Eksipien dalam Sediaan Salep

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5 Mudah larut pada konsentrasi yang dibutuhkan. 6 Kompatibel dengan senyawa-senyawa yang ada pada wadah kemasan. 7 Bebas dari bau yang tidak sedap. 8 Tidak toksik pada konsentrasi yang dibutuhkan sebagai antimikroba. 9 Tidak menyebabkan iritasi dan tidak menimbulkan sensitivitas pada konsentrasi yang digunakan. c. Humektan Humektan dapat ditambahkan pada sediaan setengah padat untuk mengurangi penguapan air, baik dari kemasan produk saat penutupan dibuka atau dari permukaan kulit setelah aplikasi. Contoh humektan antara lain gliserol dalam konsentrasi ≤30, p ropilen glikol dalam konsentrasi 15, sorbitol dalam konsentrasi 3-15.

2.7. Stabilitas dan Uji Kestabilan Sediaan

Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang diterapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian produk Djajadisastra, 2004. Ketidakstabilan fisika dari sediaan ditandai dengan adanya perubahan warna, timbul bau, pengendapan suspensi atau caking, perubahan konsistensi dan perubahan fisik lainnya.Nilai kestabilan suatu sediaan farmasetika atau kosmetik dalam waktu yang singkat dapat diperoleh dengan melakukan uji stabilitas dipercepat. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dalam waktu sesingkat mungkin dengan cara menyimpan sampel pada kondisi yang dirancang untuk mempercepat terjadinya perubahan yang biasa terjadi pada kondisi normal. Jika hasil pengujian suatu sediaan pada uji dipercepat diperoleh hasil yang stabil, hal itu menunjukkan bahwa sediaan tersebut stabil pada penyimpanan suhu kamar selama setahun.Pengujian yang dilakukan pada uji dipercepat yaitu cycling test.Uji ini merupakan simulasi adanya perubahan suhu setiap tahun bahkan setiap harinya selama penyimpanan produk Djajadisastra, 2004. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Parameter-parameter yang digunakan dalam uji kestabilan fisik adalah: 1. Organoleptis atau penampilan fisik Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengamati adanya perubahan bentuk, kejernihan, timbulnya bau atau tidak dan perubahan warna. 2. Viskositas Secara umum kenaikan viskositas dapat meningkatkan kestabilan sediaan. 3. Pemeriksaan pH Sediaan setengah padat sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika pH terlalu basa akan menyebabkan kulit yang bersisik, sedangkan jika pH terlalu asam maka akan menimbulkan iritasi kulit.

2.8. Formulasi Sediaan Setengah padat

2.8.1. Setil Alkohol

Gambar 2.3 Struktur Setil Alkohol [Rowe et al., 2009] Nama lain dari setil alkohol di antaranyaalcohol cetylicus, avol, palmityl alcohol, dan lain-lain.Setil alkohol merupakan serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih; bau khas lemah; rasa lemah. Setil alkohol memiliki titik lebur 45- 52 ° C, mudah larut dalam etanol 95 dan eter, kelarutan meningkat dengan kenaikan suhu, praktis tidak larut dalam air. Bercampur ketika dilebur bersama dengan lemak, paraffin padat atau cair, dan isopropil miristat. Penggunaan setil alkohol pada sediaan farmasi sangat luas, yaitu sebagai coating agent; emulsifying agent 2-5; stiffening agent 2-10; emolien 2- 5; dan sebagai water absorption 5. Setil alkohol stabil dengan adanya asam, basa, cahaya, dan udara; tidak menjadi tengik.Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang kering dan sejuk.Inkompatibel dengan oksidator kuat Rowe et al., 2009. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.2. Isopropil Miristat

Gambar 2.4 Struktur Isopropil Miristat Nama lain dari isopropil miristat di antaranya estol IPM, stepan IPM, asam tetradekanoat, dan lain-lain.Isopropil miristat jernih, tidak berwarna, partis tidak berbau. Larut dalam aseton, kloroform, etanol 95, etil asetat, lemak, fatty alcohols, fixed oil, hidrokarbon cair, toluen dan wax. Melarutkan banyak wax, kolesterol, atau lanolin.Praktis tidak larut dalam gliserin, glikol, dan air.Isopropil miristat berfungsi sebagai emolien, oleaginous vehicle, penetran kulit, dan sebagai pelarut.Dalam sediaan topikal pada krim dan lotion, isopropil miristat digunakan dalam konsentrasi 1-10 Rowe et al., 2009. Isopropil miristat resisten terhadap oksidasi dan hidrolisis, dan tidak menjadi tengik.Isopropil miristat sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering dan terlindung dari cahaya.Ketika isopropil miristat berhubungan dengan karet, terjadi penurunan viskositas dengan pembengkakan yang bersamaan dan karet terdisolusi sebagian; kontak dengan plastik, seperti nilon dan polietilen, dapat menyebabkan pembengkakan.Isopropil miristat inkompatibel dengan paraffin keras, menghasilkan campuran granular, dan inkompatibel dengan oksidator kuat Rowe et al., 2009.

2.8.3. Asam Stearat

Gambar 2.5 Struktur Asam Stearat Nama lain dari asam stearat di antaranyaacidum stearicum, cetylacetic acid, hystrene, dan lain-lain.Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat, C 18 H 36 O 2 dan asam heksadekanoat, C 16 H3 2 O 2 Ditjen POM, 1979. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asam stearat berbentuk serbuk putih keras, putih atau kuning pucat, agak mengkilap, kristal padat atau putih atau kekuningan; sedikit berbau; dan mirip lemak lilin. Asam stearat memiliki titik leleh 69-70ºC Rowe et al., 2009.Asam stearat praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol 95, dalam dua bagian kloroform, dan dalam tiga bagian eter Ditjen POM, 1979.Selain itu asam stearat juga mudah larut dalam benzene, karbon tetraklorida; larut dalam heksana dan propilen glikol Rowe et al., 2009. Dalam sediaan topikal, asam stearat dapat digunakan sebagai emulsifying agent dan solubilizing agent.Dalam salep dan krim, asam stearat digunakan dengan konsentrasi 1-20.Asam stearat stabil dan bisa ditambahkan antioksidan, sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik, di tempat yang sejuk dan kering.Inkompatibel terhadap logam hidroksida, basa, reduktor, dan oksidator Rowe et al., 2009.

2.8.4. Trietanolamin TEA

Gambar 2.6 Struktur Trietanolamin Nama lain TEA di antaranya tealan, trihydroxytriethylamine, trolaminum, dan lain-lain. TEA merupakan cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat; bau lemah mirip amoniak; higroskopik.TEA memiliki titik leleh 20-21ºC, mudah larut dalam air dan dalam etanol 95; larut dalam kloroform.Pada suhu 20ºC, bercampur dengan aseton, dengan karbon tetraklorida, dengan metanol, dan dengan air; larut dalam 24 bagian benzene dan dalam 63 bagian etil eter Rowe et al., 2009. TEA berfungsi sebagai alkalizing agent dan emulsifying agent.TEA akan bereaksi dengan asam mineral membentuk garam kristal dan ester. TEA akan membentuk garam yang larut dalam air dan memiliki karakteristik sabun dengan asam lemak yang lebih tinggi. TEA juga akan bereaksi dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tembagamembentuk garam kompleks.Selain itu TEA juga dapat bereaksi dengan reagen seperti tionil klorida untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen, hasil reaksi ini sangat beracun.TEA dapat berubah coklat pada paparan udara dan cahaya.85 trietanolamin cenderung terstratifikasi dibawah 15ºC, dapat homogen dengan pemanasan kembali sebelum digunakan untuk pencampuran.Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering Rowe et al., 2009.

2.8.5. Minyak Zaitun

Nama lainminyak zaitun atau olive oildi antaranyagomenoleo oil, olea europaea oil, oleum olivae, dan lain-lain. Olive oil merupakan cairan berminyak yang jernih, tidak berwarna atau kuning transparan.Olive oil sedikit larut dalam etanol 95, larut dengan eter, kloroform, light petroleum 50-70ºC, dan karbon disulfida.Olive oil berfungsi sebagai oleaginous vehicle Rowe et al., 2009. Ketika didinginkan, olive oil menjadi keruh pada suhu sekitar 10ºC, dan seperti mentega pada suhu 0ºC.olive oil sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan kering, dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Olive oil dapat disaponifikasi oleh hidroksida alkali.Karena mengandung proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi, olive oil rawan teroksidasi dan inkompatibel dengan oksidator Rowe et al., 2009.

2.8.6. Propilen Glikol

Gambar 2.7 Struktur Propilen Glikol Nama lain propilen glikol di antaranya metil glikol, metil etilen glikol, propana-1,2-diol, dan lain-lain. Propilen glikol merupakan cairan jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau manis, rasa sedikit tajam mirip gliserin.Propilen glikol memiliki titik leleh -59ºC. Larut dalam aseton, kloroform, etanol 95, gliserin, dan air; larut pada 1 dari 6 bagian dari eter, tidak larut

Dokumen yang terkait

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Evaluasi Daya Penetrasi Etil p-Metoksisinamat Hasil Isolasi dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) pada Sediaan Salep, Krim, dan Gel

18 117 119

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Melalui Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

1 18 111

Uji Stabilitas Kimia Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dalam Sediaan Setengah Padat

0 30 87

Penggunaan Etil-p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) sebagai anti Ketombe dalam Sampo Krim Cair.

0 2 7

EFEK SENYAWA P-METOKSI SINAMAT ETIL ESTER KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA LINN) SEBAGAI ANTIINFLAMASI.

0 0 10

Pengaruh Suhu Pada Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga Linn) Terhadap Kadar Etil -p- Metoksisinamat Yang Diterapkan Secara Spektrofotodensitometri - Ubaya Repository

0 0 1

Pengaruh Konsentrasi Etanol Sebagai Pelarut Pada Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L.) Terhadap Kadar Etil -p- Metoksisinamat Yang Ditetapkan Secara Spektrofotodensitometri - Ubaya Repository

0 0 1