Homogenitas Pengukuran Derajat Keasaman pH

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.7 Kurva Daya Sebar Minggu ke-0 Tabel 4.12 Data Uji Daya Sebar Minggu ke-4 Suhu Ruang Berat Beban Luas Daya Sebar Minggu ke-4 Suhu Ruang cm 2 Krim Gel Salep 17 gram 8,04 ± 0,00 4,91 ± 0,39 6,02 ± 0,65 36 gram 12,56 ± 0,00 8,04 ± 0,29 7,07 ± 0,47 56 gram 15,90 ± 0,00 10,75 ± 0,33 8,72 ± 0,30 76 gram 18,85 ± 0,00 12,56 ± 0,36 10,36 ± 0,33 96 gram 21,23 ± 0,81 15,2 ± 0,40 11,53 ± 0,35 116 gram 23,75 ± 0,00 17,34 ± 0,42 12,35 ± 0,36 Tabel 4.13 Data Uji Daya Sebar Minggu ke-4 Suhu 40ºC Berat Beban Luas Daya Sebar Minggu ke-4 Suhu 40ºC cm 2 Krim Gel Salep 17 gram 7,71 ± 0,29 4,52 ± 0,00 5,04 ± 0,23 36 gram 11,53 ± 0,35 8,04 ± 0,29 6,01 ± 0,25 56 gram 14,74 ± 0,40 10,17 ± 0,33 6,45 ± 0,26 76 gram 17,59 ± 0,43 12,56 ± 0,00 7,22 ± 0,28 96 gram 19,89 ± 0,46 14,51 ± 0,00 7,71 ± 0,29 116 gram 22,33 ± 0,48 16,61 ± 0,41 8,72 ± 0,30 Berdasarkan perbandingan daya sebar ketiga jenis sediaan pada minggu ke-0 dan minggu ke-4 pada suhu ruang dan suhu 40ºC, didapatkan hasil bahwa sediaan gel, pada minggu ke-0 memiliki daya sebar yang paling kecil dibanding 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 20 40 60 80 100 120 Lu as Day a S e b ar cm 2 Beban gram Krim Gel Salep UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sediaan krim dan salep. Hal ini dikarenakan sediaan gel merupakan suatu sediaan dengan kekentalan yang lebih besar dibandingkan krim dan salep.Hasil pada minggu ke-4 suhu ruang dan suhu 40ºC menunjukkan bahwa sediaan salep memiliki daya sebar yang paling kecil dibanding sediaan krim dan gel.Hal ini dikarenakan adanya pemisahan pada sediaan salep sehingga mempengaruhi daya sebar sediaan. Data pengukuran daya sebar dapat dilihat pada lampiran 8.

4.4.5. Sentrifugasi

Hasil uji sentrifugasi pada sediaan krim dan gel tidak terjadi pemisahan.Hal ini menunjukkan bahwa sediaan krim dan gel stabil.Namun pada sediaan salep, terjadi pemisahan setelah dilakukan penyimpanan selama 4 minggu pada suhu ruang dan suhu 40ºC.Hal ini menunjukkan bahwa sediaan salep tidak stabil, baik pada suhu ruang maupun pada suhu 40ºC. Pada pengujian ini, sediaan mengalami gaya sentrifugasi sehingga menyebabkan terjadinya pemisahan fase karena perbedaan densitas. Fase air yang memiliki densitas yang lebih besar dari fase minyak akan mengendap lebih dulu sehingga berada pada dasar wadah. Fase minyak yang memiliki densitas yang lebih kecil akan berada pada bagian atas Hadyanti, 2008. Tabel 4.14 Hasil Uji Sentrifugasi Waktu Uji Krim Gel Salep Minggu ke-0 Cycling test

Dokumen yang terkait

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Evaluasi Daya Penetrasi Etil p-Metoksisinamat Hasil Isolasi dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) pada Sediaan Salep, Krim, dan Gel

18 117 119

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Melalui Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

1 18 111

Uji Stabilitas Kimia Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dalam Sediaan Setengah Padat

0 30 87

Penggunaan Etil-p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) sebagai anti Ketombe dalam Sampo Krim Cair.

0 2 7

EFEK SENYAWA P-METOKSI SINAMAT ETIL ESTER KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA LINN) SEBAGAI ANTIINFLAMASI.

0 0 10

Pengaruh Suhu Pada Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga Linn) Terhadap Kadar Etil -p- Metoksisinamat Yang Diterapkan Secara Spektrofotodensitometri - Ubaya Repository

0 0 1

Pengaruh Konsentrasi Etanol Sebagai Pelarut Pada Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L.) Terhadap Kadar Etil -p- Metoksisinamat Yang Ditetapkan Secara Spektrofotodensitometri - Ubaya Repository

0 0 1