Berpikir kritis adalah bagian dari sebuah proses penalaran. Karena di dalam berpikir kritis terdapat sebuah kegiatan menghubungkan dan
mengevaluasi semua aspek dari sebuah situasi atau masalah, mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis informasi untuk menentukan sebuah
kesimpulan yang valid. Semua kegiatan dalam berpikir kritis memerlukan sebuah penalaran yang logis untuk menghasilkan sebuah tindakan yang tepat
dan sebuah kesimpulan yang masuk di akal. Hampir setiap orang yang bergelut dalam bidang berpikir kritis telah menghasilkan daftar keterampilan-
keterampilan berpikir yang mereka pandang sebagai landasan untuk berpikir kritis.
Berpikir kritis juga berkaitan erat dengan argumen, karena argumen sendiri adalah serangkaian pernyataan yang mengandung pernyataan
penarikan kesimpulan. Kesimpulan biasanya ditarik berdasarkan pernyataan- pernyataan yang diberikan sebelumnya atau yang disebut premis. Dalam
argumen yang valid sebuah kesimpulan harus ditarik secara logis dari premis- premis yang ada. Kemampuan-kemampuan berpikir kritis yang telah
disebutkan di atas merupakan awal yang baik dalam berpikir kritis dan dapat diterapkan oleh detiap siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang berpikir kritis yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis matematik
adalah proses berpikir untuk memenuhi jawaban dan mencapai pemahaman untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dan menjawab berbagai
persoalan matematika. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan
masalah, mengambil keputusan, menghubungkan, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis
yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat.
b. Indikator Berpikir Kritis Matematika
Kemampuan berpikir kritis setiap orang berbeda-beda.Oleh karena itu, diperlukan suatu indikator sehingga kita dapat menilai tingkat berpikir kritis
seseorang.Indikator-indikator dalam berpikir kritis dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Watson dan Glaser untuk menilai kemampuan
berpikir kritis dapat dilakukan dengan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah indikator,
6
yaitu : 1 Mengenal asumsi
2 Melakukan inferensi 3 Deduksi
4 Interpretasi 5 Mengevaluasi argumen
Rugeirro juga memberikan tiga buah indikator untuk penilaian kemampuan berpikir kritis, yaitu:
7
1 Investigasi yaitu menemukan bukti yang dapat menjawab pertanyaan tentang masalah yang sedang dibahas.
2 Interpretasi yaitu menemukan bukti atau fakta-fakta yang diperlukan. 3 Mengambil kesimpulan.
Menurut Beyer seperti yang dikutip Desmita, setidaknya terdapat 10 kecakapan berpikir kritis yang dapat digunakan peserta didik dalam
mengajukan argumentasi atau membuat pertimbangan yang absah valid, yaitu:
1 Keterampilan membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai yang sulit diverifikasi diuji kebenarannya.
2 Membedakan antara informasi, tuntutan atau alasan yang relevan dengan yang tidak relevan.
3 Menentukan kecermatan factual kebenaran dari suatu pernyataan. 4 Menentukan kredibilitas dapat dipercaya dari suatu sumber.
6
Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010,h. 65.
7
Vincent Ryan Ruggiero, Beyond Feelings a Guide to Critical Thinking, New York: The McGraw-Hill Companies, 2004, p.21.
5 Mengidentifikasi tuntutan atau argumen yang mendua. 6 Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.
7 Mendeteksi bias menemukan penyimpangan. 8 Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika.
9 Mengenali ketidakkonsistenan logika dalam suatu alur penalaran. 10 Menentukan kekuatan suatu argumen atau tuntutan.
Menurut Santrock untukberpikir secara kritis, untuk memecahkan setiap permasalahan atau mempelajari sejumlah pengetahuan baru, siswa
harus mengambil peran aktif di dalam belajar, yakni harus berupaya mengembangkan sejumlah proses berpikir aktif, diantaranya :
8
1 Mendengarkan secara seksama. 2 Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan.
3 Mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka. 4 Memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan.
