peternakan yang didukung oleh perhubungan dan agroindustri. c. Kabupaten Sukoharjo diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal yang mendukung PKN Surakarta, dan ditunjang oleh sektor unggulan industri, perdagangan dan jasa, pertanian, agroindustri. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Kartasura, Sukoharjo, Grogol, Mojolaban dan Nguter. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo tergolong kuadran rendah yang berkorelasi positif dengan rendahnya laju pengurangan pengurangan kemiskinan pro poor. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya pertumbuhan IPM pro human development dan laju pengurangan pengangguran pro job. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah sebagai penyangga PKN Surakarta Solo Raya. Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas pengemba- ngan kegiatan pada tahun 2014 adalah pemantapan sektor industri dan pertanian yang didukung oleh agroindustri. d. Kabupaten Karanganyar diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal yang mendukung PKN Surakarta, dan ditunjang oleh sektor unggulan pertanian, perkebunan, pariwisata, industri serta perdagangan dan jasa. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Karanganyar, Jaten dan Tawangmangu. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar tergolong kuadran rendah yang berkorelasi positif dengan rendahnya pertumbuhan IPM pro human development dan laju pengurangan pengangguran pro job. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan pengurangan kemiskinan pro poor. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah sebagai penyangga PKN Surakarta Solo Raya. Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas IV -96 kegiatan tahun 2014 dilakukan pada sektor industri dan pertanian yang ditunjang oleh sektor perdagangan dan jasa. e. Kabupaten Wonogiri diarahkan pengembanganya sebagai PKL dengan didukung oleh sektor unggulan industri, pertanian, agroindustri, pertambangan, dan pariwisata. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Wonogiri, Selogiri, Baturetno, Pracimantoro dan Purwantoro. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri tergolong kuadran rendah yang berkorelasi positif dengan rendahnya pertumbuhan IPM pro human development. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut diperlukan upaya yang lebih intensif memaksimalkan posisi strategis wilayah sebagai penyangga PKN Surakarta Solo Raya. Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas kegiatan tahun 2014 diarahkan pada pengembangan industri, pertambangan, agroindustri yang ditunjang oleh infrastruktur perhubungan. Sebaran spasial wilayah kecamatan yang prioritas dalam upaya penanggulangan kemiskinan adalah pada kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur dan kawasan pesisir selatan Wonogiri. f. Kabupaten Sragen diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal yang mendukung PKN Surakarta dan ditunjang oleh sektor unggulan industri, perdagangan dan jasa, pertanian, dan agroindustri. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Sragen, Palur dan Gemolong. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tergolong kuadran tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan IPM pro human development, laju pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job, yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan IPM, laju pengangguran dan kemiskinan adalah masih terdapatnya sebagian kantong-kantong kemiskinan terutama di sebagian besar wilayah kecamatan di kawasan bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur dan sebagian di bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah diarahkan pada pengembangan industri, pertanian, dan pariwisata yang ditunjang oleh perdagangan dan jasa. g. Kabupaten Klaten diarahkan sebagai PKW yang mendukung KSN Prambanan dan KSN TN Merapi, dan ditunjang oleh sektor unggulan industri, pertanian, pariwisata, perdagangan dan jasa, serta agroindustri. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Klaten dan sekitarnya, Delanggu, Prambanan, Jatinom dan Ceper. IV -97 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klaten tergolong kuadran rendah yang diikuti oleh pertumbuhan IPM pro human development, laju pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan IPM, laju pengurangan kemiskinan dan penganggu- ran adalah masih terdapatnya sebagian kantong-kantong kemis- kinan yang tersebar di sebagian besar wilayah kecamatan di kawasan bagian timur yang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sebagian di bagian utara lereng Merapi yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah diarahkan pada peningkatan agroindustri, pengembangan pertanian dan pemantapan perdagangan dan jasa didukung oleh perhubungan.

4. Bregasmalang

Wilayah pengembangan Bregasmalang meliputi Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, yang diarahkan sebagai pusat pelayanan nasional, pusat pelayanan wilayah dan lokal yang berperan penting di wilayah perbatasan barat-utara Jawa Tengah dengan Jawa Barat. Fokus pengembangan wilayah ini adalah pada pengembangan simpul-simpul pusat pertumbuhan pada koridor perkotaan Brebes-Tegal-Adiwerna-Slawi, perkotaan Pemalang dan sekitarnya, perkotaan Comal, perkotaan Ketanggungan-Kersana, serta perkotaan Bumiayu dan sekitarnya. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di wilayah ini adalah perikanan, industri, pertanian, agroindustri, pariwisata ditunjang oleh kehutanan dan energi. a. Kabupaten Brebes diarahkan sebagai pusat pelayanan lokal dengan simpul utama di perkotaan Brebes, dan koridor Ketanggungan- Kersana. Fokus pengembangan pada sektor unggulan pertanian, agroindustri, perkebunan, pariwisata, dan perikanan ditunjang oleh sektor industry dan perhubungan. Pengembangan wilayah Brebes diarahkan pada penyeimbangan pertumbuhan antara koridor pantai utara Brebes dengan Brebes bagian selatan yang berpusat di kawasan perkotaan Bumiayu, didukung oleh wadah kerjasama perbatasan dengan Provinsi Jawa Barat yang dikenal sebagai Cibening Cirebon-Brebes-Kuningan. Pertumbuhan ekonomi Kabu- paten Brebes tergolong tinggi yang secara indikatif berpengaruh pada tingginya laju penurunan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum diikuti oleh peningkatan Indeks Pembangunan Manusia pro human development yang masih masuk kategori rendah. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka prioritas IV -98 pengembangan kegiatan untuk tahun 2014 adalah peningkatan pertanian dan agroindustri serta perikanan didukung pemantapan infrastruktur perhubungan yang ditujukan pada upaya pemantapan peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan serta peningkatan IPM. Wilayah yang perlu diprioritaskan untuk penanganan kemiskinan adalah kecamatan-kecamatan di bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan kecamatan- kecamatan di bagian utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. b. Kota Tegal sebagai pusat pelayanan wilayah didukung oleh sektor unggulan perdagangan dan jasa, perikanan, agroindustri, kelautan, pariwisata, perhubungan dan pendidikan tinggi. Pertumbuhan ekonomi Kota Tegal tergolong kuadran rendah yang berkorelasi dengan rendahnya laju pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya pertumbuhan IPM pro human development. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah di jalur pantura dengan ikon sebagai Kota Bahari. Prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah peningkatan perdagangan dan jasa, agroindustri, dan kelautan yang didukung oleh perhubungan. c. Kabupaten Tegal sebagai pusat pelayanan lokal dengan simpul kegiatan pada koridor perkotaan Adiwerna-Banjaran-Slawi serta koridor pantai utara, yang diarahkan pada pengembangan sektor unggulan pertanian, agroindustri, perkebunan, industri, perikanan, dan pariwisata yang ditunjang dengan sektor perdagangan dan jasa. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal tergolong kuadran rendah yang berkorelasi dengan rendahnya pertumbuhan IPM pro human development. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah yang berada di jalur pantura. Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas kegiatan tahun 2014 diarahkan pada sektor pertanian dan perkebunan yang ditunjang oleh pariwisata dan energi. Sebaran spasial pengembangan diarahkan pada kantong- kantong kemiskinan pada kecamatan yang berada di lereng Gunung Slamet yang berbatasan dengan Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Purbalingga. d. Kabupaten Pemalang diarahkan pengembangannya sebagai pusat kegiatan lokal dengan simpul di perkotaan Pemalang, Comal, dan Moga-Randudongkal. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan IV -99 adalah pertanian, perkebunan, agroindustri, pariwisata dan perdagangan dan jasa yang ditunjang oleh industri. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pemalang tergolong kuadran rendah yang berkorelasi dengan rendahnya pertumbuhan IPM pro human development dan laju pengurangan pengurangan kemiskinan pro poor. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan pengangguran pro job. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah yang berada di jalur pantura. Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas kegiatan tahun 2014 diarahkan pada sektor pertanian dan agroindustri yang ditunjang oleh pariwisata. Sebaran spasial pengembangan diarahkan pada kantong-kantong kemiskinan pada kecamatan yang berada di lereng Gunung Slamet yang berbatasan dengan Kabupaten Tegal, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Purbalingga serta kecamatan-kecamatan di sebelah utara-timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan.

