harus bertanggung jawab dalam menjamin perumusan dan implementasi berbagai program atau aktivitas pemberdayaan masyarakat yang secara nyata dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program yang mampu menjamin peningkatan kualitas hidup atau kesejahteraan masyarakat yang menjadi pemangku
kepentingan utama perusahaan yaitu program dan unit-unit aktivitas pemberdayaan masyarakat.
Terdapat hubungan yang sangat erat antara konsep tanggung jawab sosial perusahaan dengan konsep pemberdayaan masyarakat. Secara lebih lugas hubungan
di antara keduanya adalah, bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan program yang terdiri dari berbagai unit aktivitas pemberdayaan masyarakat. Dengan perkataan
yang lebih sederhana dapat dikemukakan, bahwa wujud nyata implementasi tanggung jawab sosial perusahaan adalah program pemberdayaan masyarakat.
Jika dikaji lebih mendalam kaitan antara konsep tanggung jawab sosial perusahaan dan pemberdayaan masyarakat, dapat kita kemukan lebih rinci, bahwa
tanggung jawab sosial perusahaan adalah niat dan kewajiban hukum untuk melakukan program dan aktivitas transformasi khidmat kehadiran perusahaan di
sekitar atau lingkungan masyarakat. Agar khidmat itu nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui program dan aktivitas yang dikenal
dengan pemberdayaan masyarakat dan disusun serta dilaksanakan secara efisien dan efektif atas dukungan dari para pekerja sosial profesional Siagian dan Suriadi, 2012:
149.
2.4.5 Peranan Pekerja Sosial Dalam Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Konflik yang kerap terjadi antara perusahaan dan masyarakat setempat harus diselesaikan melalui pendekatan baru dengan mengutamakan demokrasi dan
Universitas Sumatera Utara
penghormatan hak-hak asasi. Pendekatan baru tersebut lebih dikenal dengan pendekatan kesejahteraan, bukan lagi pendekatan keamanan sebagaimana diandalkan
sepanjang sejarah pemerintahan orde baru. Penerapan pendekatan baru, yaitu pendekatan kesejahteraan dalam
penyelesaian konflik yang makin tajam dan sering terjadi antara perusahaan dengan masyarakat setempat sesungguhnya menuntut kehadiran pihak ketiga yang mampu
melakukan perubahan dalam hubungan yang sebelumnya cenderung saling merugikan menjadi hubungan yang saling menguntungkan. Pihak ketiga yang
diperlukan kehadirannya menurut penulis adalah pekerja sosial dengan prinsip- prinsip aktivitas pekerjaan sosial.
Sesuai dengan kurikulum pendidikan ilmu kesejahteraan sosial danatau pekerjaan sosial, maka pekerja sosial sewajarnyalah memiliki kemampuan dalam
membangun relasi dengan klien dan memecahkan masalah klien melalui berbagai pengetahuan dan menolong mereka dengan pemahaman dan penerimaan dalam suatu
hubungan yang dibangun atas perasaan saling mendukung. Pekerja sosial menganggap bahwa masalah-masalah sosial dan perilaku
manusia berkaitan dengan institusi sosial manusia. Memahami masalah-masalah dan perilaku adalah penting untuk memahami institusi-institusi manusia. Masalah sosial
misalnya dapat dikurangi melalui bekerja dengan manusia secara pribadi atau dengan mengubah organisasi-organisasi sosial dimana manusia menjadi anggotanya.
Tujuan dasar dari pekerjaan sosial adalah menolong klien agar berdaya menolong diri mereka sendiri. Pekerja sosial berupaya menolong seseorang dalam
rangka meningkatkan pemahamannya tentang diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain, serta menghubungkan ke berbagai sistem sumber yang tersedia dalam
masyarakat demi pemecahan masalah seseorang itu.
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat sebagai klien memiliki pengetahuan yang terbatas tentang sistem sumber. Oleh karena itu, pekerja sosial bertugas meningkatkan pemahaman mereka
tentang hal tersebut serta mempertemukan masyarakat dengan perusahaan sebagai sistem sumber. Program tanggung jawab sosial perusahaan sangat tepat dijadikan
sebagai wadah pertemuan dan kerja sama antara masyarakat dengan perusahaan. Perusahaan tidak selalu langsung dengan sukarela mau memberikan khidmat
kepada masyarakat setempat dengan menyisihkan sebagian dari keuntungan sedangkan masyarakat setempat belum tentu mempunyai kemampuan untuk
menuntut haknya atas perusahaan sesuai dengan etika dan hukum. Maka pekerja sosial diharapkan membangun ikhtiar untuk memanfaatkan sistem sumber yang ada
tetapi selama ini tidak dimanfaatkan demi kepentingan masyarakat. Etika pekerja sosial profesional mengatur agar pekerja sosial tidak
menjadikan masyarakat tergantung pada dirinya seperti yang sering dilakukan profesi lain atas kliennya. Pekerja sosial harus merancang agar masyarakat lebih berdaya dan
mandiri di masa depan. Dalam kaitannya dengan implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan, maka pekerja sosial menolong masyarakat setempat
merumuskan kepentingan mereka dan menjadikan masyarakat setempat memahami hak-hak mereka yang diatur dalam hukum Siagian dan Suriadi, 2012: 127-132.
