melainkan dari koordinator CSR sendiri. Pengurangan peran pelaku program bertujuan memandirikan masyarakat setempat dalam upaya peningkatan kualitas
hidupnya. Artinya pelaku program secara pelan-pelan dikurangi dan akhirnya akan berhenti maksudnya bukan berhenti secara permanen tetapi akan berperan sebagai
penasehat saja jika diperlukan masyarakat.
3. Ada Tidaknya Pembentukan Pengurus Kelompok
Data distribusi berdasarkan ada tidaknya pembentukan pengurus kelompok oleh masyarakat Desa Doulu Pasar disajikan dalam tabel 5.16 berikut ini:
Tabel 5.16 Data Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Pembentukan Pengurus
Kelompok
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Ada
Tidak tahu Tidak ada
19 2
90 10
Total 21
100 Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16 diketahui sebanyak 19 responden 90 mengatakan adanya pembentukan pengurus kelompok sebagai
penanggung jawab sarana dan prasarana dari program CSR bidang kesehatan seperi bak penampungan, pompa, pipa-pipa, dan lain sebagainya. Mereka mengetahuinya
karena disosialisasikan kepada warga Desa Doulu Pasar bahwa bukan pelaku program yang akan terus bertanggung jawab atas hasil program ini tetapi pelaku
program ingin masyarakat juga terlibat dalam menangani hasil program tersebut
Universitas Sumatera Utara
sehingga masyarakat dapat menghargainya karena ini adalah hasil usaha dan kerja keras bersama.
Sebanyak 2 responden tidak mengetahui adanya pembentukan pengurus kelompok karena mereka tidak hadir saat sosialisasi mengenai pengurus kelompok.
Mereka mengetahui adanya pengurus kelompok setelah diumumkan susunan panitia pengurus air bersih tersebut. Sosialisasi diadakan pada saat perencanaan program
dimana pelaku program memberitahukan apapun program yang dilaksanakan nanti akan ada pengurus kelompok yang mengelola hasil program tersebut. Jadi mereka
tidak menghadiri sosialisasi tersebut maka dari itu mereka tidak tahu soal pengurus kelompok.
4. Pihak yang Membentuk Pengurus Kelompok
Berdasarkan data yang didapatkan dari masyarakat bahwa yang berinisiatif membentuk pengurus kelompok adalah pelaku program sendiri. Pelaku program
berpikiran bahwa apapun yang diberikan secara gratis tidak akan dihargai oleh penerimanya jika masyarakat tidak ikut berperan di dalamnya. Jadi untuk
menghindarkan hal tersebut, pelaku program membentuk pantia pengurus air. Panitia yang dipilih merupakan pilihan dari masyarakat karena masyarakat lebih tahu akan
karakter dari warga di desanya. Panitia yang terpilih benar-benar orang yang harus peduli dan mau berkorban demi kesejahteraan warga Desa Doulu Pasar. Ketua
panitia dan wakilnya yang menjabat sekarang adalah Bapak Sanggup dan Bapak Jeremia.
Pengurus kelompok adalah orang-orang yang akan bertugas bertanggung jawab serta menjaga sarana dan prasarana air bersih yang telah dibuat. Jadi jika ada
masalah yang berhubungan dengan air seperti air macet, kotor, dan sebagainya
Universitas Sumatera Utara
merekalah petugas yang wajib mengecek dan memperbaiki itu. Meski sudah ada pengurus kelompok tidak berarti pelaku program lepas tangan dari program air bersih
yang sudah selesai dilaksanakan tersebut. Pelaku program tetap akan bertanggung jawab jika ada masalah dengan sarana atau prasaran hasil dari program contohnya
kerusakan pada pompa, bak penampungan, dan sebagainya akan ditanggung oleh pihak perusahaan. Jadi walaupun sudah ada pengurus kelompok bukan berarti pelaku
program akan lepas tanggung jawab. Sedangkan pada program perilaku hidup bersih dan sehat yang merupakan program pendukung sampai sekarang masih dilaksanakan
oleh perusahaan kepada masyarakat Desa Doulu Pasar.
5.3.3.4 Respon Masyarakat Terhadap Implementasi Program 5.3.3.4.1 Pemahaman akan Program
1. Ada Tidaknya Sosialisasi Sebelum Pelaksanaan Program
Data distribusi berdasarkan ada tidaknya sosialisasi sebelum pelaksanaan program oleh masyarakat Desa Doulu Pasar disajikan dalam tabel 5.18 berikut ini:
Tabel 5.18 Data Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Sosialisasi Sebelum Pelaksanaan
Program
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Ada
Tidak tahu Tidak ada
14 4
3 67
19 14
Total 21
100 Sumber: Data Primer, Juli 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.18 sebanyak 14 responden mengatakan ada dilakukan sosialisasi akan program sebelum dilaksanakan, sebanyak
4 responden tidak mengetahuinya karena tidak mendapat informasi soal sosialisasi tersebut dan sebanyak 3 orang mengatakan tidak ada dilakukan sosialisasi sebelum
pelaksanaan program. Responden yang tidak tahu nampaknya mereka yang kurang peduli akan lingkungannya. Mungkin mereka sudah diberitahu tetapi tidak terlalu
memperdulikannya sehingga mereka tidak menghadiri acara sosialisasi tersebut. Sedangkan mereka yang mengatakan tidak ada benar-benar yakin bahwa acara
sosialisasi memang tidak ada dilaksanakan. Kemungkinan pada saat acara sosialisasi mereka tidak ada di tempat atau sedang keluar kota dan warga desa yang lain tidak
memberitahu atau mengulas balik masalah sosialisasi ini dengan mereka sehingga mereka mengatakan sama sekali tidak ada sosialisasi sebelum pelaksanaan program.
2. Undangan untuk Menghadiri Sosialisasi