5. Petanglong

Wilayah Petanglong meliputi Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan, yang diarahkan sebagai pusat pelayanan wilayah dan lokal dengan simpul utama pada kawasan perkotaan Pekalongan dan sekitarnya. Sektor unggulan dari wilayah ini adalah pertanian, pariwisata, industri, dan perikanan. a. Kabupaten Pekalongan diarahkan pada pengembangan sektor unggulan pertanian, agrobisnis, industri yang ditunjang oleh perdagangan dan jasa. Simpul utama pengembangan digerakkan oleh perkotaan Wiradesa, Kajen, dan Kedungwuni. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pekalongan tergolong tinggi sehingga secara indikatif berpengaruh positif terhadap pertumbuhan IPM yang tinggi dan laju pengurangan pengangguran yang juga tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak disertai dengan laju pengurangan kemiskinan pro poor yang tinggi. Berdasarkan kondisi dimana Kabupaten Pekalongan memiliki pertumbuhan ekonomi, IPM dan laju pengurangan pengangguran yang tinggi, maka prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan untuk pengurangan kemiskinan melalui pengembangan pertanian, peningkatan industri dan agroindustri yang didukung oleh pemantapan perdagangan dan jasa. Sebaran spasial dalam kerangka mengurangi kemiskinan tersebut diarahkan pada kantong kemiskinan di wilayah kecamatan bagian selatan dan barat yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Purbalingga. IV -100 b. Kabupaten Batang diarahkan pengembangannya pada sektor unggulan pertanian, perkebunan, pariwisata, industri, agroindustri dan teknologi tinggi energikelistrikan. Didukung oleh perkotaan Batang sebagai pusat pelayan lokal penggerak aktivitas pada koridor pantai utara dan perkotaan Limpung. Pertumbuhan ekonomi Kabu- paten Batang tergolong tinggi yang secara indikatif berpengaruh pada tingginya laju penurunan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum diikuti oleh Indeks Pembangunan Manusia pro human development yang masuk kategori rendah. Berdasarkan pertim- bangan tersebut maka prioritas pengembangan kegiatan untuk tahun 2014 adalah peningkatan pertanian, perkebunan, industri dan agroindustri serta perikanan didukung pemantapan infrastruktur energi dan perhubungan yang ditujukan pada upaya pemantapan peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan serta peningkatan IPM. Wilayah yang perlu diprioritaskan untuk penanganan kemiskinan adalah kecamatan- kecamatan di bagian selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Pekalongan serta kecamatan- kecamatan di bagian timur yang berbatasan dengan Kabupaten Kendal. c. Kota Pekalongan sebagai pusat pelayanan wilayah diarahkan pengembangnya pada sektor perdagangan dan jasa, industri kreatif kerajinan batik, dan perhubungan. Pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan tergolong kuadran tinggi yang diikuti oleh tingginya pertumbuhan IPM pro human development. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti oleh laju pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job yang keduanya tergolong kuadran rendah. Dengan demikian upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan dimaksud adalah memprioritaskan pengembangan wilayah pada tahun 2014 pada pengembangan industri kreatif yang didukung oleh pemantapan perdagangan dan jasa serta peningkatan infrastruktur perhubungan dan telekomunikasi.

