Kandungan Kimia Tumbuhan Kencur

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar. Keuntungan ekstraksi dengan cara maserasi adalah pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana, sedangkan kerugiannya yakni cara pengerjaannya lama, membutuhkan pelarut yang banyak dan penyarian kurang sempurna. Dalammaserasiuntukekstrakcairan, serbuk halus atau kasar dari tumbuhan obatyang kontakdenganpelarut disimpan dalam wadahtertutupuntukperiode tertentudengan pengadukan yang sering, sampai zat tertentu dapat terlarut.Metode inipaling cocokdigunakan untuk senyawa yang termolabil Tiwari, et al., 2011. Modifikasi metode maserasi: 1. Modifikasi maserasi melingkar. 2. Modifikasi maserasi digesti. 3. Modifikasi maserasi melingkar bertingkat. 4. Modifikasi remaserasi. 5. Modifikasi dengan mesin pengaduk. Keuntungan metode maserasi: 1. Peralatannya sederhana. 2. Dapat digunakan untuk zat yang tahan dan tidak tahan pemanasan. 3. Zat warna mengandung gugus-gugus yang tidak stabil mudah menguap seperti ester dan eter tidak akan rusak atau menguap karena berlangsung pada konndisi dingin. Kerugian metode maserasi: 1. Waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama. 2. Cairan penyari yang digunakan lebih banyak. 3. Tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin. 2. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai penyarian sempurna exhaustive extraction yang umunya dilakukan pada temperatur ruang. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali dari bahan Ditjen POM, 2000.

2.2.2.2. Ekstraksi Cara Panas

1. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi mengunakan pelarut yang selalu baru, dengan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik Ditjen POM, 2000. 2. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik Ditjen POM, 2000. 3. Infusa Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90 C selama 15 menit. Infusa adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur penangas air di mana bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur yang digunakan 96-98 C selama waktu tertentu 15-20 menit Ditjen POM, 2000. Cara ini menghasilkanlarutan encerdarikomponen yang mudah larutdarisimplisia Tiwari, et al., 2011. 4. Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥30 o C dan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000.Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 30 menit.Metodeini digunakanuntuk ekstraksikonstituen yang larut dalam airdan konstituen yang stabil terhadap panas dengan caradirebusdalam airselama 15menit Tiwari, et al., 2011. 5. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur lebih tinggi dari temperatur suhu kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C Ditjen POM, 2000. Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinyu pada temperatur lebih tinggi dari temperatur ruang umumnya 25-30 o C.Iniadalah jenis

Dokumen yang terkait

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Evaluasi Daya Penetrasi Etil p-Metoksisinamat Hasil Isolasi dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) pada Sediaan Salep, Krim, dan Gel

18 117 119

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Melalui Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

1 18 111

Uji Stabilitas Kimia Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dalam Sediaan Setengah Padat

0 30 87

Penggunaan Etil-p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) sebagai anti Ketombe dalam Sampo Krim Cair.

0 2 7

EFEK SENYAWA P-METOKSI SINAMAT ETIL ESTER KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA LINN) SEBAGAI ANTIINFLAMASI.

0 0 10

Pengaruh Suhu Pada Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga Linn) Terhadap Kadar Etil -p- Metoksisinamat Yang Diterapkan Secara Spektrofotodensitometri - Ubaya Repository

0 0 1

Pengaruh Konsentrasi Etanol Sebagai Pelarut Pada Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L.) Terhadap Kadar Etil -p- Metoksisinamat Yang Ditetapkan Secara Spektrofotodensitometri - Ubaya Repository

0 0 1