C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPParamarta Ciputat. Dari keseluruhan kelas VII yang terdiri dari 5 kelas
paralel, diambil dua kelas secara acak untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik ini digunakan agar setiap kelas dari seluruh populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Kemudian, dari dua kelas yang terpilih dilaksanakan undian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
dapat mewakili populasi tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil penelitian kedua kelompok dengan pemberian tes kemampuan berpikir kritis yang sama berupa tes essay, yang dilakukan pada akhir
pokok bahasan materi yang telah dipelajari. Tes tersebut diberikan pada kedua kelompok yang diberi pengajaran berbeda. Kelas eksperimen dengan metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS dan kelas kontrol dengan pembelajaran diskusi kelompok. Tes tertulis ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis matematika siswa dalam menjawab soal-soal yang diberikan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematika digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data kuantitatif. Tes ini disusun berdasarkan
rumusan indikator pembelajaran yang dituangkan dalam kisi-kisi tes dan tes ini diberikan kepada siswa sesudah pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. Bentuk tes yang digunakan adalah uraian essay. Tes bentuk uraian dipilih
karena dalam tes bentuk uraian proses berpikir, langkah-langkah pengerjaan, ketelitian, daya kreatif, pemahaman siswa, serta kemampuan komunikasi
matematis dapat dilihat. Sebelum pelaksanaan eksperimen dilakukan, terlebih dahulu instrumen tes diujicoba kepada siswa yang telah mendapatkan materi
tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari tes itu sendiri, yaitu
untuk melihat validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal.
1. Validitas Butir Soal
Suatu instrumen tes disebut valid absah atau sahih apabila alat evaluasi tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Cara
untuk menentukan tingkat index validitas adalah dengan menghitung koefisien kolerasi antara instrumen tes yang akan diketahui validitasnya
dengan alat ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang tinggi baik, sehingga hasil evaluasi yang digunakan dapat
mencerminkan kemampuan siswa sebenarnya. Terdapat beberapa cara untuk mencari koefisien validitas. Cara yang
akan dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Content Validity Ratio CVRyang dikemukakan olehLawshe.Untuk mengukur CVR,
sejumlah ahli panel diminta untuk memeriksa setiap butir soal pada instrumen pengukuran. Penskoran terdiri dari tiga alternatif, yaitu butir
soaltermasuk dalam kategori relevan, kurang relevan atau tidak relevan dengan domain yang diukur. Penskoran ini dilakukan terhadap semua
soal.Rumus CVR yang digunakanyaitu:
2
Keterangan: CVR = rasio validitas isi, jumlah
Ne = Jumlan panelis yang memberikan penilaian 3 pentingrelevan N = Jumlah semua panelis
Skor CVR pada tiap soalberkisar antara 1 hingga -1. Skor yang tinggi menunjukkan validitas konten yang lebih tinggi untuk butir soal
tersebut. Sebuah soal yang memiliki CVR=0 menunjukkan bahwa separuh
2
Wahyu Widhiarso, Prosedur Pengujian Validitas Isi melalui Indeks Rasio Validitas Isi CVR, diakses dari
https:blog.ugm.ac.id20100616prosedur-pengujian-validitas-isi-melalui- indeks-rasio-validitas-isi-cvr
, pada tanggal 27 April, pkl. 17:00 WIB