6. Barlingmascakeb

Wilayah Barlingmascakeb meliputi Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Kebumen. Fokus pengembangan wilayah diarahkan sebagai pusat pelayanan nasional, pusat pelayanan wilayah dan pusat pelayanan lokal di wilayah Jawa Tengah bagian barat dan selatan. Kota-kota utama di wilayah ini yaitu Purwokerto, Cilacap, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Bobotsari, Purworejo Klampok, Adipala, Buntu, Maos, Kroya, Majenang, IV -101 Gombong, Karanganyar, dan Kebumen. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di wilayah ini adalah pertanian, perkebunan, pariwisata, pertambangan, industri dan perikanan, ditunjang oleh agroindustri, kehutanan, peternakan dan perdagangan. a. Kabupaten Banjarnegara diarahkan sebagai pusat pelayanan lokal yang menghubungkan kawasan pantai utara dengan pantai selatan dengan sektor unggulan pada pertanian, agroindustri, perkebunan, pariwisata, industri non polutif dan teknologi tinggi di sektor energi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjarnegara tergolong kuadran tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan IPM pro human development, serta laju pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari hal tersebut adalah masih terdapatnya kantong-kantong kemiskinan yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah pada pengembangan pertanian, agroindustri dan pariwisata yang didukung oleh pengembangan infrastruktur perhubungan, telekomunikasi dan energi. b. Kabupaten Purbalingga diarahkan sebagai pusat pelayanan lokal dengan kawasan Purbalingga, Bobotsari dan Bukateja sebagai penggerak sistem perkotaan, dengan sektor unggulan pada pertanian, agroindustri, industri kreatif, perkebunan dan pariwi- sata. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purbalingga tergolong tinggi yang secara indikatif berpengaruh pada laju penurunan kemiskinan pro poor yang baik. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum mampu mengurangi pengangguran pro job dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia pro human development. Laju pengurangan penggangguran dan pertumbuhan IPM masuk kategori rendah. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka prioritas pengembangan kegiatan untuk tahun 2014 adalah pemantapan agroindustri dan pariwisata serta peningkatan industri yang didukung oleh peningkatan infrastruktur perhubungan, yang ditujukan sebagai upaya peningkatan kesempatan kerja pengurangan pengangguran dan peningkatan IPM. Wilayah yang perlu diprioritaskan pengembangannya adalah kecamatan- kecamatan yang berada di bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Pemalang, bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan kecamatan-kecamatan di bagian selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara. c. Kabupaten Banyumas diarahkan sebagai pusat pelayanan skala nasional dengan kawasan perkotaan Purwokerto dan sekitarnya sebagai penggerak utama pertumbuhan wilayah, melayani jasa-jasa keuangan dan perbankan, pendidikan tinggi, dan simpul IV -102 penghubung koridor Jawa Tengah bagian selatan, dan didukung oleh pusat pelayanan lokal sistem perkotaan Banyumas, Buntu, Wangon dan Ajibarang. Arah pengembangan ditujukan pada sektor unggulan pariwisata, perdagangan, industri, pertanian. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas tergolong kuadran tinggi yang berpengaruh positif pada tingginya pertumbuhan IPM, tingginya laju pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job. Untuk mempertahankan kondisi dimaksud maka prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah peningkatan agroindustri dan pariwisata yang didukung pengembangan infrastruktur perhubungan, telekomunikasi dan energi. Arahan spasial pengembangan adalah pada seluruh wilayah kecamatan utamanya di wilayah perbatasan dengan kabupaten tetangga. d. Kabupaten Cilacap berperan sebagai pusat pelayanan nasional dengan kawasan perkotaan Cilacap sebagai penggerak utama pertumbuhan wilayah berbasis industri hulu skala besar, dan ditunjang oleh sektor perhubungan, pariwisata, pertanian, dan perikanan. Pengembangan juga diarahkan pada kerjasama wilayah perbatasan dengan Provinsi Jawa Barat dalam wadah KSN Pacangsanak, antara lain kerjasama dalam upaya konservasi Laguna Segara Anakan secara komprehensif dari hulu ke hilir serta pengembangan kawasan perkotaan Majenang sebagai pusat pertumbuhan wilayah perbatasan di wilayah Cilacap bagian barat. