UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
massa seperti ini disebut sebagai gel satu fase. Massa gel terdiri dari kelompok- kelompok partikel kecil yang berbeda, maka dikelompokkan sebagai sistem dua
fase dan sering disebut sebagai magma atau susu. Gel magma dianggap sebagai dispersi koloid oleh karena masing-masing mengandung partikel-partikel dengan
ukuran koloid Anwar, 2012. Gel adalah pembawa yang digunakan dengan tujuan pemberian obat pada
bagian mukosa, misalnya mata, hidung, vagina, dan pemberian melalui rektum Anwar, 2012.
2.5.2. Basis Gel dan Faktor yang Mempengaruhi Anwar, 2012
Gel sering digunakan dalam penghantaran obat yang mengandung polimer yang dapat menjerap sejumlah air yang dikenal dengan hidrogel. Penyerapan
cairan berlangsung melalui pengembangan.Hal ini diikuti dengan peningkatan volume dan membesarnya tekanan tekanan pembengkakan sampai 100 Mpa, 10
3
at, dan peristiwa tersebut berkaitan erat dengan dihasilkannya panas positif. Koloid linier yang digunakan untuk membentuk gel dapat mengembang tanpa
batas, artinya kondisi gel dapat diubah menjadi sol dengan penambahan pelarut yang lebih banyak. Dengan demikian jumlah air yang digunakan untuk
pengembangan sangat menentukan sifat rheology sediaan yang terbentuk. Komposisi sediaan gel umumnya terdiri dari komponen bahan yang dapat
mengembang dengan adanya air, humektan, dan pengawet, terkadang diperlukan bahan yang dapat meningkatkan penetrasi bahan berkhasiat.
Gel tautan-silang cross-link secara kimia Pada sistem ini, pemisahan fase makroskopik dicegah dengan adanya
tautan-silang, dan semakin tinggi densitasmassa jenis dari senyawa penaut-silang, maka semakin kecil kontraksi polimer dengan pelarut, dan gel yang terbentuk
semakin kuat.Kekuatan gel dapat diukur dengan Texture analyzer. Surfaktan ionik dapat terikat dengan polimer nonionik, sehingga cara yang
efektif untuk memasukkan muatan ke dalam gel polimer nonionik adalah dengan menambahkan surfaktan ionik. Karena muatan tersebut bergantung pada ikatan
kooperatif dari surfaktan pada rantai backbone polimer, maka pengembangan dari gel bergantung pada parameter yang mengendalikan ikatan pada surfaktan. Saat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
panjang rantai alkil pada surfaktan meningkat, afinitas ikatan pada polimer pun akan meningkat, se
hingga secara efektif meningkatkan „densitas muatan polimer‟. Derajat pengembangan secara langsung mempengaruhi pelepasan senyawa yang
bergabung dalam
gel cross-linked.
Sehingga dengan
meningkatkan pengembangan, difusi dari senyawa yang tergabung meningkat.
Gel yang terbentuk oleh polimer polisakarida Gel polisakarida bersifat temperature-reversible, terbentuk pada
konsentrasi polimer yang realtif rendah umumnya dari turunan selulosa, struktur gel dapat dibentuk pada konsentrasi antara 2-6. Gel polisakarida dapat dibentuk
dengan memodifikasi ikatan selang secara kimia, yang dipengaruhi oleh pH. Pembentuk Gel Alami
Pembentuk gel alami yang umum digunakan adalah xanthan gum, gellan gum, pectin, dan gelatin. Xanthan gum dan gellan gum adalah polisakarida
dengan berat molekul besar yang diperoleh dari fermentasi menggunakan mikroba. Larutan xanthan gum memliliki viskositas yang tinggi pada tekanan
geser shear rate yang rendah yang dapat menjaga partikel padat tetap tersuspensi dan mencegah emulsi mengalami koalesens. Gellan gum adalah pembentuk gel,
efektif pada penggunaan dengan jumlah yang sedikit, membentuk gel yang padat pada konsentrasi rendah.
Bahan tambahan lain 1.
Humektan Humektan digunakan sebagai pelembap pada kulit.Dengan penambahan
humektan dapat meminimalkan kehilangan air dan menyisakan lapisan film yang tidak membentuk kerak, dengan kata lain humektan berperan sebagai pelembap
pada kulit. Contoh aditif yang dapat ditambahkan untuk membantu menahan air meliputi:
a. Gliserol dalam konsentrasi 30.
b. Propilen glikol dalam konsentrasi sekitar 15.
c. Sorbitol dalam konsentrasi 3-15 Marriot, John F., et al., 2010.
2. Chelating agent
Bertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitive terhadap logam berat. Contohnya EDTA.