Beberapa bentuk peranan pekerja sosial yang dapat dilakukan pekerja sosial dalam mengembangkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan
masyarakat setempat sebagai langkah membuka keberfungsian perusahaan sebagai sistem sumber dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui
saluran program tanggung jawab sosial perusahaan:
Universitas Sumatera Utara
1. Sebagai fasilitator
Peran pekerja sosial sebagai fasilitator sehubungan dengan implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan sangat perlu. Hal ini
perlu disadari karena masyarakat kerap kali dipandang sebagai pihak yang tidak mempunyai kemampuan, baik oleh masyarakat itu sendiri, perusahaan,
bahkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, pekerja sosial harus tampil dengan pandangan yang berbeda dari yang lainnya tentang keadaan masyarakat, yaitu
dengan sikap optimistik bahwa masyarakat dapat dirancang untuk memiliki kemampuan.
Lebih dalam lagi, sebagai fasilitator maka pekerja sosial harus mampu sebagai “pemungkin”. Jika sebelumnya kondisi yang ada berkaitan dengan
hubungan antara perusahaan dan masyarakat banyak hal yang sepertinya tidak mungkin. Misalnya, sepertinya tidak mungkin pihak manajemen perusahaan
duduk bersama dengan masyarakat setempat untuk membicarakan banyak hal berkaitan dengan masyarakat setempat untuk membicarakan banyak hal
berkaitan dengan interaksi antara masyarakat dengan pihak perusahaan yang dianggap selama ini merugikan masyarakat setempat.
2. Sebagai broker
Sebagai broker, maka pekerja sosial harus mampu memposisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai kewajiban normatif perusahaan
atas masyarakat setempat sebagai pemangku kepentingan utama. Sebaliknya, pekerja sosial harus menyadarkan masyarakat akan hak-hak
normatif mereka atas implementasi tanggung jawab sosial perusahaan oleh pelaku usaha.
Universitas Sumatera Utara
Demikian halnya terhadap pengusaha, pekerja sosial harus menanamkan kesadaran atas kewajiban normatif mereka sebagai pelaku
usaha atas implementasi tanggung jawab sosial perusahaan. Peran pekerja sosial sebagai broker harus mampu menciptakan visi yang sama tentang
implementasi tanggung jawab sosial bagi pengusaha dan masyarakat setempat.
3. Sebagai perantara
Peran pekerja sosial sebagai perantara dalam kaitannya dengan implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan berarti harus
meningkatkan kualitas hubungan antara perusahaan dengan masyarakat setempat. Sesuai dengan kemampuan dasar pekerja sosial, maka pekerja
sosial harus mampu meyakinkan kedua belah pihak bahwa keduanya sama- sama memiliki sesuatu yang dapat dipertukarkan satu sama lain, yang jika
dilakukan akan dapat menghasilkan keuntungan kepada kedua belah pihak. Justru kedua belah pihak selama ini tidak menyadari sesuatu atau bahkan
banyak hal yang dapat dipertukarkan sehingga hubungan saling mendukung dan saling membutuhkan tidak dapat dikembangkan. Oleh karena itu,
pekerja sosial harus tampil dengan misi untuk memungkinkan terjadinya perubahan atas hubungan di antara perusahaan dan masyarakat setempat.
4. Sebagai pembela
Peran pekerja sosial sebagai pembela dalam kaitannya dengan implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan sangat penting.
Hal ini terutama mengingat masyarakat setempat kerapkali mendapat perlakuan yang tidak baik dari perusahaan. Dalam keadaan seperti ini
pekerja sosial harus tampil sebagai pembela, dengan tujuan agar perusahaan
Universitas Sumatera Utara
menjalankan kewajibannya atas masyarakat setempat melalui implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan sebagai satu kewajiban umum.
Perlu dipahami, bahwa pekerja sosial tidak tampil sebagai seorang pembela dalam arti hukum atau institusi pengadilan, tetapi tampil dengan
tindakan edukatif dengan suatu tujuan agar perusahaan menyadari kewajibannya terhadap masyarakat setempat demi menjalin hubungan baik
antara perusahaan dengan masyarakat setempat. Melalui peran yang dilakukan, pekerja sosial harus mampu memupus sikap egois yang
ditampilkan pelaku usaha. Pelaku usaha disadarkan bahwa perusahaannya berada dalam suatu habitat yang dihuni banyak elemen, salah satunya adalah
elemen masyarakat. 5.
Sebagai pelindung Peran pekerja sosial sebagai pelindung sangat penting dalam rangka
implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini merupakan konsekwensi logis dimana masyarakat setempat kerap kali
menjadi pihak yang tidak berdaya jika dihadapkan dengan pihak perusahaan. Oleh karena itu, peran pekerja sosial sebagai pelindung
diharapkan dapat mendukung masyarakat dalam upaya memperoleh hak- hak mereka.
Dengan demikian secara sederhana dapat dikemukakan, sebagai pelindung, pekerja sosial harus mampu memastikan masyarakat setempat
memperoleh manfaat atas kehadiran perusahaan melalui tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini sangat penting karena pengusaha dapat saja
menerapkan pendekatan keamanan sebagai cara menghindari diri dari
Universitas Sumatera Utara
kewajiban atau tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat Siagian dan Suriadi, 2012: 134.
2.5 Kerangka Pemikiran