5 Melakukan deduksi penalaran dari umum ke khusus. 6 Membedakan antara kesimpulan-kesimpulan yang valid dan yang tidak
valid secara logika. 7 Belajar bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi,
seperti “Apa intinya?”, “Apa yang Anda maksud dengan pertanyaan itu?”, dan “Mengapa?”.
Indikator berpikir kritis menurut Wade 1995,
9
yakni meliputi: 1 Kegiatan merumuskan pertanyaan,
2 Membatasi permasalahan, 3 Menguji data-data,
4 Menganalisis berbagai pendapat dan bisa, 5 Menghindari pertimbangan yang sangat emosional,
6 Menghindari penyederhanaanberlebihan, 7 Mempertimbangkan berbagai interpretasi; dan
8 Mentoleransi ambiguitas.
8
Desmita, op. cit., hal.156
9
Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis, Bandung, 2007, h.1.
Ennis mengelompokkan
berpikir kritis
dalam 5
kelompok keterampilan berpikir, yaitu :
10
1 Memberi penjelasan sederhana 2 Membangun keterampilan dasar
3 Menyimpulkan 4 Memberikan penjelasan lanjut
5 Mengatur strategi dan taktik Adapun penjelasannya lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan Berpikir Kritis Sub Keterampilan
1. Elementary Clarification
memberi penjelasan sederhana 1. Memfokuskan pertanyaan
2. Menganalisis argumen 3. Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang menantang
2. Basic Support
membangun keterampilan dasar 4. Mempertimbangkan
kredibilitas criteria suatu sumber
5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi 6.
Inference menyimpulkan
6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi 7. Membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil induksi
8. Membuatdan mempertimbangkan nilai
keputusan. 7.
Advanced Clarification membuat penjelasan lebih lanjut
9. Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan
keputusan 10. Mengidentifikasi asumsi
8. Strategy and Tactics
strategi dan taktik 11. Merumuskan suatu
tindakan
10
Dina Mayadiana S, KemampuanBerpikirKritis Matematika, Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009. hal.13
Selain itu, Ennis menyatakan bahwa ada enam elemen dasar dalam berpikir kritis yang dikenal dengan FRISCO Focus, Reason, Inference,
Situation, Clarity, Overview yaitu:
11
1 FocusFokus Hal pertama yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi
tertentu adalah mengidentifikasikansituasi atau masalah dengan baik. Untuk meyakinkan bahwa kita telah mengetahui dan memahami focus
dari situasi tertentu, kita dapat bertanya kepada diri sendiri “apa yang terjadi disini?”, “ada apa sebenernya disini?”. “semua ini mengenai
apa?”, “apa orang-orang mencoba untuk membuktikan?”, “apa saya mencoba untuk membuktikan?”. Indikator focusyang dimaksudkan
adalah siswa mampu menentukan konsep yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.
2 Reason Alasan Menurut Ennis untuk mendapatkan suatu alasan yang
mendukung, kita harus mencoba mencari gagasan yang baik. Selain itu, kita juga harus paham dengan alasan yang disampaikan untuk
mendukung kesimpulan dan memutuskan suatu argumen. Ketika sedang merumuskan argumen, kita harus menyampaikan
alasan. Pada saat kita membuat keputusan, sebaiknya kita mencari alasan yang mendukung dan melawan pro dan kontra atas keputusan kita
tersebut. Terkadang kita sedang menyelidiki sesuatu atau melakukan eksperimen tertentu, sebenarnya kita sedang mencari bukti, dan bukti
akan menjadi alasan dari kesimpulan kita. Akhirnya ketika kita mereview suatu argument, kita harus mengidentifikasi dan menilai keabsahan
alasan kita.Indikator reasonyang dimaksudkan adalah siswa mampu memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan.
3 Inference menarik kesimpulan Dalam penarikan kesimpulan, kita harus menilai apakah alasan
dapat diterima dan kita juga harus menilai apakah alasan itu cukup untuk
11
Amri, op.cit., h.64-65