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cilacap tergolong tinggi yang secara indikatif berpengaruh pada tingginya penurunan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum diikuti oleh Indeks Pembangunan Manusia pro human development yang masih masuk kategori rendah. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka prioritas pengembangan kegiatan untuk tahun 2014 adalah peningkatan industri, perikanan, dan pariwisata, yang didukung oleh pertanian dan infrastruktur pehubungan, telekomunikasi dan energi, yang ditujukan pada upaya pemantapan peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan serta peningkatan IPM. Wilayah yang perlu diprioritaskan penanganannya adalah sebagian besar kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Brebes serta perbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. e. Kabupaten Kebumen diarahkan sebagai pusat kegiatan wilayah ditunjang oleh perkotaan Kebumen, Gombong dan Karanganyar, diarahkan untuk pengembangan sektor unggulan pertanian, pertambangan, industri, pariwisata dan perikanan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kebumen tergolong kuadran rendah yang IV -103 berkorelasi dengan rendahnya pertumbuhan IPM pro human development dan laju pengurangan kemiskinan pro poor. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan pengangguran pro job. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi sebagai jalur penghubung di jalur pantai selatan Jawa Tengah. Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas kegiatan tahun 2014 diarahkan pada pengembangan pertanian, pariwisata, perikanan didukung oleh industri dan pertambangan serta infrastruktur perhubungan. Sebaran spasial pengembangan diarahkan pada kantong-kantong kemiskinan di kecamatan- kecamatan yang berada di bagian utara dan bagian pantai selatan.

7. Purwomanggung

Wilayah Purwomanggung meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kota Magelang dan Kabupaten Temanggung, berfungsi sebagai pusat pelayanan wilayah dan lokal di bagian tengah dan selatan Jawa Tengah, yang berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi unggulan yang dapat dikembangkan adalah pertanian, pariwisata, pertambangan, industri, perikanan, didukung oleh sektor perkebunan, dan peternakan. Simpul utama sebagai penggerak ekonomi adalah Kota Magelang dan sekitarnya sebagai pusat kegiatan berskala nasional, didukung oleh koridor perkotaan Magelang-Mungkid-Borobudur-Muntilan-Salam, koridor perkotaan Purworejo-Kutoarjo, koridor perkotaan Temanggung- Parakan, Wonosobo, Kertek, dan Wadas Lintang. a. Kabupaten Purworejo diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal dengan perkotaan Purworejo dan Kutoarjo sebagai simpul utama pengembangan untuk sektor unggulan pertanian, perikanan, didukung oleh sektor pertambangan, pariwisata, agroindustri dan peternakan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purworejo tergolong kuadran tinggi yang diikuti oleh tingginya pertumbuhan IPM pro human development. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut belum diikuti oleh laju pengurangan kemiskinan pro poordan pengangguran pro job, karena keduanya tergolong rendah. Implikasi dari rendahnya pengurangan kemiskinan dan pengangguran tersebut adalah masih adanya kantong-kantong kemiskinan di beberapa wilayah kecamatan di bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang serta kecamatan yang berada di wilayah bagian timur yang berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk maksud tersebut maka prioritas pengembangan IV -104 tahun 2014 adalah pengembangan pertanian, agroindustri didukung