Dengan demikian tampak bahwa community development merupakan pelaksanaan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Khususnya di Indonesia,
pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan memang tampaknya lebih cocok dengan program pemberdayaan masyarakat. Diharapkan dengan aktivitas
tanggung jawab sosial perusahaan yang bernafaskan community development dapat mencapai tujuan strategis perusahaan. Di samping untuk mencapai profit optimum
juga dapat bermanfaat bagi komunitas. Di sisi lain, dengan adanya aktivitas tersebut, komunitas memiliki mitra yang peduli terhadap kemandiriannya Ambadar, 2008:
35.
2.4.1 Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu proses pengupayaan masyarakat yang di dalamnya terkandung gagasan dan maksud
kesadaran tentang martabat dan harga diri, hak-hak masyarakat mengambil sikap, membuat keputusan dan selanjutnya secara aktif melibatkan diri dalam menangani
perubahan Bahari, dalam Siagian dan Suriadi, 2012: 152. Dalam tulisan berjudul Community Development and a Postmodernism of
Resistance, Mary Lane dalam Siagian dan Suriadi, 2012: 152 mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu seni yang melakuka aktifitasnya
melalui pengembangan hubungan, mendorong masyarakat untuk bertemu, membentuk jaringan kerja dan mengemukakan kepentingan, keinginan, dan harapan
mereka melalui bentuk pengungkapan yang kreatif. Dari definisi yang dikemukakan Mary Lane, masyarakat diletakkan sebagai
subyek dan obyek. Dalam proses implementasi pemberdayaan masyarakat sebagai suatu strategi dan pendekatan intervensi sosial, maka masyarakat harus dilibatkan
secara aktif. Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi peningkatan kualitas
Universitas Sumatera Utara
hidup masyarakat dengan menggunakan pengembangan kapasitas internal masyarakat, sehingga program tersebut benar-benar dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Pada prakteknya ruang lingkup program pemberdayaan masyarakat dapat diawali dari ikhtiar sederhana dalam suatu kelompok kecil. Ikhtiar tersebut
selanjutnya dapat dikembangkan menjadi program dan aktivitas yang lebih luas, dan pada kelompok sasar yang lebih luas pula. Efektivitas pemberdayaan masyarakat
dapat dicapai jika dirancang dalam masa panjang, melalui rancangan yang tepat, menyeluruh dan akurat, mengembangkan ikhtiar dan dukungan anggota masyarakat
sebagai kelompok sasar, menguntungkan masyarakat, dan berakhir pada pengalaman yang berkesan Smith, dalam Siagian, 2012: 153.
Efektivitas program pembedayaan masyarakat hanya akan tercapai muatan program tersebut berisikan peluang dan masyarakat bersikap tanggap. Selanjutnya
masyarakat sadar atas kemampuan dan keterbatasnya dan mau bertindak bersama untuk mencapai keuntungan bersama, dan semua perubahan yang terjadi ditanggapi
secara positif Smith, dalam Siagian 2012: 154. Perencanaan dan pembuatan keputusan berkaitan dengan program
pembangunan kerap kali dilakukan secara top down, tanpa melibatkan tokoh-tokoh maupun anggota masyarakat sendiri. Akibatnya, aktivitas yang menjadi muatan
program pembangunan tersebut tidak efektif dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Ketidakefektifan tersebut disebabkan berbagai faktor, seperti Siagian
dan Suriadi, 2012:156: 1.
Akitvitas pembangunan yang tidak sesuai dengan keperluan masyarakat setempat,
2. Pemimpin masyarakat tidak bertanggung jawab atas program,
Universitas Sumatera Utara
3. Masyarakat kurang dilibatkan dalam berbagai aktivitas dan tidak bertanggung
jawab atas program dan efektivitasnya, 4.
Aktivitas yang dilakukan justru menciptakan ketergantungan yang justru lebih menyusahkan daripada meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
2.4.2 Konsep Pemberdayaan Masyarakat