UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sediaan krim dan salep. Hal ini dikarenakan sediaan gel merupakan suatu sediaan dengan kekentalan yang lebih besar dibandingkan krim dan salep.Hasil pada
minggu ke-4 suhu ruang dan suhu 40ºC menunjukkan bahwa sediaan salep memiliki daya sebar yang paling kecil dibanding sediaan krim dan gel.Hal ini
dikarenakan adanya pemisahan pada sediaan salep sehingga mempengaruhi daya sebar sediaan.
Data pengukuran daya sebar dapat dilihat pada lampiran 8.
4.4.5. Sentrifugasi
Hasil uji sentrifugasi pada sediaan krim dan gel tidak terjadi pemisahan.Hal ini menunjukkan bahwa sediaan krim dan gel stabil.Namun pada
sediaan salep, terjadi pemisahan setelah dilakukan penyimpanan selama 4 minggu pada suhu ruang dan suhu 40ºC.Hal ini menunjukkan bahwa sediaan salep tidak
stabil, baik pada suhu ruang maupun pada suhu 40ºC. Pada pengujian ini, sediaan mengalami gaya sentrifugasi sehingga
menyebabkan terjadinya pemisahan fase karena perbedaan densitas. Fase air yang memiliki densitas yang lebih besar dari fase minyak akan mengendap lebih dulu
sehingga berada pada dasar wadah. Fase minyak yang memiliki densitas yang lebih kecil akan berada pada bagian atas Hadyanti, 2008.
Tabel 4.14 Hasil Uji Sentrifugasi Waktu
Uji Krim
Gel Salep
Minggu ke-0
Cycling test
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Minggu ke-4
suhu ruang
Minggu ke-4
suhu 40ºC
4.4.6. Viskositas dan Sifat Alir
Pada penelitian ini, pengukuran viskositas sediaan krim menggunakan spindel R6, sedangkan untuk sediaan gel dan salep menggunakan spindel
R7.Pengukuran viskositas pada ketiga sediaan ini dilakukan dengan kecepatan 60 rpm pada minggu ke-0 dan pada minggu ke-4 setelah disimpan pada suhu ruang
dan suhu 40ºC. Tabel 4.15Hasil Uji Viskositas
Waktu Hasil cPs
Krim Gel
Salep
Minggu ke-0 7400
27000 10800
Minggu ke-4 suhu ruang 7200
26800 20900
Minggu ke-4 suhu 40ºC 7500
27300 21400
Dari hasil pengukuran didapatkan perbedaan viskositas antara sediaan pada minggu ke-0 dan pada sediaan yang telah disimpan selama 4 minggu pada
suhu ruang dan suhu 40ºC. Hasil pengukuran viskositas pada ketiga sediaan menunjukkan bahwa gel
memiliki viskositas tertinggi dibandingkan sediaan krim dan salep.Hal ini disebabkan oleh penggunaan karbopol sebagai gelling agent yang diketahui
bersifat cukup kental dan lengket.Selain itu, berdasarkan hasil pengukuran viskositas tersebut, menunjukkan bahwa viskositas sediaan dipengaruhi oleh suhu
dan lama penyimpanan. Data pengukuran viskositas dapat dilihat pada lampiran 9.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.8 Kurva Sifat Alir Krim
Gambar 4.9 Kurva Sifat Alir Gel
Gambar 4.10 Kurva Sifat Alir Salep Kurva sifat alir yang terbentuk pada ketiga sediaan menunjukkan sifat
aliran plastis tiksotropik.Hal ini terlihat bahwa kurva menurun sediaan ada di
50 100
150 200
250
10 20
30 40
50 60
70
K ecepa
ta n
p u
ta r
rpm
torque
50 100
150 200
250
10 20
30 40
50 60
70
k ec
epa ta
n pu
ta r
rpm
torque
50 100
150 200
250
20 40
60 80
100 K
ecepa ta
n p
u ta
r rpm
torque
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebelah kiri kurva menaik. Menurut Martin et al. 1993, sifat alir yang diharapkan dari suatu sediaan setengah padat adalah tiksotropik, karena sediaan
setengah padat diharapkan mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah pada saat penyimpanan, namun saat diberi gaya, dapat dengan mudah dituang dan mudah
tersebar. Kurva aliran plastis tidak melalui titi 0,0 tapi memotong sumbu tegangan
geser, yang dalam hal ini torque akan memotong, jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu pada suatu titik tertentu yang dikenal
sebagai yield value.
4.4.7. Cycling Test
Tabel 4.16 Hasil Cycling Test Jenis Sediaan
Sebelum Cycling test Sesudah Cycling test
Krim
Gel
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Salep
4.4.7.1.Krim
Sebelum dilakukan cycling test, dilakukan pemeriksaan secara organoleptis dan dilakukan uji sentrifugasi pada sediaan krim.Secara organoleptis,
sediaan krim berwarna kuning,berbau alkohol, dan dari hasil uji sentrifugasi sebelum cycling test tidak terdapat pemisahan.Setelah dilakukan cycling test
selama 12 hari 6 siklus, secara organoleptis terjadi perubahan terhadap sediaan krim, yaitu terjadi perubahan warna dari kuning menjadi kuning kehijauan,
sedangkan dari hasil sentrifugasi tidak terdapat pemisahan.
4.4.7.2.Gel
Sebelum dilakukan cycling test, dilakukan pemeriksaan secara organoleptis dan dilakukan uji sentrifugasi pada sediaan gel. Secara organoleptis,
sediaan gel berwarna kuning pucat, berbau alkohol, dan dari hasil uji sentrifugasi sebelum cycling test tidak terdapat pemisahan. Setelah dilakukan cycling test
selama 12 hari 6 siklus, baik secara organoleptis maupun dari hasil sentrifugasi tidak terjadi perubahan terhadap sediaan gel.Hal ini menunjukkan bahwa sediaan
gel ini stabil.
4.4.7.3.Salep
Sebelum dilakukan cycling test, dilakukan pemeriksaan secara organoleptis dan dilakukan uji sentrifugasi pada sediaan salep.Secara
organoleptis, sediaan salep berwarna kuning, bau basis salep, dan dari hasil uji sentrifugasi sebelum cycling test tidak terdapat pemisahan.Setelah dilakukan
cycling test selama 12 hari 6 siklus, terjadi perubahan terhadap sediaan salep, yaitu terjadi perubahan warna dari kuning menjadi kuning pekat.Selain itu dari