oleh perikanan dan infrastruktur perhubungan. b. Kabupaten Wonosobo diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal sebagai simpul penghubung di wilayah pegunungan dengan kawasan perkotaan Wonosobo dan Kertek sebagai simpul utama, dan diarahkan pada pengembangan sektor pertanian, perkebunan, agroindustri, dan pariwisata dan ditunjang oleh kehutanan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonosobo tergolong kuadran rendah yang diikuti oleh IPM pro human development, laju pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari rendahnya IPM, laju pengurangan kemiskinan dan pengangguran yang rendah adalah adanya sebaran kantong-kantong kemiskinan di seluruh wilayah kecamatan di wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah diarahkan pada peningkatan sektor pertanian, pariwisata dan agroindustri didukung oleh infrastruktur energi. c. Kabupaten Magelang diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala nasional didukung oleh KSN Borobudur dan KSN TN Merapi dengan sektor unggulan agroindustri, pariwisata, pertanian, industri non polutan, perdagangan dan jasa. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magelang tergolong kuadran rendah yang berkorelasi dengan rendahnya laju pengurangan kemiskinan pro poordan pengangguran pro job. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya pertumbuhan IPM pro human development. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah di bagian selatan Jawa Tengah, dengan potensi keberadaan Candi Borobudur sebagai ikon nasional warisan budaya dunia. Pengurangan kesenjangan kemiskinan perlu diprioritaskan pada kecamatan yang berada di lereng Gunung Merbabu. Berdasarkan kondisi tersebut maka prioritas pengembangan tahun 2014 adalah pengembangan sektor pariwisata, dan agroindustri, yang didukung oleh pertanian, perdagangan dan jasa serta infrastruktur perhubungan. d. Kota Magelang diarahkan sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa, pariwisata, industri kreatif dengan skala pengembangan PKW yang dapat ditingkatkan menjadi kota inti PKN dari koridor Magelang-Yogyakarta di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi Kota Magelang tergolong tinggi sehingga secara indikatif berpengaruh positif terhadap pertumbuhan IPM yang tinggi dan laju pengurangan pengangguran pro job yang juga tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut belum diikuti dengan laju IV -105 pengurangan kemiskinan pro poor yang masih tergolong rendah. Berdasarkan posisi kuadran pertumbuhan ekonomi, laju pengurangan pengangguran dan pertumbuhan IPM yang tinggi maka prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk pengurangan kemiskinan. Sektor yang mendukung upaya tersebut adalah sektor perdagangan dan jasa, serta pariwisata yang harus dimantapkan ke depan. e. Kabupaten Temanggung diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal sebagai simpul penghubung di wilayah pegunungan dengan kawasan perkotaan Temanggung dan Parakan sebagai simpul utama, dan diarahkan untuk pengembangan sektor unggulan perkebunan, agroindustri, pertanian, industri, pariwisata dan ditunjang oleh kehutanan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung tergolong kuadran rendah sehingga berkorelasi dengan rendahnya laju pengurangan pengangguran pro job. Namun pertumbuhan ekonomi yang rendah tersebut, masih diimbangi oleh tingginya pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia pro human development dan tingginya laju pengurangan kemiskinan pro poor. Berdasarkan kondisi tersebut maka pengembangan wilayah pada tahun 2014 diarahkan pada penanggulangan kemiskinan pada semua kecamatan di wilayah bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan kecamatan-kecamatan di bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo, serta kecamatan di wilayah bagian timur yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang. Prioritas pengembangan tahun 2014 adalah pengembangan agroindustri, perkebunan, dan pengolahan hasil hutan, didukung oleh perdagangan dan jasa.

