II - 187
41 Belum  optimalnya  masyarakat  dalam  penggunaan  hak  pilih
Pemilukada  serta  rendahnya  kesadaran  hukum  dan  penghormatan HAM;
42 Terbatasnya  jumlah  personil  aparat  keamanan,  ketentraman  dan
ketertiban  serta  masih  rendahnya  peran  serta  masyarakat  dalam mendukung pemantapan kondusivitas daerah.
2.7. Isu Strategis Pembangunan Daerah
Dari  identifikasi  permasalahan  pembangunan  daerah  di  Jawa Tengah, serta dengan sinkronisasi isu strategis Nasional tahun 2014 dan
Prioritas Nasional, maka dapat dirumuskan isu strategis pembangunan Jawa Tengah tahun 2014 sebagai berikut :
1 Kemiskinan dan Pengangguran
Kemiskinan menjadi isu strategis daerah karena hingga tahun 2012, angka  kemiskinan  Jawa  Tengah  sebesar  14,98.  Angka  ini  masih
cukup  tinggi  apabila  dibandingkan  dengan  rata  -  rata  angka kemiskinan  nasional  11,66  dan  angka  kemiskinan  beberapa
provinsi lain di wilayah Jawa dan Bali. Adapun jumlah pengangguran Tahun  2012  sebanyak  962,10  ribu  jiwa  5,63  menurun
dibandingkan tahun 2011 sebanyak 1.002,2 ribu jiwa 5,93.
2 Daya saing ekonomi berbasis potensi unggulan daerah dan bero-
rientasi pada ekonomi kerakyatan
Daya saing ekonomi Jawa Tengah saat ini masih harus terus dipacu, terutama  pada  ekonomi  lokal  berbasis  potensi  unggulan  daerah  dan
berorientasi  pada  ekonomi  kerakyatan,  guna  menghadapi  pasar global  dan    ACFTA  yang  telah  berlaku  sejak  2010  serta  AEC  2015;
Mendukung surplus  beras nasional 10 juta ton, swasembada daging dan gula, serta peningkatan kesejahteraan petani.
3 Kualitas sumberdaya manusia dan kesejahteraan masyarakat
Sumberdaya  manusia  Jawa  Tengah  yang  berkualitas  dan  berdaya saing  menjadi  hal  yang  penting  untuk  ditingkatkan.  Indikator
pendidikan,  kesehatan,  ketenagakerjaan,  kesejahteraan  sosial  dan pemberdayaan  perempuan  dapat  menggambarkan  kondisi  umum
kualitas
SDM Jawa
Tengah saat
ini. Sedangkan
tingkat kesejahteraan  masyarakat  dapat  diukur  dari  pendapatan  per  kapita
masyarakat dilihat dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita yang masih cukup rendah.
4 Infrastruktur dan pengembangan wilayah
Peningkatan  kualitas  dan  kuantitas  infrastruktur  serta  sinkronisasi dengan  penataan  ruang  dan  wilayah  untuk  meningkatkan
aksesibilitas  dan  konektifitas  menjadi  salah  satu  faktor  yang  perlu menjadi perhatian untuk menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi
dan  perkembangan  wilayah  didukung  dengan  peningkatan  rasio elektrifikasi dan konservasi energi.
II - 188
5 Pengelolaan  sumber  daya  alam  dan  lingkungan  hidup  serta
pengurangan risiko bencana
Kondisi  sumberdaya  alam  di  Jawa  Tengah,  dari  hulu  hingga  ke  hilir telah  mengalami  degradasi  yang  cukup  tinggi.  Hal  ini  dapat  dilihat
dari  tingginya  degradasi  hutan,  lahan  kritis,  kerusakan  ekosistem pesisir,  yang  mengakibatkan  terjadinya  bencana  seperti  banjir,
kekeringan,  maupun  tanah  longsor.  Perubahan  iklim  juga  menjadi permasalahan global yang tidak dapat dihindari di Jawa Tengah.
6 Tata  kelola  pemerintahan  yang  bersih  clean  government  dan
baik good governance
Pemerintahan  yang  bersih  dan  baik  saat  ini  menjadi  isu  nasional, yang  juga  terjadi  di  Jawa  Tengah.  Sebagai  salah  satu  upaya
mewujudkan penyelenggaraan
pemerintah yang
baik serta
memberikan  pelayanan  yang  optimal  kepada  masyarakat, maka  tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik menjadi syarat utama yang
harus dipenuhi.
7 Demokratisasi dan kondusivitas daerah
Peran  pemerintah  dan  partisipasi  masyarakat    merupakan  hal penting  dalam  mewujudkan  demokrasi bernegara  yang  baik.  Namun
tingkat  partisipasi  masyarakat  masih  perlu  ditingkatkan,  terutama terkait  dengan  proses  demokrasi  bernegara  seperti  keikutsertaan
dalam Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah.
Kondusivitas  daerah  juga  masih  perlu  ditingkatkan  untuk menciptakan  rasa  aman  dan  nyaman,  sehingga  mampu  membuka
peluang investasi di wilayah Jawa Tengah dan berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.
III - 1
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1
Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Krisis ekonomi global yang dampaknya diperkirakan makin meluas di wilayah Eropa dan Amerika, masih akan berpotensi terhadap melemahnya
perekonomian  dunia  sampai  dengan  akhir  tahun  2013,  yang dimungkinkan  berlanjut  pada  tahun  berikutnya.  Hal  ini  secara  tidak
langsung  akan  berpengaruh  pada  daya  tahan  perekonomian  Indonesia. Selain  itu,  situasi  dalam  negeri  terkait  dengan  kebijakan-kebijakan
pemerintah,  juga  akan  mempengaruhi  kondisi  perekonomian  Indonesia
yang  kesemuanya  akan  berimbas  pula  pada  kondisi  perekonomian  di Jawa Tengah ke depan.
3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah
a. Pertumbuhan Ekonomi
Laju  pertumbuhan  ekonomi  Jawa  Tengah  dalam  kurun  waktu  lima tahun  terakhir  menunjukkan  kecenderungan  meningkat,  kecuali  pada
Tahun  2009  mengalami  penurunan  5,14.  Pada  tahun  2008 pertumbuhan  ekonomi  sebesar  5,61,  tahun  2010  mencapai  5,84,
meningkat menjadi 6,01 pada tahun 2011 dan 6,34 pada tahun 2012.
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2011-2012, BPS Jawa Tengah
Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2008-2012
b. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Selama  kurun  waktu  tahun  2011 –  2012,  nilai  PDRB  Jawa  Tengah
mengalami  peningkatan  yang  cukup  baik.  Pada  Tahun  2012  nilai  PDRB Atas  Dasar  Harga  Berlaku  ADHB  meningkat  dari  tahun  2011  yaitu
senilai  Rp.498.614  Milyar  menjadi  Rp.556.479  Milyar.  Demikian  pula,