Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas Kontrol

2 4 6 8 10 20 40 60 80 100 Fr e ku e n si Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

3. Tahapan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kemampuan berpikir kritis matematika dalam penelitian ini didasarkan pada enam indikator yaitu focus, reason, inference, situation, clarity, dan overview FRISCO.Skor kemampuan berpikir kritis matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditinjau dari indikator FRISCO disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.4 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Berdasarkan Indikator FRISCOKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No. Indikator Skor Ideal Eksperimen Kontrol Skor Siswa ̅ Skor Siswa ̅ 1. Focus 10 239 23,9 72,42 241 24,1 68,86 2. Reason 10 199 19,9 60,3 142 19,9 40,57 3. Inference 5 109 21,8 66,06 67 13,4 38,28 4. Situation 10 182 18,2 51,15 139 13,9 39,71 5. Clarity 5 119 23,8 72,12 94 18,8 53,71 6. Overview 5 106 21,2 64,24 78 15,6 44,57 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari indikator FRISCO.Setiap indikator FRISCO memiliki skor ideal yang berbeda- beda.Hal ini dikarenakan setiap indikator diwakilkan oleh jumlah soal yang berbeda pula. Untuk indikator focus, yaitu kemampuan siswa menentukan suatu konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan,diwakilkan oleh 2 soal dengan skor maksimum tiap soal adalah 5 sehingga skor ideal per siswa untuk indikator focus adalah 10, sedangkan skor ideal seluruh siswa adalah 10 x 33 siswa = 330 untuk kelas eksperimen dan 10 x 35 siswa = 350 untuk kelas kontrol. Untuk indikator lainnya sama dengan perhitungan indikator focus. Siswa yang mampu mencapai indikator focus pada kelas eksperimen sebesar 72,42 dari seluruh siswa sedangkan pada kelas kontrol lebih sedikit yaitu sebesar 68,86, artinya siswa pada kelas eksperimen lebih mampu menentukan suatu konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan. Untuk indikator reason,yaitu kemampuan siswa memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan, presentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 60,3, skor ini lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sebesar 40,57. Presentase skorrata-rata siswa kelas eksperimen untuk indikator inference sebesar 66,06, sedangkan kelas kontrol sebesar 38,28. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen untuk indikator inference, yaitu kemampuan membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara membuat langkah-langkah dalam penyelesaian lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Presentase skor rata-rata siswa untuk indikator situation, yaitu kemampuan menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika aplikasi, kelas eksperimen sebesar 51,15,sedangkan kelas kontrol sebesar 39,71.Untuk indikator clarity, yaitu kemampuan siswa memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep, kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari presentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 72,12, sedangkan kelas kontrol sebesar 53,71. Pada indikator overview kelas eksperimen juga mencapai presentase rata-rata skor yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu sebesar 64,24 sedangkan presentase skor kelas kontrol sebesar 44,57. Hal ini berarti bahwa kelas eksperimen lebih mampu mengecek apa yang telah ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari, dan disimpulkan. Secara visual presentase skor rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa berdasarkan indikator FRISCO kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram berikut ini: Gambar 4.4 Presentase Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Berdasarkan Indikator FRISCO Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

4. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Pria

Data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok pria dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan jumlah siswa pria sebanyak 33 orang memiliki nilai terendah 22 dan nilai tertinggi 82. Untuk lebih jelasnya, hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika kelompok pria disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut: 10 20 30 40 50 60 70 80 Focus Reason Inference Situation Clarity Overview Eksperimen Kontrol Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Pria No. Interval Frekuensi f i f fk 1 18 - 27 5 15.2 5 2 28 - 37 6 18.2 11 3 38 - 47 4 12.1 15 4 48 - 57 3 9.1 18 5 58 - 67 8 24.2 26 6 68 - 77 5 15.2 31 7 78 - 87 2 6.1 33 Jumlah 33 100.0 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 7 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 10. Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika nilai rata-rata kelompok pria adalah 50,38. Dari data tersebut terlihat bahwa sekitar 54,5 siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan rata-rata kelompok pria. Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kritis matematika kelompok pria pada pembelajaran matematika dapat dilihat pada histogram dan polygon frekuensi pada gambar 4.5

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE TAPPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

3 27 213

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Dengan Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps)

8 37 157

Pengaruh Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 25 Pamulang)

3 26 192

Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Berpikir Analitis Matematis Berdasarkan Level Kognitif Siswa Di Mts Hidayatul Umam

2 14 203

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA.

0 3 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENERAPAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DISERTAI HYPNOTEACHING (HYPNO-TAPPS.

7 24 42

STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KELANCARAN BERPROSEDUR DAN KOMPETENSI STRATEGIS MATEMATIS SISWA SMP.

2 8 62

PENGARUH STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHDAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP.

6 17 132

PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA - repository UPI T MAT 1103456 Title

0 0 4