ditolak, kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar dengan TAPPS lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan diskusi kelompok.
b. Perbedaan Antar B Karena F
= 5,562 F
tab
= 3,99 maka H ditolak, artinya terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kritis antara siswa wanita dengan siswa pria. Uji satu arah untuk perbedaan antar B, dihitung dengan rumus: toB =
√ = 2,36 t-tab = t
0,05,64
= 1,67 atau H ditolak, kemampuan berpikir kritis
matematika siswa wanita lebih tinggi dari siswa pria. c. Perbedaan Antar Perbedaan Interaksi AB
Karena F = 2,936F
tab
= 3,99 maka H diterima, artinya tidak terdapat
pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
D. Pembahasan Penelitian
Temuan peneliti menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar menggunakan metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving TAPPS lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan diskusi kelompok. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan metode TAPPS dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Temuan peneliti tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS Terhadap Pemahaman Konsep Trigonometri Siswa Kelas X yang diteliti oleh
Marlani Alfanta. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa pemahaman konsep trigonometri siswa yang pembelajarannya menggunakan metode Thinking Aloud
Pair Problem Solving TAPPSlebih tinggi dari pada pemahaman konsep trigonometri siswa yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional.
Berikut adalah suasana kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS :
Gambar 4.8 Aktifitas Siswa Saat Melakukan Metode TAPPS dalam Peran ProblemSolver dan Listener
Gambar 4.8 memperlihatkan siswa sedang melakukan perannya sebagai problemsolver dan listener. Siswa yang bertugas sebagai problem solver sedang
menjelaskan cara penyelesaian soal kepada pasangannya listener, dan siswa yang bertugas sebagai listener menyimak apa yang dijelaskan listener, dan
memberi tahu problem solver bila ada kesalahan yang dilakukan problemsolver dalam menyelesaikan soal permasalahan tersebut.
Proses pembelajaran pada kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode diskusi kelompok, beberapa siswa terlihat pasif dan hanya
mendengarkan penjelasan dari teman kelompoknya saat menyelesaikan permasalahan. Hal ini mengakibatkan siswa kesulitan dalam mengolah
kemampuan berpikir kritis matematika.
Gambar 4.9 Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran dengan Metode Diskusi Kelompok