Stabilitas Sediaan Krim Evaluasi Mutu Sediaan Krim
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Pengawet
Gel memiliki kandungan air lebih tinggi dari salep atau pasta dan ini membuat mereka rentan terhadap kontaminasi mikroba. Pengunaan pengawet
biasanya disesuaikan dengan gelling agent yang digunakan, sesuai dengan tabel berikut Marriot, John F., et al., 2010:
Tabel 2.1 Pengawet Sediaan Gel
Choice of Preservative to be Used in Gel Preservative
Gelling Agent
Benzalkonium chloride 0,01 wv Hypromellose
Methylcellulose Benzoic acid 0,2
Alginates Pectin provided the products is acidic
in nature
Chlorhexidine acetate 0,02 Polyvinyl alcohols
Chlorocresol 0,1-0,1 Alginates
Pectin provided the products is acidic in nature
Methylpropyl hydroxybenzoates 0,02- 0,3
Activity is increased if used in combination.
Propylene glycol 10 has been shown to potentiate the antimicrobial
activity Carbomer
Carmellose sodium Hypromellose
Pectin Sodium alginate
Tragacanth
Phenylmercuric nitrate 0,001 Methylcellulose
[Sumber: Marriot, John F., et al., 2010]
4. Enhancer peningkat penetrasi
Enhancer adalah senyawa yang digunakan untuk meningkatkan jumlah dan jenis zat aktif yang dapat masuk menembus stratum korneum dari kulit.
Enhancer untuk sediaan setengah padat harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Bersifat inert secara farmakologis terhadap tubuh, baik lokal maupun
sistemik. b.
Tidak mengiritasi ataupun menyebabkan alergi. c.
Harus bekerja dengan cepat dan memiliki onset yang dapat diperkirakan.
d. Aktivitas dan durasinya harus bisa diperkirakan.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Saat enhancer tidak ada lagi di kulit, sifat barrier kulit harus segera
kembali normal secara sempurna. f.
Harus bekerja hanya satu arah, yaitu hanya membuat obat dapat masuk, tidak membuat senyawa di dalam kulit keluar.
g. Harus kompatible dengan zat aktif dan zat lain dalam sediaan dan
meningkatkan kelarutan zat aktif dalam formulasinya. h.
Harus dapat diterima secara kosmetologis, tidak berbau dan tidak berwarna.
Enhancer peningkat penetrasi berinteraksi dengan intrasel dari lapisan kulit melalui berbagai cara, seperti fluidisasi, polarisasi, pemisahan fase, atau
ekstraksi lipid. Selain itu juga membentuk vakuola di dalam korneosit, dan mendenaturasi keratin.
Contoh peningkat penetrasi adalah air, alkohol, lemak alkohol, glikol, dan surfaktan.