BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan mengenai pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan bidang kesehatan oleh PT. Tirta
Sibayakindo di Desa Doulu Pasar Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada tingkat perencanaan program tanggung jawab sosial perusahaan, pelaku
program menggunakan model pelaksanaan dengan pendekatan komunitas sebagai suatu intervensi sosial. Sisi positif dari pendekatan komunitas ialah
memberikan program yang sama kepada seluruh masyarakat tanpa membeda- bedakan golongannya. Jadi masyarakat pasti merasa adil diperlakukan sama
dengan yang lain. Sisi negatifnya ialah tidak adanya perkembangan yang lebih maju pada masyarakat yang memiliki profesi tertentu seperti petani, peternak
ataupun kaum perempuan. Teknik perencanaan yang digunakan oleh pelaku program ialah pengumpulan
data dan sosialisasi program. Keunggulan dari teknik ini, masyarakat akan mengetahui apa dan bagaimana program CSR yang akan mereka terima
nantinya. Sedangkan kelemahannya jika tidak dilakukan secara merata akan terjadi ketidakseimbangan kepedulian pada masyarakat, ketidakpedulian ini
disebabkan oleh ketidaktahuan mereka akan sosialisasi program. Model pelaksanaan needs and problems assessment menggunakan FGD, lebih
mengutamakan musyawarah dalam mengatasi masalah yang dialami masyarakat. Kelemahan dari model ini ialah hanya pendapat dengan suara terbanyaklah yang
Universitas Sumatera Utara
akan didengar dan akhirnya disepakati, sedangkan masyarakat yang memiliki pendapat lain dengan suara sedikit akan hilang dan tidak didengar padahal
belum tentu suara terbanyak merupakan solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Pada pelaksanaan program pelaku program berperan sebagai fasilitator yang
berfungsi sebagai pemungkin hubungan antara masyarakat dengan perusahaan. Jadi pelaku program akan menjadi wadah aspirasi masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraan mereka. Pelaku program sebagai fasilitator akan efektif jika bisa menyaring aspirasi masyarakat mana yang bisa direalisasikan
mana yang tidak. Jika tidak disaring dan mewujudkan semua yang diinginkan masyarakat, bisa saja mereka akan bertindak semena-mena karena selalu
mendapatkan apa yang mereka inginkan dari pelaku program. Masyarakat sebagai kelompok sasar ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan
program CSR bidang kesehatan yang diselenggarakan PT. Tirta Sibayakindo. Bentuk partisipasi mereka ialah ikut mengerjakan bangunan, memberikan
makanan ringan dan menyumbangkan tanah sebagai tempat berdiri bak penampungan. Resiko dari partisipasi masyarakat, ada saja orang yang akan
merasa lebih tahu dalam mengerjakan satu hal dan ternyata salah. Partisipasi masyarakat juga harus diawasi agar pelaksanaan yang dilaksanakan dapat
berjalan dengan lancar. Aktivitas yang direncanakan sebelumnya sesuai dengan aktivitas yang
dilaksanakan. Aktivitas baru yang tidak direncanakan namun dilaksanakan dan membawa dampak baik bagi pelaksanaan program tidak ada salahnya juga ikut
diterapkan karena ide tidak selalu muncul dalam perencanaan.
Universitas Sumatera Utara
Metode pelaksanaan COCD ikut serta melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan program. Keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program
sekitar 30. Metode COCD bekerja sama dengan pihak lain yaitu Sumatera Rainforest Institute dengan keterlibatan sekitar 40 dan keterlibatan pelaku
program dalam pelaksanaan program yaitu sekitar 30. Walaupun COCD melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya bukan berarti masyarakat ikut
andil dalam semua bagian karena ada saatnya masyarakat tidak tahu bagaimana mengerjakan sesuatu tersebut. Maka dari itu perlu diberitahukan bagian-bagian
yang bisa dikerjakan oleh masyarakat. 3.
Program tanggung jawab sosial perusahaan bidang kesehatan ternyata membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat Desa Doulu Pasar dilihat dari sebelum
dan sesudah terselenggaranya program. Perubahan itu berdampak bagi kesehatan masyarakat desa Doulu Pasar. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup
bersih dan sehat melalui program PHBS. Kemudahan dalam mengakses air bersih membuat masyarakat lebih sehat dan jarang terjangkit penyakit karena
konsumsi air yang kurang steril menjadi berkurang. Program PHBS ini bisa saja diabaikan oleh masyarakat jika hanya dilaksanakan sekali saja tetapi akan selalu
mereka ingat dan menjadi kebiasaan jika rutin dilaksanakan. Program CSR bidang kesehatan dinilai berhasil oleh masyarakat Desa Doulu
Pasar dan bersedia untuk ikut kembali berpartisipasi dalam program CSR lainnya. Masyarakat Desa Doulu Pasar berpendapat program CSR bidang
kesehatan ini akan berlangsung lama dikarenakan program ini bergerak dalam hal air bersih dimana air merupakan kebutuhan pokok manusia yang selalu
dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kemandirian masyarakat tercipta setelah adanya dibentuk pengelola hasil program yang disebut dengan panitia air. Masyarakat tidak lagi bergantung
pada pelaku program tetapi tidak berarti pelaku program lepas tanggung jawab. Pelaku program tetap akan terlibat tetapi hanya sebagai penasehat saja dan yang
lebih berperan aktif adalah panitia air. Kelemahan dari indikator ini bahwa pengurus kelompok yang mengelola, jika tidak diberi pendidikanpelatihan
mengenai program CSR akan sia-sia karena bagaimana mereka akan mampu mengelola jika tidak tahu minim pengetahuannya mengenai pengelolaan sarana-
prasarana air bersih. Respon masyarakat terhadap program terdiri dari pemahaman akan program,
persetujuan, partisipasi dan kepuasaan akan program. Kebanyakan masyarakat paham dan mengerti akan program, setuju akan pelaksanaan program, ikut
berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan program serta sebagian masyarakat puas akan hasil program. Resiko dari tahap ini adanya pihak yang
tidak mau peduli dan membangkang sehingga muncullah provokator yang dapat membuat rumit suasana.
6.2 Saran