Kegunaan Gel Lachman L,et al., 1989

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6.2. Penggunaan Salep

Salep pada prinsipnya digunakan untuk terapi lokal.Berbagai macam salep dipakai untuk melindungi kulit atau untuk mengobati penyakit kulit yang akut maupun kronis.Pada sediaan semacam itu, diharapkan adanya penetrasi ke dalam lapisan kulit teratas agar dapat memberikan efek penyembuhan. Salep dibuat untuk menjaga pengobatan dalam memperpanjang kontak dengan kulit yang memiliki daya yang dapat meningkatkan dan memperlambat pelepasan dari zat aktif.Basis hidrokarbon digunakan terutama karena efek emolliennya dan sulit dicuci air.Basis ini tidak mengering dan tidak berubah secara signifikan pada penyimpanan yang lama.

2.6.3. Karakteristik Salep

Salep tidak boleh berbau tengik, kecuali dinyatakan kadar lain bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau obat narkotik adalah 10. Salep harus homogen dan ditentukan dengan cara salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen Anief, 2000.

2.6.4. Eksipien dalam Sediaan Salep

Basis dapat pula dikatakan eksipien bahan tambahan utama pada salep dan eksipien salep sendiri adalah bahan tambahan pendukung dari salep seperti humektan, pengawet, dan sebagainya. Secara umum eksipien pada salep dibagi dalam dua bagian: 1. Eksipien Utama Salep Basis Salep Pemilihan basis salep yang tepat juga diperlukan untuk formulasi sehingga didapatkan sifat yang paling diharapkan dalam salep tersebut.Pemilihan basis salep tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi.Dalam beberapa hal perlu menggunakan basis salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam basis salep hidrokarbon daripada basis salep yang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam basis salep yang mengandung air. a. Basis Salep Hidrokarbon Basis golongan ini bersifat lemak dan bebas air. Preparat yang mengandung air masih dapat diberikan namun dalam jumlah yang relatif kecil, bila berlebihan akan sulit bercampur dengan minyak. Basis salep hidrokarbon memiliki waktu bertahan pada kulit.Basis salep ini cenderung stabil dan tidak dipengaruhi oleh waktu. Basis salep hidrokarbon digolongkan sebagai basis berminyak bersama dengan basis salep yang terbuat dari minyak nabati atau hewani.Sifat minyak yang dominan pada basis hidrokarbon menyebabkan basis ini sulit tercuci oleh air dan tidak terabsorbsi oleh kulit.Sifat minyak yang hampir anhidrat juga menguntungkan karena memberikan kestabilan optimum pada beberapa zat aktif seperti antibiotik.Basis ini dapat digunakan sebagai penutup oklusif yang menghambat penguapan kelembaban secara normal dari kulit.Basis ini juga mampu meningkatkan hidrasi pada kulit.Sifat-sifat tersebut sangat menguntungkan karena mampu mempertahankan kelembaban kulit sehingga basis ini juga memiliki sifat moisturizer dan emollient. Kelemahan basis hidrokarbon yaitu sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta sulit tercuci oleh air sehingga sulit dibersihkan dari permukaan kulit.Hal ini menyebabkan penerimaan pasien yang rendah terhadap basis hidrokarbon jika dibandingkan dengan basis yang menggunakan emulsi seperti krim dan lotion. b. Basis Absorpsi Basis golongan ini merupakan basis salep yang memungkinkan penambahan sedikit larutan berair ke dalamnya.Basis ini dibentuk dengan penambahan zat-zat yang dapat bercampur dengan hidrokarbon dan zat-zat yang memiliki gugus polar.Seperti halnya basis berlemak, basis absorpsi tidak mudah tercuci oleh air. Basis absorpsi ini dapat dibedakan menjadi 2 tipe.Pertama, basis yang memungkinkan penambahan larutan berair sebelum basis terbentuk.Artinya,

Dokumen yang terkait

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Evaluasi Daya Penetrasi Etil p-Metoksisinamat Hasil Isolasi dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) pada Sediaan Salep, Krim, dan Gel

18 117 119

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Melalui Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

1 18 111

Uji Stabilitas Kimia Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dalam Sediaan Setengah Padat

0 30 87

Penggunaan Etil-p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) sebagai anti Ketombe dalam Sampo Krim Cair.

0 2 7

EFEK SENYAWA P-METOKSI SINAMAT ETIL ESTER KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA LINN) SEBAGAI ANTIINFLAMASI.

0 0 10

Pengaruh Suhu Pada Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga Linn) Terhadap Kadar Etil -p- Metoksisinamat Yang Diterapkan Secara Spektrofotodensitometri - Ubaya Repository

0 0 1

Pengaruh Konsentrasi Etanol Sebagai Pelarut Pada Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L.) Terhadap Kadar Etil -p- Metoksisinamat Yang Ditetapkan Secara Spektrofotodensitometri - Ubaya Repository

0 0 1