3. Masyarakat kurang dilibatkan dalam berbagai aktivitas dan tidak bertanggung
jawab atas program dan efektivitasnya, 4.
Aktivitas yang dilakukan justru menciptakan ketergantungan yang justru lebih menyusahkan daripada meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
2.4.2 Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dengan berbagai aktivitas yang mengikutinya tidak menempatkan masyarakat sebagai penerima program dan bantuan, lalu
dicemooh dan disindir karena dikatakan mempunyai mental subsidi dan terlalu tergantung kepada belas kasihan pihak berkuasa. Sebaliknya, konsep pemberdayaan
masyarakat justru menempatkan masyarakat secara sentral dan kepentingan masyarakat senatiasa menjadi variabel utama dalam proses penyusunan unit-unit
aktivitas yang akan dilaksanakan. Ginanjar Kartasamita mengemukakan bahwa konsep pemberdayaan
masyarakat mencakup pengertian pengembangan masyarakat dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat. Menurutnya, pemberdayaan masyarakat adalah suatu
aktivitas memampukan dan memandirikan masyarakat, dengan demikian masyarakat akan meningkat derajatnya Kartasasmita, dalam Siagian, 2012: 158.
Ada dua hal utama dari definisi yang dikembangkan Kartasasmita. Pertama, pemberdayaan masyarakat bertumpu pada masyarakat. Hal ini berarti bahwa fokus
dan pusat pembangunan itu adalah manusia, tegasnya masyarakat, dan bukan pemerintah, dalam arti alat pencitraan bagi pemerintah. Kedua, indikator
keberhasilan pemberdayaan masyarakat adalah peningkatan kemampuan masyarakat dalam memenuhi keperluan hidupnya sehingga mampu hidup secara mandiri.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian yang paling utama dibangun adalah kapasitas masyarakat dalam mensejahterakan diri sendiri.
Suatu proses pemberdayaan pada intinya ditujukan guna membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan
ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan
kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya Payne, dalam Adi, 2003:54.
Dalam proses implementasi pemberdayaan masyarakat dalam perspektif pekerjaan sosial, seorang pekerja sosial harus menerapkan berbagai prinsip, seperti
Siagian dan Suriadi,2012: 154 : 1.
Pemahaman atas masyarakat secara mendalam sebagai kelompok sasar. Untuk itu, data yang berkaitan dengan masyarakat sebagai kelompok sasar
merupakan modal awal bagi pekerja sosial dalam menjalankan perannya. 2.
Belajar dari kisah efektivitas program pemberdayaan masyarakat sebelumnya. Pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat perlu dukungan
keberhasilan yang pernah dicapai. Oleh karena itu adopsi metode dan asas- asas dari program pemberdayaan masyarakat yang nyata telah berhasil
diterapkan perlu dilakukan. 3.
Belajar dari kegagalan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat yang pernah dilakukan. Harus diakui bahwa implementasi program
pemberdayaan masyarakat tidak serta merta mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, pekerja sosial senantiasa harus belajar dari pengalaman
pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat sebelumnya, baik oleh diri sendiri maupun oleh pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Melibatkan seluruh anggota masyarakat dengan semua pengetahuan dan
kemampuan mereka. Masyarakat adalah pihak yang paling tahu akan kebutuhan dan masalah sendiri. Oleh karena itu pengetahuan dan kemampuan
mereka harus digali dan dimanfaatkan dalam rangka pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.
5. Memberi tanggapan yang senantiasa lentur sesuai dengan keadaan dan
masalah yang ada. Pekerja sosial harus mampu menerima bagaimanpun kondisi masyarakat. Bahkan harus belajar dari kondisi yang ada.
2.4.3 Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat