UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
hasil sentrifugasi terdapat pemisahan pada sediaan salep.Hal ini menunjukkan
bahwa sediaan salep tidak stabil.
4.4.8. Pengukuran Diameter Globul Rata-rata Sediaan Krim
Pengukuran diameter globul rata-rata krim menggunakan mikroskop Olympus DX 1x71 agar terlihat lebih jelas.
Setelah dilakukan pengukuran diameter globul rata-rata, menunjukkan bahwa ukuran globul rata-rata sediaan krim pada minggu ke-0, minggu ke-4 suhu
ruang, minggu ke-4 suhu 40ºC, dan setelah cycling test secara berturut-turut adalah 12,15; 14,43; 15,77; dan 9,77 µm. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa ukuran globul telah memenuhi persyaratan ukuran diameter sesuai dengan literatur yaitu dalam kisaran 0,5-50 µm untuk emulsi keruh yang
lebih besar dibandingkan mikroemulsi dengan ukuran diameter globul 0,01-0,08 µm Riskiana, 2004.Namun, adanya perubahan pada ukuran globul tersebut
menunjukkan bahwa sediaan tidak stabil.Perubahan ukuran globul ini dapat menyebabkan koalesen sehingga sediaan menjadi tidak stabil jika disimpan dalam
waktu yang lama. Bentuk dan ukuran globul dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
terjadi selama proses pembuatan sediaan seperti pengadukan atau pencampuran dan juga dipengaruhi oleh jumlah emulgator yang digunakan. Pada sediaan krim
ini, terbentuknya globul dipengaruhi oleh proses pencampuran dalam pembuatan sediaan.Data pengukuran diameter globul rata-rata dapat dilihat pada lampiran 10.
Gambar 4.11 Globul Minggu ke-0
Gambar 4.12 Globul Setelah Cycling Test
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.13 Globul Minggu ke-4 suhu ruang
Gambar 4.14 Globul Minggu ke-4 suhu 40ºC
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian evaluasi stabilitas fisik yang dilakukan pada sediaan krim, gel, dan salep pada minggu ke-0 dan minggu ke-4 pada suhu ruang
dan suhu 40ºC, dapat disimpulkan bahwa sediaan gel yang mengandung EPMS dari rimpang kencur Kaempferian galanga L. merupakan sediaan yang paling
stabil karena dari hasil evaluasi stabilitas fisik menunjukkan stabilitas fisik yang paling baik, dengan karakteristik sediaan berwarna kuning kehijauan, berbau
alkohol, homogen, memiliki pH sebesar 6,448; viskositas 27000 cPs; daya sebar gel dengan slope 0,0912 cm
2
gram. Sifat alir sediaan adalah aliran plastis tiksotropik.
5.2. Saran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui aktivitas
sediaan sebagai antiinflamasi. 2.
Perlu dilakukan pengujian pengaruh konsentrasi EPMS terhadap stabilitas sediaan.
3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan sifat fisik pada ketiga sediaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2005. Farmasetika Cetakan III. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Anief, Moh. 2007. Farmasetika Cetakan IV. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Ansel, Horward C. 2011.
Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems 9
th
edition. Philadelphia: Lippincot Williams Wilkins. Anwar, Effionora. 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi: Karakteristik dan
Aplikasi. Jakarta: Dian Rakyat. Aulton, M., E. 1994. Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design 2nd
Edition. Churcil : Livingstone. Barus, Rosbina. 2009. Amidasi Etil p-Metoksi Sinamat yang Diisolasi dari Kencur
Kaempferia galanga Linn. Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
69