8. Banglor

Wilayah pengembangan Banglor meliputi dua kabupaten di perbatasan sebelah timur-utara Jawa Tengah dengan Jawa Timur yaitu Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora. Arah pengembangan wilayah difokuskan sebagai pusat pelayanan skala wilayah dengan kawasan perkotaan Cepu sebagai simpul utama, ditunjang oleh koridor perkotaan Rembang-Lasem. Sektor unggulan yang dapat dikembang- kan adalah pertambangan minyak dan gas, pertambangan mineral, perikanan, pariwisata, perhubungan, pertanian, yang ditunjang oleh kehutanan, perkebunan dan peternakan. Arah pengembangan sektor ungulan dilakukan dalam wadah kerjasama perbatasan dengan Provinsi Jawa Timur yang disebut sebagai regionalisasi Ratubangnegoro Blora-Tuban-Rembang-Bojonegoro. IV -106 a. Kabupaten Rembang diarahkan pengembangannya sebagai pusat pelayanan wilayah yang melayani sentra produksi sepanjang koridor pantai utara, dengan perkotaan Rembang dan Lasem serta koridor Bonang-Binangun-Sluke sebagai penggerak utama pertumbuhan. Sektor unggulan yang dikembangkan adalah perikanan dan kelautan, pertambangan, perhubungan dan industri, didukung oleh pertanian dan kehutanan. Pengembangan infrastruktur wilayah Kabupaten Rembang berupa perwujudan pelabuhan umum nasional sebagai akses regional penghubung dengan wilayah lainnya, teknologi tinggi di sektor energi dan didukung suprastruktur kebijakan untuk akses pasar, modal, teknologi, pengembangan masyarakat dan diversifikasi perekonomian guna akselerasi pertumbuhan wilayah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang tergolong kuadran rendah yang diikuti oleh pertumbuhan IPM pro human development, laju pengurangan kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari kondisi tersebut adalah adanya sebaran kantong- kantong kemiskinan di sebagian besar wilayah kecamatan, dan di wilayah bagian pantai utara. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah diarahkan pada peningkatan sektor perikanan, pengembangan pertambangan dan industri, didukung oleh infrastruktur perhubungan, dan energi. b. Kabupaten Blora diarahkan pengembangannya sebagai pusat kegiatan wilayah dan lokal dengan simpul utama di perkotaan Cepu dan perkotaan Blora. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan adalah sektor pertambangan migas, industri, energi, perhubungan, pariwisata, dan pertanian, ditunjang oleh agroindustri, perkebunan, peternakan dan kehutanan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora tergolong kuadran rendah yang berimplikasi pada rendahnya pertumbuhan IPM, dan laju pengurangan pengangguran pro job. Namun pertumbuhan ekonomi yang rendah tersebut, dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan kemiskinan pro poor. Sebaran spasial wilayah kecamatan yang tergolong miskin berada di wilayah bagian tengah dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, kawasan bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang. Berdasarkan kondisi tersebut maka prioritas kegiatan tahun 2014 ditujukan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah kecamatan di Kabupaten Blora melalui pemantapan pertambangan migas, pengembangan agroindustri, pertanian, perkebunan, didukung oleh infrastruktur perhubungan dan energi. Dalam rangka mendukung prioritas pembangunan daerah Jawa Tengah secara keseluruhan pada tahun 2014, dan dengan memperhatikan IV -107 arah pengembangan wilayah sesuai dengan potensi unggulan baik dari sisi sumber daya alam maupun sumber daya manusia serta karakteristik masing-masing wilayah yang ditekankan, maka ditetapkan fokus sasaran pengembangan di masing-masing wilayah Tahun 2014 yaitu untuk menurunkan angka kemiskinan pro poor dan pengangguran pro job; meningkatkan daya saing ekonomi daerah berbasis potensi unggulan daerah pro growth; meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan, derajat kesehatan masyarakat, penanganan PMKS, optimalisasi program KB, perlindungan terhadap perempuan dan anak, peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi, pengembangan budaya baca masyarakat, serta pelestarian budaya daerah; peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah; meningkatkan kualitas pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup pro environment serta pengurangan risiko bencana; memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih; serta memantapkan demokratisasi dan kondusivitas daerah. Sebagai gambaran pengembangan wilayah di Jawa Tengah, dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. IV -108 Gambar 4.3 Arah Pembangunan Kewilayahan Provinsi Jawa Tengah Gambar 4.4 Prioritas Pengembangan Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 V - 1

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014